27. Who's Jerk?

122 10 0
                                    

HOLLA! maap kelamaan bgt wkwk, kemarin saya nyasar pffttt

Suara jatuhnya genangan air mengiring pelan setiap langkah Audrey ketika dirinya mulai memasuki bangunan tua ini. Audrey menyalakan loockscreen layar ponselnya menunjukan waktu 17.00, dan keadaan masih sepi di dalam sana.

Audrey menelan salivanya dalam. Kerongkongannya merasa butuh cairan karena ia benar-benar merasa haus. Karena Audrey begitu mudahnya meninggalkan acara turnamen di sekolah, dan tak tahu dari sepuluh tim yang mengikuti turnamen basket di sekolahnya, siapa yang menang dari salah satu itu.

Ia mengedarkan pandangannya kesegala arah. Ia pikir ini jebakan. Audrey benar-benar merutuki dirinya saat ini juga. Karena dengan gampangnya masuk dalam jebakan tikus yang konyol dan melupakan janjinya pada Lucas—atau ralat, janji yang Lucas buat dan ia setujui untuk menemui Sandra dan bermain dirumah lelaki itu setelah turnamen selesai, lebih tepatnya sekarang. Audrey melupakan hal yang satu itu.

"Brengsek." Ucapnya, entah pada siapa ketika waktu menunjukan pukul lima sore namun tak ada hal yang berubah dari ruangan ini. Ayolah, dia sudah datang sendiri. Rasa ingin tahu Audrey lebih besar ketimbang ancaman bahayanya saat ini.

Pada akhirnya Audrey memilih berbalik, ingin meninggalkan tempat ini sebelum suara besi yang menimpa lantai beton mengejutkannya dan membuat ia berbalik segera.

Dan apa selanjutnya? alis Audrey merenyit aneh ketika apa yang ia ekspetasikan tak sesuai harapan. Audrey pikir, ia akan didatangi cowok berbadan besar yang akan mengepungnya, menculiknya seperti dalam film yang terlalu drama dan akan diancam berbagai macam hal. Ternyata dugaannya meleset jauh ketika yang datang justru seorang gadis mungil lebih muda usianya, mengenakan seragam sekolah yang sama dengan seragamnya.

Tunggu, seragam yang sama dengan seragamnya jika itu boleh diulangi Audrey dalam kepalanya.

"Hallo" jawab perempuan yang menciptakan jarak jauh pada Audrey disana. Menyeringai manis.

Audrey masih enggan menggubris, ia masih ingin melihat seberapa jauh permainan konyol ini. Diancam lewat pesan berantai, datang sendiri pukul lima sore, meninggalkan Lucas dan Alsa beserta temannya yang lain di sekolah, melupakan janjiannya pada Lucas, dan God! Audrey membuang waktunya sia-sia.

"Kenal aku?" katanya kembali, maju dua langkah menuju Audrey. "Kamu Audrey bukan?" Audrey mengangkat satu alisnya sebagai respon.

Cewek itu mengangguk sembari tersenyum, "Pasti itu kamu. Siapa sih yang gak kenal
kamu? semenjak pindah dua bulan yang lalu dan bikin histeris satu sekolah karena pindahan dari California, baru masuk dengan rambut ala unicorn pastel lalu dapat point dua puluh dalam sehari, jadi biang keladinya keributan kamu sama Disty dan dayang-dayangnya, berani kabur saat ulangan pelajaran pak Diman, terus makin gempar saat ada gosip kalo kamu, jadian sama Lucas." Ucap cewek itu, manis dengan rambut lurusnya sebahu dan poni tipis di dahi.

Dan akhirnya, Audrey gatal ingin bersua. "Siapa lo?"

Cewek itu tersenyum. "Aku udah yakin kamu gak kenal aku. Aku Najmi. Kamu ingat?" ujar Najmi, membuat Audrey berusaha mengingat.

Tapi Najmi kembali terkekeh, "Aku Najmi Alodia, 11.4 IPS. Orang yang kamu tolong saat aku di bully Disty dikamar mandi. Inget?" Audrey dengan cepat mengingat kejadian itu yang menimpanya tempo lalu. Tapi ia enggan menjawab karena terlalu malas meladeni adik kelasnya yang satu ini.

"Dan, aku punya tujuan bawa kamu kesini." Pungkas Najmi pada akhirnya. Audrey tak menyangka menolong orang lain dalam keadaan terdesak mengakibatkan ia memilki masalah panjang. Jika begitu, besok-besok ia tak ingin kembali membantu seseorang dalam kesulitan. Ia malas menghadapi masalah yang membelenggut karena masalah dalam hidupnya saja sudah banyak.

WHO CARES? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang