13

174 27 0
                                    

Seorang siswa laki-laki dengan langkah cepat menelusuri lorong sekolah. Ia yang tergolong tampan tentu selalu dilirik siswi perempuan di sekolahnya. Bahkan tidak hanya lirikan, godaanpun senantiasa ia dapati. Tapi ia sama sekali tidak pernah menghiraukan pandangan kagum yang mereka berikan, ia hanya peduli pada seseorang. Seseorang yang kini menghilang.

Sekarang adalah istirahat jam kedua, tadi pagi ia terlambat datang ke sekolah, sehingga tujuan awalnya belum sempat ia lakukan.

Dan disinilah ia sekarang, berhadapan dengan salah satu siswi di sekolahnya yang ia tahu adalah sahabat satu-satunya dari seseorang yang ia cari.

"Nama gue Reno."

Ia memulai percakapan dengan mengulurkan tangannya. Gadis didepannya masih diam. Ia memperhatikan wajah siswa didepannya. Laki-laki itu, Zahra ingat sekarang siswa di depannya ini adalah orang yang sama saat dirinya di toko buku bersama Qonita. Mengingat nama Qonita,  Zahra sangat merindukan sahabat irit bicaranya itu.

"Zahra."
Ia menyatukan kedua tangannya didepan dada dan mengangguk sopan.

Reno yang melihat itu mengerutkan dahi. Perempuan aneh.

"Bisa kita ngomong bentar?"

Zahra yang mendengar permintaan itu dian sejenak, Apa mereka saling mengenal? Zahra menggeleng cepat, tentu saja tidak. Bisa dilihat laki-laki bernama Reno ini mengenalkan dirinya barusan.

"Baiklah, di sana saja."
Zahra menunjuk sebuah tempat duduk panjang.

"Nggak bisa, ini penting. Ini menyangkut Qonita. Gue tahu dia dimana sekarang."

Zahra yang mendengar itu langsung mendongak. Terkejut.

"Apa kamu benar-benar  tahu dimana Qonita?"

"Gue nggak bohong, tapi kita nggak bisa ngomongin ini disini."

Mendengar itu Zahra mengangguk paham. Ia dan Reno kini berjalan beriringan. Mereka sudah sepakat akan berbicara di perpustakaan. Karena disana merupakan tempat yang tenang dan nyaman untuk bicara.

Banyak siswa-siswi menatap heran pada mereka. Pasalnya mereka tidak pernah terdengar dekat sebelumnya. Gosip pun tidak ada, biasanya jika ada murid yang dekat atau berpacaran, sudah pasti akan jadi buah bibir disekolah. Reno, salah satu siswa tampan disekolah, cukup banyak yang mengenalnya  karena ia merupakan salah satu pemain basket di SMAN 05 dengan Zahra siswi baru.

Reno yang memang tidak peka akan hal itu berjalan cepat seperti biasa.
Zahrapun sama, dirinya juga tidak mengerti dengan tatapan yang diberikan orang-orang. Ia hanya diam dan menunduk.

Zahra mengambil napas, mencoba mengimbangi langkah Reno yang sangat cepat dan terkesan tergesa-gesa.

Rara menatap nyalang pada Zahra. Dadanya naik turun, ia telah lama mengincar Reno. Tapi tidak pernah di tanggapi olehnya. Enak saja murid cupu seperti Zahra mengambil incarannya. Rara mengeram marah
menatap ke arah mereka.

Awas saja.

Rara membisikkan sesuatu pada dayang-dayangnya dan sesuatu itu membuat mereka kompak menyeringai menyeramkan.

                *****
"Sekarang Qonita dimana? Apa dia diculik? Dia baik-baik sajakan? Kamu ketemu dia dimana?"
Tanya Zahra tak sabaran.

"Dengerin gue dulu."

Reno diam sejenak, terlihat menimang-nimang.
"Lo tau dia punya masalah apa?"

Zahra reflek menggeleng.
"Nggak tahu, emangnya
kamu tahu apa? Tadi kamu bilang kamu tahu Qonita dimana."

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang