Berbeda dengan suasana kelas yang cukup sepi dan tenang, ketika ia baru saja keluar dan melangkahkan kaki dikoridor, sorak suara dari beberapa murid yang sudah mengerubungi tepi lapangan mendominasi telinganya.
Audrey dengan cepat mempercepat langkahnya kemudian, rasa penasaran yang sudah membumbung tinggi membuat ia dengan paksa meneroboskan diri diantara kerumunan hingga posisinya berada pada jarak aman dimana ia mampu melihat pertandingan basket dadakan dengan jelas dari tepi sana.
Lucas bermain dengan indah. Membuat Audrey tak sadar menarik bibirnya keatas. Lelaki itu tampak keren ketika sedang men-driblle bola basket nya dengan cekatan, menyela-nyela para lawannya yang berusaha memblokade langkahnya hingga cowok itu kini berada di tepi ring basket, dan dengan kilat, Lucas mampu melakukan light up hingga ia berhasil mencetak poin.
Suara-suara kemudian bertambah heboh ketika Lucas berhasil memasukan bola ke dalam ring. Cowok itu kini sedang saling ber-toss ria bersama satu timnya kilat, Audrey mampu melihat bahwa Daren dan Adit nampak gemas karena masih sempat mengacak-acak rambut yang dibiarkan berantakan milik Lucas membuat lelaki itu semakin merunduk karenanya namun dengan cepat kembali berlari lagi.
Audrey melipat kedua tangannya setelah ia mengikat hoodie milik Alif yang ternyata memiliki lambang bola basket kecil dibagian dada nya dan inisial A itu di pinggang lalu menyenderkan badannya pada pohon besar persis disampingnya. Nampaknya cewek itu sangat asik menikmati jalannya pertandingan hingga tak sadar bahwa ada seseorang disampingnya yang sedari tadi memanggili namanya.
"WOY!"
Audrey terjengit, ia lalu menoleh sembari melebarkan matanya kaget. "Fuck you."
"Butuh gue bawain korek kuping dari rumah? budi banget si lo" Alsa berucap sembari mengemut permen kaki kesukaannya. Pasti dari kantin.
"Gue bisa beli pabrik korek kuping sendiri!" Audrey menjawab ketus, lalu kembali beralih tanpa memerdulikan Alsa disampingnya yang terkekeh dan ikut melihat pertandingan.
Menurut kabar yang Audrey tahu dari berbagai sumber acak, pertandingan ini sebetulnya diadakan secara mendadak dalam rangka hanyalah latihan biasa menuju turnamen—ketika proposal yang diajukan telah mendapat persetujuan dari kepala sekolah.
Para pemain basket—tidak selalu basket memang, tepat nya berbagai macam ekstrakulikuler yang ada—ketika akan tanding besar, biasanya memang akan meluangkan waktu kosong mereka untuk berlatih random seperti ini ketika mendekati hari H.
Biasanya, anak-anak hanya sedikit yang diizinkan melihat, malah pernah tidak ada yang melihat sama sekali. Tapi, karena latihan saat ini bertabrakan pas dengan jadwal para guru yang sedang sibuk-sibuknya rapat, jadilah semua kelas free dan mendapat izin untuk bisa melihat tanding latihan basket seperti ini.
Audrey tak dapat menampik jika Lucas terlihat cool disana. Permainannya yang cekatan dan lincah membuat Audrey diam-diam mengakui bahwa Lucas memang patut dijadikan kapten basket putra.
"Lucas cakep ya," tiba-tiba, Alsa berceletuk seperti itu, sontak membuat Audrey menoleh pada Alsa, mengangkat satu alisnya kemudian bergumam munafik, "Biasa aja."
Alsa berdecak mengejek, "Bisa-bisa nya lo sekarang bilang biasa aja, tau gitu ngapain ikut nonton?"
"Emang bener kok, lagipula karna ini basket makanya gue mau nonton."
"Kalo liat apa yang bakal dilakuin ade kelas abis ini juga lo kicep."
"Emang nya pada ngapain?" tanya Audrey tak mengerti.
Alsa mengembangkan senyum asam nya "Liat aja nanti yah," ujar Alsa enggan memberitahu apa yang akan terjadi.
Audrey merenyitkan keningnya. Masih tidak paham atas apa yang barusan temannya itu sampaikan. Sebetulnya ia juga tidak perduli sih, tapi ada rasa penasaran disana.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHO CARES?
Fiksi Remaja#WATTYS2019 [SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jika yang kalian harapkan adalah ketika seorang laki-laki yang menjadi pusat perhatian bertemu perempuan anggun yang terbuai bujuk gombalnya, maaf, karena ini bukan cerita seperti it...