Audrey merenyitkan alisnya kala ternyata Lucas membawa nya ke toko studio berbagai macam perlengkapan olahraga.
Lucas membuka helmya, turun dari motor setelah Audrey, lalu meraih tangan Audrey untuk ia gandeng dan masuk kesana.
Mendorong pintu kaca bertuliskan open, lagu Dusk Till Dawn dari Zayn Malik segera menyerbu indra pendengarannya. Suasana toko studio tempat berbagai macam peralatan olaharga disana terkesan cukup tenang, bau khas yang terkesan santai serta ornamen kayu dan furniture vintage membuat Audrey sangat menyukai tempat ini.
Lucas berjalan di depannya sekarang, menyusuri barisan peralatan basket di kanan dan kirinya, hingga kaki cowok itu terhenti ketika melihat kumpulan bola bakset yang terpajang rapi di atasnya.
"Basket?"
"Iya. Kenapa?" Lucas menoleh pada Audrey.
Audrey menggeleng, "Ah enggak," Ia lalu berdeham. "Luke gue boleh kesana sebentar?" ucap Audrey menunjuk deretan baris perlengkapan olahraga dan alat-alat lainnya yang ada disana menghilangkan rasa jenuh hanya karena melihat Lucas memperhatikan basket.
Lucas menatapnya sebentar, kemudian mengangguk. "Boleh tapi jangan lama-lama"
"Oke,"
Audrey sekarag memilih menuju deretan alat perlengkapan berkendara disana. Melangkahkan kakinya perlahan sembari menelisik seluruh benda-benda itu yang tak sama sekali ia mengerti.
"Hai cantik.."
Merasa ada seseorang dibelakangnya, Audrey kemudian membalikan badan, memundurkan diri selangkah sedangkan matanya menatap tanya dengan alis tertaut disana.
"Siapa ya?" tanya nya. Benar-benar bingung ketika melihat orang asing menyapa nya dengan tatapan seperti itu.
Orang di depan Audrey kemudian terkekeh pelan, menunduk memajukan langkahnya lebih dekat dengan Audrey sambil menyugar rambut. "Gak kenal?" ucap nya berbalik nanya dengan nada menggoda sembari senyum.
Audrey mengangkat satu alisnya, "Maaf tapi lo siapa ya?"
"Kita pernah minum bareng malam itu"
Otak Audrey berfikir keras mendengar penuturan orang ini. Minum bersama? sedangkan selama Audrey di Jakarta, ia merasa tak pernah menghabiskan waktu malamnya bersama seorang lelaki. Audrey tersadar ada yang tak beres saat ini. Apalagi melihat seringai orang itu dan penampilannya membuat Audrey menyatukan alisnya.
Lama mendengar jawaban Audrey yang bingung, orang di depannya pun tertawa sembari mengedarkan pandangan ke sekitar. "Gue paham kalo lo lupa. Kita pernah—"
"Audrey!"
Tiba-tiba suara Lucas mengintrupsinya dengan keras dari arah belakang orang di hadapannya ini yang juga ikut berbalik dengan air muka masam.
Audrey mengerjap, menjawab panggilan Lucas sedangkan cowok dengan tangan membawa bola basket disana justru tak mengindahkan dirinya. Lucas justru mendekat dengan napas naik turun, mendekat ke arah cowok di depannya ini, menghempaskan bola basket di genggamanya kencang dan langsung melayangkan tinju ke pipi lelaki itu.
Tentu saja bibir Audrey melebar. Kaget karena Lucas menyerang orang asing menurutnya. Apalagi tanpa tahu kondisi saat ini. Audrey mendekat, lebih mengkubu pada korban Lucas agar terhindar dari pukulan cowok itu.
"Lucas stop!" Audrey terus menyeruakan perintah sampai tiga pegawai toko laki-laki segera menghampiri Lucas yang masih melayangkan tinju untuk segera melerai.
Lucas berhasil dilerai, kedua lengannya di rengkuh paksa dua pegawai toko namun langsung ia hempaskan. Napas Lucas masih kembang kempis disana. Menatap nyalang orang dihadapannya yang sekarang sedang memegangi belas luka pukulannya dengan tatapan benci dan rahang mengeras.
![](https://img.wattpad.com/cover/128939389-288-k983608.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
WHO CARES?
Fiksi Remaja#WATTYS2019 [SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jika yang kalian harapkan adalah ketika seorang laki-laki yang menjadi pusat perhatian bertemu perempuan anggun yang terbuai bujuk gombalnya, maaf, karena ini bukan cerita seperti it...