Ada sedikit perubahan di akhir part sebelumnya, jadi jangan sampe bingung kalo di part ini sedikit beda yaw hehe.
*
"Rencana lo selanjutnya?"
Daren mematikkan korek pada rokok yang tersumut di kedua bibirnya, menyalakannya, dan melemparkan korek gas itu asal di atas meja lalu rokoknya ia hembuskan.
Lucas tersenyum miring, cowo yang melakukan aktivitas sama seperti Daren itu kini melumpuhkan sisa rokoknya di atas asbak biru ditengah meja.
"Emang gue harus jawab? Ayolah. Lo gak perlu nebak rencana gue selanjutnya"
Bagas menghentikan petikan pada gitar dipelukannya, "Gak ada matinya lo man"
"Udahlah, cukup Disty yang terakhir. Lo dikit lagi mau lulus juga" Bagas menimpal kembali.
"Gila sih, tapi gue masih gak percaya aja gitu. Cewek model Audrey gampang banget masuk jebakan si kampret ini" kini, giliran Adit berucap.
"Bukannya gue udah bilang Luke? Audrey itu bukan cewek biasa."
Lucas melipat kedua bibirnya. Ia ingat. Jelas ingat. Perkataan Bagas tempo lalu yang menyatakan agar jangan menaru umpan pada Audrey.
Cowok itu mengangguk, meneguk air soda nya dan mengecapnya. "Yaudahlah. Toh, dia sebelas dua belas juga kaya Disty."
"Gue sih gak yakin lo main aman," Adit menyahut.
"Apalagi ditambah kalo sekarang lo mau dijodohin sama..."
"Rachel." Sambung Daren sambil menjentikan jarinya.
Menyenggol hal rentan emosi seperti itu, jelas membuat ekspresi Lucas seketika berubah. Napasnya memanas, sedangkan rahangnya mengeras di warung bang Jon tempat mereka berempat melarikan diri di jam istirahat. Rasanya, mendengar nama itu disebut saja kekesalannya sudah memuncang.
Bagi seorang Lucas, Rachel lebih dari seorang perempuan polos yang selalu dilihat orang disekeliling mereka. Dan bagaiamana bisa, papa nya dengan keluarga Alfachandra menaru perjanjian tak jelas dengan menjadikannya pengait hubungan antara dua keluarga itu. Yaitu merencanakan perjodohan dirinya, dengan anak kesayangan mereka, Rachel Alfachandra.
Suasana yang sebelumnya menegang dalam pembahasan tadi seketika surut dalam waktu sekejap ketika Daren kembali menaruh guyonannya, Adit dan Bagas yang kemudian saling menimpali hingga akhirnya mereka tertawa tanpa Lucas yang kembali menyalakan batang rokok keduanya.
Namun, tak lama, baru sekiranya semenit ia menyesapi rasa rokok yang sangat candu menurutnya itu, seseorang dengan terburu-buru menghampiri mereka dengan tergesa-gesa.
"Lucas! Cewek lo, disirem air jus sama Disty di kantin."
Sepertinya kabar hubungan Lucas dan Audrey yang belum berselang lama itu langsung menyeruak dengan mudah ditelinga para siswa disekolah mereka. Dibuktikan dengan ucapan Rey, yang memberitahu Lucas keadaan Audrey dengan memakai status baru mereka.
Lucas jelas, yang mendengar itu dengan terburu segera mematikan rokoknya yang bahkan belum terhisap setengah batang untuk segera berlari, meninggalkan warung bang Jon, dan ketiga temannya disana yang sama terkejutnya.
"Oke thanks," sembari berlari menjauh Lucas sempat menepuk bahu Rey singkat terlebih dahulu.
"Itu namanya khawatir atau kaget ya?" Daren menebak dengan menaru selembaran nominal uang seratus ribu rupiah di atas meja dengan sengaja yang langsung disergap dan dimasukan kedalam saku oleh Bagas.

KAMU SEDANG MEMBACA
WHO CARES?
Teen Fiction#WATTYS2019 [SEBAGIAN PART DI PRIVAT ACAK. FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Jika yang kalian harapkan adalah ketika seorang laki-laki yang menjadi pusat perhatian bertemu perempuan anggun yang terbuai bujuk gombalnya, maaf, karena ini bukan cerita seperti it...