Prolog•

646 35 3
                                        

"Drey, nyalain lampu nya."

"Lo nyari apa sih?"

"Udah nyalain aja gue nemu ini!"

"Oke!."

02-04-2008
Hallo.. Nama aku Audrey, Audrey Seraphine. Sekarang aku duduk di kelas 3. aku senang sekali loh karena aku akhirnya dapat peringkat 5 hihihi... (ups) aku gak mau ketawa ah, soal nya kalau aku ketawa gigi ku yang ompong bakalan kelihatan. Jadi aku malu, tapi aku seneng, aku mau ketawa, jangan ngetawain aku ya kalau aku nyengir hehehe...

Aku adalah anak Mama dan Papa. Aku sayang mereka kalau kalian tau!. Papa sama Mama itu Insya Allah pasangan dunia akhirat. Kalau kata Bu Guru begitu, aku harus doain mereka biar kompak jagain aku dunia akhirat hehehe biar aku masuk surga.

Aku tinggal dirumah, kalau sekolah aku naik delman istimewa tapi aku gak duduk di muka, aku duduk di kursi hehe. Aku udah bisa masak lohhh, tadi pagi aku masak naget hebat nya naget buatan ku berubah jadi warna item!. Kalau kata mama, itu perubahan kimia, tapi aku gak tau kimia itu siapa aku tau nya Kak Mia, kakak kelas ku di sekolah dan aku juga kaget kenapa naget ku bisa berubah jadi kimia. Aku bingung.

Kalian tau enggak, kemarin Boni mati. Aku sedih banget, adik aku yang namanya Mora juga lebih sedih, dia nangis dan bilang Boni jadi hantu, aku takut. Emang iya Bu Guru?.

Cita-cita aku itu pengen jadi tukang ikan. Soal nya kata mama ikan itu bikin aku pinter. Asik kan kalau aku jadi tukang ikan, aku bisa makan ikan yang banyak jadi aku bisa lebih pinter-pinter-pinter!.

Tapi aku juga pengen jadi Doraemon. Karena kalau aku jadi dia, aku punya apa aja dan semua keinginan aku jadi terwujud. Aku pengen juga temenan sama Nobita dan Sizuka, aku suka Sizuka, karena dia cantik kaya orang Jepang. Tapi aku gak mau temenan sama Suneo sama Jayen, mereka itu jahat. Aku gak suka orang jahat karena itu gak baik.

Aku suka makan udang, aku juga suka cokelat, kalo papa aku abis dari luar negeri, aku suka di kasih oleh-oleh cokelat yang banyak pokoknya i love yu coklatt. Pinter kan bahasa ingris aku? hehehehehe

Udah ya segitu aja, aku capek nulis nya temen-temen yang denger cerita aku. Bu Guru, ini tugas ku. Menceritakan tentang aku. Kasih aku bintang lima yaaa biar papa seneng dan beliin Boni buat aku yang baruuuu!

Kecup manis, Udel Cantik!.

"Drey! Kok lo nangis?"
"Audrey, hey halloooo?"

"Matiin lagi lampu nya deh, gue jelek kalau lagi nangis."

Seketika gelap. Hening. Dan berubah dengan hanya ada suara isakan yang menggema menghiasi penjuru ruangan ini.

"Drey?" tanya dia.

Entahlah, gue juga bingung, rasa nya sakit kalau kenang masa laluapalagi kalau itu kenangan manis yang berubah jadi pahit, pahit banget .

"Bisa tinggalin gue sendiri?" pinta ku setelah tanpa sadar sudah tersorog di lantai sambil tangan ku yang memegang secarik kertas dengan sebuah nilai bertinta merah yang hampir memudar di pojok kanan nya.

"Lo bisa cerita kalau lo mau Drey," ucapLeo yang hanya bisa aku lihat bayang-bayang wajah nya tanpa jelas karena gelap. Aku malu, aku malu sejak beberapa waktu sekarang ketika seseorang dengan terus terang melihat ku nangis, karena itu, aku meminta Leo, sahabat ku agar mematikan lampu.

Aku menggeleng menolak. Entahlah, rasanya terlalu berat hanya untuk sekedar bangun ninggalin tempat ini.

"Drey, lo harus pindah sekarang."

Aku mengangguk menyadari, entah Leo bilang pindah ninggalin ruangan ini, atau pindah dalam skala besar yang sangat berat aku lakukan. Karena, tanpa Leo ingatkan pun aku sadar, waktu ku ditempat penuh kenangan ini sudah mendekati detik-detik terakhir.

Tapi aku tak memperdulikan sahutan Leo yang terakhir untuk mengajak ku bangun dan lekas pergi. Aku memilih menangis sejadi-jadinya pada akhirnya, menyeruakan rasa-rasa sesak yang aku pendam sendirian ini.

Namun, waktu tetaplah waktu. Pada akhirnya, setelah aku merasa tenang dan tangis ini mereda, aku menyeka kedua pipi ku yang menjejak bekas air mata yang mengering.

Aku bangun dari duduk dibantu Leo, dan dengan sengaja ia menyalakan lampu kembali. Leo paham keadaan ini dan ia cukup mengerti. Aku berdiri dihadapannya, dengan ia yang setia memegangi kedua tangan ku.

Semua ini rasanya berat untuk ku tinggali termasuk Leo yang masi menatap ku, seseorang yang udah aku kenal sejak bayi. Orang yang selalu bersama ku dan rumahnya hanya sepuluh langka dari rumah ku. Aku menangis lagi. Cengeng.

Tapi Leo tersenyum, senyum perpisahan yang aku tahu dari maksudnya. Ia lantas mengangguk, kemudian membawa ku ke pelukan hangatnya, pelukan terakhir nya, dan pelukan salam perpisahan.

Perpisahan ya? aku sih berharap, di masa depan Leo gak lupain aku, aku akan ketemu dia lagi dengan wujud cowok cakep nantinya, dan kalau bisa tinggi kita gak sejajar lagi, dengan Leo yang lebih tinggi dari ku pastinya.

"Kita harus ketemu di masa depan tanpa mesin doraemon ya?" ungkap nya bergurau seperti berjanji, tapi lebih ke nada bertanya.

Aku memeluk nya erat dengan satu tangan ku yang meremas kertas dibalik punggung nya dengan kembali menangis dan mengangguk. Aku gak punya teman main dirumah selain Leo dan satu teman ku. Ketika aku harus berpisah dengan keduanya, aku tersadar karena hidup ku sesuram ini.

"Jangan nangis, ini bukan akhir. Setelah lo sampe sana, janji jangan nangis lagi. Buka lembaran baru dan lupain semua ini."

"Lupain lo gitu?" aku mengangkat satu alis ku sembari tersenyum masam. Leo memutar kedua bola matanya, "Ya, jangan lah, awas aja!" ancamnya.

"Dasar Udel cadel." Lanjutnya melepas pelukan hangat ini, dan mencoel ujung hidung ku yang memerah.

"Jangan bandel ya,"
"Lo juga."

Tapi, sejak saat itu hingga nanti, aku gak tau apa maksud ucapan terakhir yang Leo katakan. Dan aku berniat mencari tahu walaupun entah darimana aku harus memulainya karena aku baru saja mengatakan salam perpisahan padanya. Dan sejak saat itu, hidup ku tentang Leo, hilang begitu saja.

2015.

*****************
READ!!!!!!!!!!!!!!!!!

Aku mohon jangan cuma stop baca di awal nya aja ya. Keliatannya emang gak jelas, dan ngambang, tapi semoga kalian mau terusin di part selanjutnya. Karena cerita ini punya banyak rahasia!❤️

***

Ini adalah cerita pertama ku di work tahun 2018. Emang ada cerita lain?

Ya enggak ada hahahaha. Cuma dulu ditahun 2017, aku pernah beberapa kali publish cerita lain tapi akhirnya aku unpub karena enek sama alurnya. Gatau lah gitu deh. hehe

Semoga aja ini enggak. Doain aja *emangada? *yasemoga

Vote dan comment aku tunggu. Aku masih pemula dan amatir garis keras banget, bisa dilihat dan sangat ketara kan? hahahaha. Tolong dong kritik dan saran. Apa ajaa, asal jangan nyelekit kaya netijen😬👌

Dan maaf ya kalau kedepannya nanti update-an cerita ini ga terjadwal atau apapun, karena aku gak jadikan menulis cerita ini sebuah tuntutan. Semoga kalian suka!!

Sekian deh, selamat menikmati..

See you again..

ENJOY YA!

TBC....
⬇️⬇️↗️
⭐️📝📨

WHO CARES? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang