33. High Speed

102 9 0
                                    

Mon map klo ada kesalahan, gak di koreksi dulu, lgsng ketik, efek ngantuk hee.... thankyou, next.
*ea


Mungkin, malam ini merupakan malam pesta untuk Audrey.

Karena... Bagiamana tidak? setelah tadi ia dibawa kabur begitu saja oleh Lucas dari birthday party nya Tiffany yang belum kelar menuju Lintasan, Audrey dikejutkan dengan kedatangan Alsa yang bersamaan dengan dirinya sejak dua jam yang lalu.

Suasana Lintasan malam ini benar-benar ramai, lebih ramai dari biasanya. Audrey sempat merenyitkan alisnya heran dengan keadaan Lintasan sekarang. Musik-musik yang dibawakan disk jockey di sisi kirinya semakin keras dengan orang-orang yang saling berbincang disamping motor dan mobil mereka yang telah dimodifikasi sedemikian rupa.

Audrey berdiri bersama Alsa tak jauh dari meja berbentuk bundar yang diatasnya berisi suguhan gelas-gelas kertas kosong yang bertumpuk dan ditengahnya terdapat berbagai macam jenis minuman alcohol. Cewek itu sesekali meneguk sebuah champagne yang ada dalam genggamannya, dengan satu tangan dimasukan kedalam saku celana dan pandangan menatap ke arah area Lintasan yang ramai.

"Gak ada hal lain?" Audrey menyesap rasa minumannya dengan lidah, dengan tatapan tanpa melihat Alsa yang memperlihatkan air muka yang gamang.

"Sorry, Drey," satu permitaan maaf lolos begitu saja dari bibir Alsa dengan diirngi senyum kecut. Ia tahu, seharusnya ia memberitaukan Audrey akan hal ini sedari awal. "Lo tau semua Sa, sedangkan gue gak tau apa-apa man?" Audrey dengan suara datarnya meringau ditelinga Alsa.

Alsa tahu bahwa hal ini akan terjadi. Pengetahuannya tentang Lintasan yang ternyata tak diketahui Audrey, tentang kembalinya hubungannya dengan Alif yang jatuhnya seperti ditutup-tutupi padahal tidak sama sekali mengejutkan Audrey, dan perihal Audrey yang ternyata dijadikan bahan taruhan oleh Lucas bersama Zidni dengan jaminan kekuasaan harga diri di Lintasan dan satu buah motor besar milik masing-masing, yang dilatar belakangi oleh balas dendam yang ternyata masih melibatkan dirinya, Alif dan ketiga sahabat Lucas yang lain, Demi Tuhan bagian itu Alsa tak tahu apa-apa.

Alsa juga baru mengetahui hal terakhir itu tadi, dan terkejut saat tahu perempuan yang dimaksud adalah Audrey, temannya sendiri, yang ia wanti-wanti dari awal.

"Lo marah?" semburat polos yang lolos keluar dari bibir Alsa membuat kelopak mata Audrey mengerjap dua kali. Audrey tersenyum, "Buat apa? emang marah bisa bikin semua nya baik-baik aja?"

Alsa tertawa ringan mendengar Audrey. Hal yang paling Alsa senangi dari Audrey yaitu tentang mindset nya yang terbuka, tak pernah langsung mengambil kesimpulan secara satu sisi tanpa ingin lihat dampak apa yang akan terjadi setelahnya. Audrey jarang marah secara emosi besar-besaran, kecuali ketika ia merasa ditinggalkan. Seperti saat itu, ketika adiknya dinyatakan menghembuskan napas terakhirnya, dan kedua orang tuanya memilih berpisah. Karakter Audrey yang satu ini tak pernah berubah sejak dulu.

"Jadi lo udah tau tentang Lintasan jauh sebelum gue tau?" Audrey menoleh ke arah Alsa, setelah tadi keduanya merasa tegang satu sama lain, kini, Audrey berusaha mengubah suasana. Alsa mengangguk, "That's right."

Audrey tertawa, "Wow, berapa fakta coba malam ini yang lo kasih tau ke gue? berapa banyak hal yang terjadi sama lo Sa selama gue di California? gila!" Audrey merasa selama empat tahun meninggalkan Indonesia dan sengaja melakukan miss comunication dengan Alsa dan seluruh orang yang ia kenal di sini, mereka telah melakukan perubahan secara besar-besaran. Dan ia melewatkan banyak hal.

WHO CARES? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang