Qonita kembali menangis sesenggukan di samping ranjang Fatimah. Kini ia tengah membacakan kisah Para Sahabat untuk Ummanya.
Seperti biasa, Qonita akan membacakan beragam kisah Para Sahabat dan hari ini ia menceritakan kisah Khalifah Umar bin Khatab ra.
Umar bin Khatab adalah pria pemberani, bengis, kejam dan disegani. Dan ia adalah seseorang yang sangat berbahaya untuk dakwah Rasulullah kala itu. Karena Umar sangat menjunjung tinggi agama nenek moyangnya.
Suatu hari dengan pedang terhunus Umar berjalan menuju tempat berkumpulnya Rasulullah dan Para Sahabat. Melihat wajahnya yang beringas dan mata yang nyalang orang lain bisa tahu jika Umar akan membunuh seseorang dengan pedang tajamnya saat itu juga.
Ditengah perjalanannya menuju tempat Rasulullah Umar bertemu dengan Nu'aim bin Abdillah. Dengan hati-hati Nu'aim bertanya pada Umar.
"Hendak kemana wahai engkau Umar?"
"Saya mencari orang yang telah memecah-belah persatuan kaum Quraisy dan menghina para pemimpinnya. Ia telah menghina dan mencaci-maki berhala kita. Saya akan membunuhnya."
Ucap Umar penuh kemarahan.Nu'aim bin Abdillah kemudian berkata. "Batalkan niat jahatmu itu, percuma saja kamu mencarinya kesana."
Setelah mendengar itu tentu saja Umar sangat marah pada Nu'aim. Umar mengira Nu'aim adalah salah satu pengikut Muhammad karena itu ia dengan cepat menghunus pedangnya. Umar akan membunuh pria yang membuatnya murka ini terlebih dahulu sebelum Muhammad.
Melihat bahaya yang mengancamnya, Nu'aim berusaha meredakan amarah Umar.
"Wahai Umar kamu tidak perlu membunuh Muhammad. Ketahuilah adikmu sendiri (Fatimah binti Khatab) dan suaminya (Said bin Zaid) telah menjadi pengikut Muhammad dan meninggalakan agama nenek moyangmu."
Umar seketika terkejut mendengar apa yang dikatakan Nu'aim. Apa benar adik kandungnya sendiri dan iparnya telah masuk Islam?
Amarah Umar langsung memuncak, ia bergegas pergi menuju rumah iparnya yang telah menjadi pengikut Muhammad.
Ketika sampai di rumah adiknya, Umar mendengar lantunan ayat suci Al quran yang sedang di bacakan oleh Khabab pada Fatimah dan suaminya. Mendengar itu Umar semakin percaya dengan apa yang baru saja ia ketahui.
Umar langsung mendobrak pintu rumah adiknya kasar dan semua orang yang ada di dalam sana terkejut melihat kedatangan Umar yang tiba-tiba dan tak terduga.
Khabab langsung melompat ke sudut ruangan, bersembunyi karena takut Umar akan membunuhnya.
Sementara Fatimah dengan cepat menyembunyikan Mushaf Al quran.
Dengan suara lantang Umar bertanya pada adiknya. "Apa yang tengah kau baca tadi?!"
Fatimah merasakan ketakutan yang luar biasa, ia tidak tahu harus menjawab apa. Melihat itu Umar semakin marah ketika adik iparnya hanya diam. Tidak berbicara sepatah katapun.
Umar lalu memukul suami adiknya,
Said bin Zaid. Ia membanting adik iparnya dan menginjak-injak dadanya.Tidak tega melihat suaminya dipukuli oleh Umar Fatimah akhirnya memberanikan diri untuk menolong suaminya. Hingga pukulan Umar yang sebenarnya ditujukan untuk Said bin Zaid mengenai wajah Fatimah hingga berdarah.
Umar terkejut. Merasa kasihan melihat adiknya yang merintih kesakitan dan menangis tersedu-sedu. Umar kemudian dengan lembut meminta agar Fatimah mau menyerahkan lembaran-lembaran Al quran yang ada digenggamannya.
Fatimah langsung menolak, takut jika lembaran-lembaran itu akan dirobek atau dibakar oleh Umar.
Karena terus-menerus dipaksa, Fatimah akhirnya menyerahkan lembaran-lembaran tersebut. Umar kemudian membaca tulisan yang terdapat pada Mushaf Al quran yang ada ditangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
CAHAYA
SpirituálníApakah aku bisa kembali? Akankah ada yang bisa mengembalikan semuanya seperti semula? ~Alqonita Fatin~ Serahkan semua padaNya ~.....~