"Udahan belum Drey?" Alsa bertanya pada Audrey apakah temannya itu telah selesai makan atau belum sembari menyudahi altivitasnya bermain ponsel.
Audrey kemudian mengangguk, mengambil es teh manis nya yang tersisa sedikit untuk kemudian ia teguk sampai habis membuat Alif yang masih berada di sampingnya menggeleng-gelengkan kepala.
Alsa lalu tersenyum, bangun dari duduk nya dan mengajak Audrey ke kelas barunya. "Ayok Drey, ke kelas lo. Istirahat masih lima belas menit lagi ini" ajak Alsa. "Lo, Alif. Jangan ikut ya, ini about woman" Alsa mengedipkan satu matanya sambil menunjuk ke arah Alif yang juga telah selesai menghabiskan brownies pemberian Rachel.
"Yee siapa juga yang mau ikut girls time. Udah ah gue pengen ke kamar mandi. Boker sambil ML-an" jawab Alif dengan kedua alis mengangkat lalu ikut bangun dari duduk dan berjalan meninggalkan mereka duluan.
Sepanjang perjalanan menuju kelas, mereka habiskan hanya untuk membicarakan kasus Audrey dan Disty tadi pagi. Dari cacian Audrey untuk cewek itu dan betapa Audrey sebenarnya tak terlalu memusingkan lagi karena menurutnya itu merupakan hal biasa—walaupun sampai sekarang ia masih merasa jongkol.
Tak sedikit juga saat mereka berdua berjalan banyak yang menyapa Audrey untuk sekedar menegur atau berkenalan padanya, tapi cewek itu hanya tersenyum singkat, miring dan angkuh sebagai jawavab karena ia tak mengenal mereka semua.
Alsa menyikut lengan Audrey, "Famous kaya nya lo Drey"
Akan tetapi, ketika mereka telah tiba didepan kelas, Audrey dibuat muak oleh pemandangan di hadapan kelas nya ini. Ia berdecak sambil memutarkan kedua bola matanya malas.
"Drama queen dan king eh?" Audrey bertanya dengan menyindir pada Alsa, namun justru orang dihadapannya yang merasa panas.
Cowok sinting pelukan kok depan kelas. Childdis abis. Batin Audrey ketika melihat pemandangan yang menurutnya menjijikan. Dua orang yang telah membuat hari pertama sekolah nya terkena sial, dari adu bacot hingga terpeleset itu saat ini sedang berpelukan mesra.
"Minggir dong!" Audrey kini meminta mereka untuk agak menyingkir karena mereka menghadangnya didepan kelas. Tetapi, Disty yang mendengar itu tak terima dan segera melepas rekuhannya pada cowok gila menurut Audrey itu dan kemudian mendorong tubuh Audrey hingga badannya mundur ke belakang.
Lonte.
"Sabar Drey" merasa sepeeti mendengar suara hati Audrey, Alsa yang berada dibelakangnya ini pun berusaha untuk menyabarkan dirinya sembari menepuk-nepuk punggung temannya itu.
Anjir emang ini Bitch. Segala sumpah serapahnya ia kemukakan dalam protes batin tanpa ingin ia keluarkan karena terlalu malas untuk membuat kekacauan lagi.
Minta gue gampar ya!.
"Ganggu aja lo! Luke, ayo kita pindah di tempat yang sepi" Disty menyahut membuat Audrey merenyitkan dahinya.
Berekspetasi terlalu tinggi mungkin, harapan Disty yang menarik tangan Lucas agar cowok itu mengikutinya justru langsung mendapat tepisan keras membuat Audrey dan Alsa tertawa pelan mengejek.
"Apa-apansih lo!" Lucas melayangkan protes pada Disty membuat tawa Audrey terhenti, dan digantikan ia yang kemudian melebarkan matanya kaget karena tangan kanannya yang tiba-tiba digenggam oleh Lucas.
What the fucking hell!.
"Kita udah putus." Jawab Lucas melihat ke arah Disty kemudian menggenggam tangan Audrey dan menunjukannya pada mantannya ini. "Dan dia, cewek gue sekarang!"
"WHAT—" Maupun Disty, Audrey, Alsa hingga teman-tema Disty yang berada di belakang pemimpinnya itu sekarang terpengarah kaget.
Dan seakan tak perduli oleh tatapan penuh kaget dari semua orang, Lucas justru menarik Audrey menerobos kerumunan murid yang menjadikannya bahan perbincangan untuk menuju toilet, niat awalnya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO CARES?
Jugendliteratur#WATTYS2019 [SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jika yang kalian harapkan adalah ketika seorang laki-laki yang menjadi pusat perhatian bertemu perempuan anggun yang terbuai bujuk gombalnya, maaf, karena ini bukan cerita seperti it...