Bau obat-obatan menyeruak memasuki indra penciuman Audrey. Dirinya terduduk di deretan kursi besi yang berjejer rapi di depan ruang UGD. Dengan mata yang memerah dan gulungan rambut yang sudah berantakan, Audrey menatap hamparan dinding polos putih dengan tatapan kosong. Entahlah ia harus apa. Ibu dan Kakak Alsa sedang menuju kemari dari Bogor. Karena selama ini, Alsa hanya hidup sendiri di sebuah apartemen di Jakarta, dan hanya dengan seorang pengasuh yang tak menginap tetap setelah kepergian Ayahnya.
Audrey menggeretakan giginya menahan tangis. Emosinya terkuras habis malam ini. Ia masih was-was menunggu Alsa yang belum ada tanda-tanda setelah satu setengah jam ini. Jam sudah menunjukan pukul dua malam. Dan Lucas, entahlah lelaki disebelahnya itu sama diamnya dengan dirinya. Kedua tangannya bertumpu di dengkulnya dengan kepala menunduk sedangkan tangannya menyatu untuk menopang pelipisnya. Alif, cowok itu yang kebetulan sedang ditangani oleh Kinanti, sama kabarnya dengan Alsa, dan mereka—Audrey maupun Lucas—sempat melihat bagaimana gusarnya kedua Orangtua Alif tadi yang melewati mereka tanpa melirik saking paniknya.
Dengusan napas pelan keluar dari bibir Audrey membuat keheningan terpecahkan karena Lucas mengangkat kepalanya. Ia menatap sisi wajah Audrey, dan setelahnya, ia membawa Audrey dalam dekapannya dengan lembut.
"Maafin gue,"
Audrey mungkin sudah tak bisa sok kuat menahan tangisnya. Karena ia langsung menjatuhkan seluruh air matanya dalam dekapan Lucas. "Gue takut kehilangan Alsa kaya kehilangan Mora Luke, I'm scared, but what should I do?" Audrey meluluhlantahkan air matanya. Napasnya tersendat-sendat.
"Kita sama Drey, gue gak mau kehilangan temen kedua kalinya dengan masalah yang sama,"
Audrey terdiam mendengar ucapan Lucas, ia lalu keluar dalam dekapan cowok itu dan memandang bingung dengan mata dan hidung yang memerah. "Seberapa deket lo sama Alif dulu?" gumamnya serak.
"Sedeket gue sama Adit, Bagas dan Daren." Lucas menatap teduh Audrey. Untuk pertama kali pun, Audrey melihat Lucas dengan mata yang memerah. "Namanya Marcell. Kita dulu ber-enam. Gue sama Alif lepas sebagai temen ketika Alif nantang Marcell hanya karena Alsa. Alif dan Alsa pacaran saat itu, dan salahnya, Marcell nyimpen perasaan buat Alsa. Alif gak suka, dan nantang Marcell buat tanding di Lintasan yang berujung Marcell kecelakaan. Marcell koma tiga hari, dan selama itu kondisinya semakin menurun, sampai akhirnya, nyawa dia gak bisa diselamatin. Dan akhirnya, gue sama Alif ribut saat itu, Alif ngaku dirinya salah, Alsa yang marah waktu itu juga milih buat mutusin Alif. Dan dia mulai berjalan mundur buat menjauh dari gue walau kenyataanya, Daren, Bagas dan Adit berusaha buat narik Alif balik lagi."
Lucas menggelengkan kepalanya pelan sambil tertawa renyah, ia menunduk menatap sepatunya sendiri. "Dan waktu kita ketemu di makam itu, gue ke makam Marcell,"
Audrey mendengar penuturan Lucas dengan napas tertahan. Matanya menatap Lucas gamang dengan bendungan air mata yang semakin memburamkan matanya. "Siapa nama asli Marcell?"
Lucas merenyitkan alisnya, "Maksud lo?"
"Siapa, siapa nama panjang Marcell?!" napas Audrey memburu karena tak sabar. Ia takut mendengar jawaban yang sekiranya telah membunuh persepsinya sendiri selama ini. Ia takut, dugaan Audrey selama ini yang ia simpan sendiri, memang itu faktanya.
"Marcellio Delvatro." Tamat. Napas Audrey seperti terhenti detik itu juga, matanya melebar semakin membendung air matanya. Sumpah, Tuhan, Audrey tak bisa mendengar ini sekaligus. Setelah Amora, Alsa yang terluka dan kini, Leo, teman semasa kecilnya yang berhenti mengiriminya kabar ternyata adalah sosok teman Lucas yang meninggal.
Sebelum misinya mencari keberedaan Leo disini terlaksana, Audrey justru sudah harus mendapat fakta yang sulit ia terima.
Audrey mengeluarkan seluruh tangisnya detik itu juga. Sudah napasnya tersenggal-senggal kini malah semakin menjadi. Lucas dengan sigap membawa kembali Audrey dalam dekapannya, ia elus pelan punggung Audrey dan menaru kepalanya dipucuk kepala Audrey.
![](https://img.wattpad.com/cover/128939389-288-k983608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO CARES?
Teen Fiction#WATTYS2019 [SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jika yang kalian harapkan adalah ketika seorang laki-laki yang menjadi pusat perhatian bertemu perempuan anggun yang terbuai bujuk gombalnya, maaf, karena ini bukan cerita seperti it...