18

167 21 0
                                    

"Mulai hari ini kau akan menjadi sekretarisku."

Kalimat pria didepannya ini membuat Qonita semakin bingung.
Sekretaris?

"Maaf, sepertinya Anda Salah."
Qonita membuka suara dengan nada formal.

"Bukankah kau yang diminta Jack menemuiku?"

Qonita mengangguk sopan, mengiyakan perkataan Daniel.
"Tapi saya di tawarkan menjadi seorang model, bukan sekretaris."

Tak tampak sedikitpun keraguan dalam diri Qonita dan tentu itu membuat Daniel menatapnya dengan sebelah alis terangkat.

Jika perempuan lain yang bertemu dengannya bisa dipastikan perempuan itu akan bertekuk lutut pada Daniel, memenuhi apapun titah pria berkuasa itu. Sedangkan gadis di depannya ini, menatapnya dengan pandangan biasa saja? Really? Oh itu membuat harga diri Daniel yang selalu ia banggakan selama ini jatuh.

"Apa kau lebih memilih menjadi seorang model dari pada sekretarisku?" Daniel bertanya seakan tidak percaya. "Kau pasti tahu jika gaji seorang sekretaris lebih besar."

"Apa Anda akan langsung menerima saya?"

Qonita merasa aneh dengan pria yang merupakan owner perusahaan besar didepannya ini. Bagaimana mungkin dirinya akan sangat mudah diterima sebagai sekretaris sedangkan ia sama sekali tidak membawa apa-apa? Jangankan surat tentang lamaran kerja. Mengisi formulir identitas saja belum ia lakukan. Tapi pria bernama Daniel ini justru langsung menyuruhnya bekerja? Setahunya sangat sulit untuk mendapatkan posisi penting itu.

"Tentu saja."

"Saya sama sekali belum mengajukan apapun. Bahkan Anda sendiri belum tahu riwayat pendidikan saya."

Alis Daniel kembali terangkat. Apa gadis cantik didepannya ini bercanda dengannya? Ia bahkan sudah sangat baik langsung menerimanya sebagai sekretaris. Ya, walau diakuinya itu karena paras dan tubuh Qonita yang sangat menawan.

"Tidak masalah, aku sendiri yang akan mengajarkanmu tentang semuanya. Dan kau harus bekerja ekstra untuk itu." Daniel tersenyum miring. Ia akan menaklukan gadis cantik untuk kesekian kalinya.

"Maaf, sepertinya saya tidak bisa."

Qonita rasa ia tidak bisa bekerja ditempat ini. Ia sendiri tidak yakin dengan dirinya. Mana mungkin ia akan menjadi seorang sekretaris jika dia sama sekali tidak pernah menempuh pendidikan itu. Terlebih pria didepannya ini terlihat berbahaya.

Daniel yang mendengar perkataan Qonita terkejut. Ia sama sekali tidak pernah dibantah selama ini karena semua yang ia inginkan selalu terpenuhi. Sungguh perkataan gadis yang namanya saja belum ia ketahui, melukai harga dirinya sebagai seorang pria.

"Apa kau menolakku?!"
Daniel menatap Qonita dengan tajam.

Qonita yang mendengar itupun semakin heran. Perkataan Daniel, seperti orang yang tengah menahan amarah.

"Saya tidak menolak Anda, hanya saja sepertinya saya tidak cocok bekerja disini."

Qonita berdiri dari duduknya. Ia melangkah menuju pintu untuk keluar. Baru saja ia ingin membuka handle pintu dan beberapa langkah lagi akan benar-benar keluar dari ruangan itu, namun gerakannya terhenti karena ucapan Daniel.

"Tapi jika kau lebih memilih menjadi seorang model. Aku akan tetap menerimamu."
Kali ini Daniel mulai bisa mengontrol emosinya. Tapi dalam kalimatnya terdapat penekanan yang tak terbantahkan yang didengar oleh Qonita.

Qonita sama sekali tidak berbalik,
tubuhnya masih membelakangi Daniel. Dan senyum sinis terbit di wajahnya.

"Saya tidak tertarik."
Qonita menarik handle pintu dan benar-benar keluar dari ruangan itu.

CAHAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang