Deruman motor Lucas dan teman-temannya menggebu menjadi satu disepanjang jalan menuju parkiran sekolah. Semua pasang mata lekas melihat mereka, sekedar melirik atau memberhentikan langkahnya sebentar untuk menepikan diri ketika kawanan bermotor itu lewat.
Audrey ada disalah satunya. Duduk dibelakang Lucas dengan tangan yang sudah agak merenggang di pelukan Lucas. Saat tiba di parkiran, ia kemudian turun, disusul Lucas dan beberapa teman satu tim basket nya sedangkan motor mereka berjejer rapi berdampingan.
Mata Audrey lalu melihat sekeliling. "Sekolah hari ini rame banget." Sekolah nampaknya memang cukup sangat ramai hari ini. Dilihat dari banyaknya volume kendaraan yang terpakir, mobil atau bus sekolah yang sudah bertengger rapi, dan murid dari sekolah lain dengan seragam berbeda.
Lucas mengangguk, "'Kan turnamen besar-besar-an, dibuat meriah soalnya ini turnamen terakhirnya anak kelas dua belas." Mata Lucas menatap Audrey sekilas lalu berpindah pada teman-temannya.
"Lo mau kemana duluan? nanti gue nyusul." Lucas bertanya pada semua temannya. "Ruang loker aja dulu gimana?" Daren menanggapi, sambil menatap satu-satu teman-temannya.
"Boleh tuh,"
"Iya boleh tuh." Dan teman-teman nya yang lain menyetujui.
Daren mengangguk, kemudian kembali menatap Lucas. "Yauda kita ke ruang Loker aja dulu."
"Oke deh. Duluan nanti gue nyusul." ucap Lucas, diangguki teman-temannya yang lain sambil berlalu dari parkiran meninggalkan dirinya dengan Audrey.
Audrey menatap Lucas sekarang, "Terus lo—kita mau kemana?"
Lucas membasahi bawah bibirnya sejenak kemudian matanya berlalu lalang melihat sekitar "Lo mau kemana emangnya?" kini, matanya kembali menatap Audrey dengan teduh.
"Are you kidding me?" Audrey menyemburkan tawa parau. Dia bertanya sedangkan jawabannya justru pertanyaan lain. "Lo nanya gue, gue nanya siapa?" katanya dengan masih tertawa.
"Lo udah gak sedih lagi kan?" Audrey merenyitkan alisnya bingung. Sedih?
"Buat apa?" tanya nya. Lucas menggeleng, "Oh, berarti lo gak sedih lagi. Ikut gue ayo." Lucas kemudian langsung menarik tangan Audrey mengikutinya tanpa menunggu tanggapan Audrey yang lain. Membuat cewek itu memekik geram ketika harus memaksa mensejajarkan langkah kaki nya dengan langkah Lucas di depannya.
"Lucas!"
***
Ternyata Lucas membawanya ke taman belakang Sekolah, mengajaknya duduk bersama di bangku putih memanjang yang ada disana. Lalu mengeluarkan dan menyodorkan sebuah coklat dengan lilitan pita berwarna biru donker. Membuat Audrey merenyitkan alisnya ketika coklat itu disodorkan untuknya.
"Buat gue?" Lucas mengangguk.
"Wait?." Tatapannya penuh tanya sekarang. "Gue gak lagi ulang tahun terus ini buat a—" tapi tanpa menunggu ucapannya terselesaikan, justru Lucas menanggapinya lebih dulu dengan tertawa.
"Kok lo ketawa?" tanya nya, dengan alis mengkerut semakin tak mengerti.
Kini, tatapan Lucas beralih menatap Audrey dengan tatapan bersalah. "Maaf," Ucapnya. Semakin membuat Audrey mengeluarkan tanda tanya besar di kepalanya. Audrey menyipitkan matanya. "Sumpah gue gak paham sekarang—"
"Dan makasih."
"Stop!" Audrey sekarang memilih berdiri dan menatap Lucas yang sedang duduk dihadapannya sembari tangannya menggenggam cokelat pemberian cowok itu. "Tadi lo minta maaf, dan sekarang makasih? buat apa? Gak usah alay deh lo. Kemarin gombalin gue, sekarang ngasih coklat. Bucin!" Audrey mengeluarkan kalimat pedasnya, dengan tangannya berkaca pinggang. Bola matanya berputar malas.
![](https://img.wattpad.com/cover/128939389-288-k983608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO CARES?
Teen Fiction#WATTYS2019 [SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jika yang kalian harapkan adalah ketika seorang laki-laki yang menjadi pusat perhatian bertemu perempuan anggun yang terbuai bujuk gombalnya, maaf, karena ini bukan cerita seperti it...