12. Fact about him.

147 11 0
                                    

Hari ini Audrey memilih berangkat pagi ke sekolah. Alasannya? karena setelah kejadian semalam, melihat Rachel dan Asila—ibu tirinya, alias ibu kandung dari Rachel saja sudah membuat nya muak.

Pak Selo, satpam sekolah Audrey, menyapa Audrey pagi ini ketika anak itu melewati ruangan khususnya—pos satpam, setelah ia turun melangkah dari mobil yang sengaja tidak masuk hingga ke parkiran sekolah.

Audrey hanya membalas dengan senyum simpul yang sangat tipis, sejak hari pertama Sekolah disini, dan dengan seketika namanya membaung menjadi omongan terhangat di Sekolah, bersamaan dengan ia yang di labeli "cewek pindahan yang liar dan bandel" pak Selo sudah cukup mengetahuinya, membuat satpam itu selalu menyapa jika bertemu.

Cewek itu kini berjalan di sepanjang koridor dengan earphone di telinga dan ransel menyampir di sisi bahu nya, menyugar rambut segar nya yang habis tersengat harum shampo membuat beberapa murid yang masih sedikit berlalu lalang disana meliriknya.

Hingga, tiba disaat yang sama ketika dirinya ingin membelokan diri, tiba-tiba seseorang dari belakang menarik earphone nya paksa, membuat Audrey mendelik dan spontan memutar badan.

Audrey memutar kedua bola matanya, malas. Karena pagi-pagi sudah berhadapan dengan para kaum centil.

"Well, sekarang tingkah lo banyak gaya ya," Disty mengucap secara sarkatis sembari melirik penampilan Audrey dari bawah hingga atas dan berhenti tepat didepan mata coklat milik Audrey dengan kedua tangan yang sibuk memutar-mutar gelang.

Audrey mendengus, "Gue paling males punya masalah pagi-pagi."

"Kalau diginiin, masih males punya masalah gak?" Lavina mendorong bahu kanan Audrey tiba-tiba membuat cewek itu terhempas pelan ke belakang.

"Wowww.... gue pikir selama empat hari lo semua ga ganggu gue, pada insaf.. ck ck ck"

Audrey melebarkan matanya berlaga terkejut atas sikap kekanak-kanakan mereka sembari melebarkan tangannya ke depan.

"Halah, gak usah caper!" Yara, cewek yang dikira Audrey jarang membuka suaranya itu kini merespon tingkahnya.

Audrey tertawa renyah, menyeringai sesudahnya. "Iya. Gue suka nyari masalah. Udah ya, panutan kalian ini pengen ke kelas. Masih pagi. Sampai jumpa!" Ia lalu menyugar kembali rambut coklatnya ke belakang lantas berbalik namun tak sampai melangkah ketika terdapat satu tangan menahan bahu kiri nya.

Dan dikejutkan kembali dengan satu tangan lainnya kemudian diatas tangan sebelumnya. Dua tangan dari berbeda orang dapat Audrey rasakan bertumpuk di salah satu pundaknya

Audrey menoleh kembali, sedangkan Disty, cewek yang menahan bahu Audrey pertama kali itu terkejut ketika tangannya telah dihempaskan paksa oleh tangan kokoh milik Lucas yang berada di atas tangan Disty.

Lucas kini menatap lekat mata Disty, membuat pemilik mata itu semakin takut karena tatapan intimidasi yang diberikan oleh Lucas.

"Lo masih pengingkar janji yang sama ternyata." Lucas menatap mata Disty, sedangkan cewek itu menjadi gugup karenanya.

"Ma—maksud lo?"

"Apa lo gapernah ngaca? Malu tolol."

Setelah berkata demikian, Audrey diam-diam tersenyum menang di sisi Lucas, membuat Dini yang berada disamping Yara dan Nila yang melihat, maju selangkah sembari menunjuk cewek itu.

"Dikira gue takut sama lo?!" ketika sehentak lagi berhasil mendekat pada Audrey, tangan Lucas disebelahnya justru berhasil menghadang dan menatap Dini dengan tatapan yang sama dengan yang diberikannya untuk Disty membuat Dini mundur selangkah dengan pandangan geram.

WHO CARES? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang