"Kenyang?"
Lucas memperhatikan Audrey sembari melipat kedua tangannya di dada. Cewek itu kini sedang lahap memakan sisa potongan demi potongan ayam dihadapannya itu membuat Lucas tanpa sadar terus memperhatikannya.
Audrey pun mengangguk kecil membalas perkataan Lucas tersebut. Sambil mulut dan tangannya sibuk mengunyah dan menyuir tipis-tipis daging ayam tepung itu sebelum dimasukan kedalam mulutnya.
"Lo makan lama amat sih,"
"Ya abis enak gimana dong?" Audrey menjawab tanpa perduli tatapan dari Lucas. "Lo gak makan apa? enak tau." katanya.
"Gak ah, mending gue makan mie entar."
Audrey mencebik, "Dasar tolol. Mie kan gak sehat kalau dimakan rutin, terus kalau nanti lo mampus gimana?" tanya nya basa-basi.
"Ya bodoamat. Ujung-ujungnya manusia bakalan mati kan?" Lucas menjawab santai, lalu menutup kepalanya dengan tudung hoodie yang saat ini ia kenakan.
"Morons," jawab Audrey sembari melempari Lucas suwiran ayam yang membuat cowok itu risih dan berdecak, "Bisa diem gak, kalo gak gue tinggal nih."
"Lo bego."
"Brisik deh lo,"
"Lucas—"
Sebelum menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba ponsel milik Lucas yang cowok itu letakan di atas meja bergetar, tanda panggilan masuk membuat Audrey mendekatkan diri untuk melihat nama yang tertera pada ponsel itu, agar ia bisa tahu siapa yang menghubungi Lucas dan mengurungkan niat melanjutkan ucapannya.
Papa. Bokapnya?
"Luke, bokap lo tuh," sahut Audrey,
"Hmm,"
Setelah itu, Audrey pun kini memilih bangun bediri untuk membersihkan tangannya menuju westafel, meninggalkan cowok itu sendirian hingga suara ponsel itu berhenti namun tak berselang lama panggilan selanjutnya berbunyi kembali, membuat Lucas yang sedang memejamkan matanya dibalik kupluk hoodienya itu berdecak dan langsung melihat siapa yang kembali menelpon dirinya.
"Ck. Hallo," jawabnya tahu siapa yang menelponnya.
"Lucas! kamu dimana? ini sudah maghrib dan kamu belum pulang juga!. Kemana kamu? keluarga Alfachandra sebentar lagi akan datang kesini, dan kamu belum pulang? kamu mencoba menghindar?! pulang sekarang! papa tunggu kamu sampai jam delapan, kalau belum papa suruh orang suruhan papa untuk paksa kamu pulang!"
Lucas yang mendengar itu lagi-lagi hanya menghela napasnya gusar, sembari memejamkan matanya menikmati suara menjengkelkan itu dari ujung sana, enggan menjawab sebelum pidato Papa nya itu selesai.
Sekarang, ia mampu mendengar suara helaan napas kesal dari balik telepon, ketika itu, Lucas kemudian baru menjawab, "Lagian Papa gak akan tau Lucas dimana." Singkatnya, dan langsung memutuskan hubungan sepihak yang kebetulan bersamaan dengan datangnya Audrey dari westafel.
"Udah?" tanya Lucas yang dijawab anggukan oleh Audrey.
"Yauda ayo," jawabnya kemudian bangkit berdiri, melepas hoodie nya dan melemparkannya kasar kepada Audrey yang bisa menangkapnya kemudian mengikuti cowok itu dari belakang.
Sesaat ia keluar dari restoran tempat saji itu, ponsel Lucas kembali berbunyi, kali ini bukan panggilan masuk dari papanya, tetapi dua pesan masuk dari dua orang berbeda yang efeknya mampu membuat Lucas cepat menoleh pada Audrey dan dengan cekatan menggenggam tangan perempuan itu erat.
Aditya:
Zidni disini. Dia tau lo bawa Audrey Luke. Jaga-jaga cewek itu dalam bahaya.Zidni:
Oh berani bawa bayaran taruhan? boleh juga. Cantik. Kenalin ya, lo kalah, dia gue pake. See you boy!
![](https://img.wattpad.com/cover/128939389-288-k983608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO CARES?
Teen Fiction#WATTYS2019 [SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jika yang kalian harapkan adalah ketika seorang laki-laki yang menjadi pusat perhatian bertemu perempuan anggun yang terbuai bujuk gombalnya, maaf, karena ini bukan cerita seperti it...