this Audrey!⬆
Audrey melangkah pelan setelah turun dari motor Lucas, dengan lelaki itu yang kini berjalan di depannya, memasuki rumah bernuasa modern ini dengan tenang.
Suasana dirumah Lucas yang kebanyakan didominasi berwarna abu-abu dan putih gading ini sangatlah sepi, hanya suara gemericik air dari kolam ikan kecil yang berada di sudut rumah ini yang menemani sepinya.
"Dimana Sandra?" Audrey memecahkan keheningan yang ada dirumah ini. "Dikamar kayanya," jawab cowok itu tanpa menatap Audrey dan terus melangkah.
Audrey lalu hanya mengangguk kecil, "Duduk disitu aja, gue panggilin Sandra bentar," ajak Lucas, menyuruh Audrey untuk duduk di salah satu sofa ruang tamu yang sama warnanya dengan dinding di hadapannya, abu-abu.
Tak lama, langkah Lucas sudah tak terdengar, Audrey sendirian sekarang, berada didalam rumah sebesar ini dengan hanya suara gemericik air yang berasal dari kolam membuat kakinya gatal dan ingin melihat. Audrey lalu bangkit dari duduknya, berniat menghampiri kolam ikan itu dan melihat seberapa banyak ikan yang berada disana.
Kakinya dengan tak sungkan melangkah begitu saja, menuju gemericik air sebelum menemukan sudut yang berisi banyak kumpulan foto berfigura di dinding dan di atas meja kayu berwarna putih disana.
Langkah kakinya terhenti sebentar, ia amat tertarik dengan foto-foto itu. Satu foto keluarga berukuran amat besar terpasang dinding dengan figura simple sebaris dengan meja dibawahnya. Berisikan empat anggota keluarga yang sedang tersenyum ke arah kamera. Dua orang yang nampak lebih tua duduk di kursi dengan anggun dan kedua anak lelaki dan perempuan yang lebih muda berada di belakang mereka.
Audrey mampu menebak siapa saja mereka. Lelaki yang dibelakang seorang perempuan pastilah Lucas, sebelahnya adalah Sandra, dan dua orang dihadapan mereka adalah orang tuanya.
Audrey tersenyum kecut melihat foto itu, alih-alih merasa bahagia, ia justru merasa iri melihat aura bahagia didalam foto itu. Yang mana, belum pernah ia lakukan bersama Amora dan keluarganya. Sekarang, atau mungkin selamanya.
Matanya lalu menelisik lebih dalam ke foto-foto lainnya yang nampak berderet teratur dengan berfigura lebih kecil di atas meja. Yang kebanyakan didomniasi oleh foto Lucas dan Sandra.
Ia memperhatikannya satu-satu, semua terasa wajar dengan berbagai pose dan keadaan yang berbeda-beda, sebelum akhirnya satu foto mengusik pandangannya. Dimana berisikan enam orang anak lelaki memakai pakaian olahraga basket yang saling merangkul berlatar sebuah taman terpampang disana.
Audrey merenyitkan alisnya, awalnya, ia hanya bisa menebak satu lelaki yang nampak mencolok diantara yang lainnya yang ia tebak adalah Lucas. Namun, ketika matanya menelisik lebih dalam, seseorang disamping Lucas seketika membuat akal sehatnya berkelabut kesana-kemari. Ketika melihat anak lelaki itu, tampak dengan seorang anak lelaki yang cukup ia kenali.
Gak mungkin. Audrey merapalkan kata itu berulang kali dalam hati. Pikirannya terus-menerus meyakinkan bahwa itu hanya sekedar mirip, bukan satu orang yang sama.
"DOR!" alangkah terkejutnya Audrey hingga bergeridik pelan ketika dari belakang seseorang mengagetinya dengan keras.
Audrey lalu berbalik, merasa ingin mencaci maki orang itu namun batal. Karena ketika mulutnya baru terbuka, ia secara tersadar mengetaui siapa yang mengagetinya, dan membatalkan melontarkan makian itu ketika melihat segaris cengir kuda dihadapannya.
"Kak Audrey ya?" Sandra sangat antusias melihat Audrey dihadapannya. Seperti jatuh cinta pada pandangan pertama, Sandra begitu saja langsung menyukai rambut Audrey yang panjang dan amat terawat itu karena matanya tak pernah lepas dan sesekali melirik ke arah rambut Audrey. Oke, ingatkan dia untuk menanyakan apa rahasia menjaga rambut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO CARES?
Teen Fiction#WATTYS2019 [SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jika yang kalian harapkan adalah ketika seorang laki-laki yang menjadi pusat perhatian bertemu perempuan anggun yang terbuai bujuk gombalnya, maaf, karena ini bukan cerita seperti it...