5. Audrey Seraphine.

185 18 0
                                    

"Kenalin, nama gue Audrey Seraphine. A. Kalian bisa manggil gue Audrey or something whatever i dont care. Gue pindahan dari USA tepatnya LA, California."

Setelah itu, suara bisikan dari satu telinga ke telinga lainnya sangat menyengat di pendengaran Audrey ketika ia sudah selesai memperkenalkan diri di SMA baru nya, SMA Bakti Pemuda.

Tak lama, bu Sofi, guru mata pelajaran pertama di kelas ini sekaligus guru yang pertama kali Audrey ketahui berdeham dengan keras, dan mengisyaratkan agar semua murid tak lantang bersuara.

"Ehh.. sudah-sudah, jangan berisik!" ucap nya sembari menggeprak meja seketika menenangkan suasana.

"Oke, anak-anak, kalian sudah tahu ya Audrey ini, semoga kalian bisa menerimanya dengan baik. Ada yang ingin bertanya sebelumnya?" Bu Sofi kini bertanya pada semua murid seisi kelas yang sudah sedikit tenang walaupun beberapa diantaranya masih terdapat siswa yang saling berbisik di sisi kanan kelas. Barisan para lambe.

"Bu.." tak lama, terdapat satu siswi yang kini mengacukan tangan kanannya keatas, ingin memberi suara pada bu Sofi. "Buu.. kalo kita aja gak boleh warnain rambut selain item sama coklat, terus apa kabar sama tu anak baru yang rambut nya udah kaya fanta jeruk campur pepsi!"

Teriak siswi perempuan itu dengan lantang dan nada mecemoohkan membuat satu kelas lagi-lagi kini tertawa. Oke. Audrey memang mengikuti perintah Alsa untuk tidak mengenakan make up-nya. Tapi jangan harap dengan rambutnya. Ya Tuhan! Audrey itu mencintai rambutnya!.

"Yah bu, gimana kita mau nerima anak murid itu baik-baik kalo hari pertama aja dia udah kena poin dua puluh hahahahhahaha" kini, salah satu teman siswi itu memberi lontaran lagi, membuat Audrey menyipitkan matanya memendam emosi kepada dua anak di sisi kirinya.

Bu Sofi pun bersitighfar, menyadari ucapan kedua anak didik nya dan memperhatikan rambut Audrey, kemudian ia berdecak, "Kalian, dia baru saja pindah ke Jakarta kembali setelah hidup lama di barat. Maklumkan saja, mungkin teman baru kalian ini baru tahu." Ucap bu Sofi dengan sabar mebuat beberapa barisan lambe berdecak iri.

"Yakeles"

"Wuuuu... kecemburuan sosial buu"

"Ah sa ae si ibu"

"Hilih tilil"

"HEY. KALIAN!" bu Sofi yang mungkin juga sudah tak tahan emosi kini kembali menggebrakan meja nya dengan kedua tangan ketika mendengar keributan yang ada di kelas ini membuat siswi-siswi itu tersentak.

Bu sofi pun menoleh pada Audrey yang masih menatap nanar barisan para lambe itu. Ia kini kemudian menepuk lembut lengan Audrey, membuat gadis itu menoleh ke arah bu Sofi yang sedang duduk. "Besok, ibu gak ngasih kamu toleransi ya, ganti warna rambut mu jadi warna coklat atau hitam asal jangan warna warni seperti pakaian bazar ini." Bu Sofi tersenyum sesudah nya setelah mengucapkan demikian. Sedangkan Audrey hanya mengangkat alis menanggapi ucapan guru baru nya itu dan mengangguk.

"Kamu sekarang bisa duduk disana" kata bu Sofi sembari menunjuk Alif yang sedang tertidur di pojokan kanan kelas baris kedua dari terakhir.

"HEY ALIF JANGAN TIDUR KAMU!" Kini bu Sofi berteriak lagi membuat lelaki dengan potongan rambut asal hasil perbuatan guru kesiswaan tadi pagi itu terbangun seketika dan terkejut mendapati Audrey yang telah duduk disampingnya.

"Anjir!" ceplos Alif. "Bu, nyi ronggeng dari mane ni" ucap Alif ketika melihat penampilan Audrey yang terkesan nyentrik.

"Lo. Gila." Maki Audrey untuk pertama kali disini kemudian tak peduli pada beberapa siswa lelaki di depannya yang ingin ikut berkenalan dengannya juga. Semetara, di baris dekat pintu, barisan para lambe bersemayam, mereka menatap iri kepada Audrey.

WHO CARES? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang