28. Menyerah

111 11 0
                                    

Lucas mengepulkan asap rokoknya ke udara. Kakinya ia biarkan menggantung di pembatas rooftop gedung tua yang tadi sore didatangi Audrey disana sedangkan ia duduk di pagar beton dengan matanya yang menatap cuaca malam ibukota.

Ia terdiam sejak satu jam yang lalu, sejak perginya Audrey tanpa ingin ia cegah. Dan sejak Sandra, adiknya terus memborbardir pesan di ponselnya itu. Sandra menagih janjinya, menagih Lucas untuk membawa Audrey kerumahnya setelah turnamen selesai.

Turnamen berjalan dengan lancar. Setiap sekolah saling sportif satu sama lain. Euforia dari para suporter tiap sekolah juga sangat menyenangkan. Ditambah tim nya menjadi juara umum pertama disana. Membanggakan sebagai tuan rumah dan membanggakan atas nama sekolah. Sayangnya, setelah ini, masa nya yang menjadi kapten basket akan usai, digantikan Vero, adik kelasnya itu. Karena ia akan sudah difokuskan menggait target menuju ujian nasional. Mati rasa.

Tadinya, tepat turnamen dibubarkan dan para tim nya sudah berganti pakaian di ruang ganti, Lucas dengan segera ingin menemui Audrey. Lantas nihil, karena ia hanya mendapati Alsa yang sedang berjalan menuju parkiran bersama Alif dengan tawa bersama. Dan tanpa pikir panjang menanyai dimana keberadaan Alsa yang sebelumnya membungkam, namun berhasil ia paksa setelah Alif dan dirinya bersitegang sejenak.

Tatapan Lucas seketika menajam melihat kebersamaan itu. Atau tepatnya menajam ke arah Alif. Hubungan keduanya tak dapat dikatakan baik kembali setelah kejadian di lintasan beberapa tahun silam. Yang telah merenggut nyawa seseorang, nyawa teman mereka—atau, dikatakan seseorang yang sangat berpengaruh dalam hidup Lucas.

Tak ada perang beradu antara mereka berdua. Mungkin, pertama ya. Terjadi. Tapi semakin lambat laun, hanya ada perang dingin yang tersisa. Mereka, teman-teman Lucas memang masih sering bergurau atau sekedar berkumpul bersama dengan Alif di warung bang Jen, teman-temannya sedikit memiliki niat untuk membuat keduanya kembali akur, seperti beberapa waktu yang lalu. Namun, guratan benci dan amarah yang masih tersisa, serta rasa canggung juga angkuh tercipta dalam ekspresi Lucas. Membuat Alif perlahan mundur, dan menjauh dari beberapa aktivitas yang melibatkan dirinya bersama Lucas. Termasuk basket, dan lintasan.

Dan apa yang terjadi dengan Alsa dan Alif dulu? keduanya merupakan sepasang kekasih. Menjalin hubungan sembilan bulan namun kandas saat Alsa mengetahui sisi gelap Alif. Alsa marah, ia kecewa. Lantas tanpa pikir panjang memutuskan begitu saja hubungan keduanya. Dan mungkin, sekarang, dua orang itu kembali lagi. Lucas tak peduli. Sedikit mungkin, karena Alif dulu merupakan salah seorang sahabatnya bersama empat temannya yang lain. Adit, Daren, Bagas, Alif, dirinya, dan temannya itu.

Tapi sekarang, entahlah. Pikirannya bercabang. Seharusnya tak ada yang ia hiraukan sekarang ini. Namun entah kenapa, semenjak dirinya mengetahui betapa kelamnya kehidupan Audrey dan gilanya ia berhasil mengecewakannya, sekarang ia sedikit—agak, atau dia benar-benar merasa bersalah pada cewek itu.

Lucas tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk Audrey. Selama ini, setiap perempuanlah yang mendekatinya, bukan dirinya yang membujuk penuh gombal murahan. Dunianya hanya sebatas kesenangan, motor dan segala fasilitasnya, semenjak Kinanti, ibu kandungnya membuat skandal keluarga, Lucas menjadi sedikit menjaga jarak pada orang tuanya. Panji yang cerdik, berusaha menutupi itu semua sampai bahkan para kolega kerjanya termasuk keluarga Alfachandra, tak pernah mengetahui hal tersebut.

Lucas melempar asal puntung rokoknya kebelakang setelah dirasa cukup. Ia lalu kembali menyalakan data ponselnya yang sempat ia matikan karena tak kuat berbagai pesan banyak yang masuk merusak waktu sendirinya. Setelah dibiarkan ponselnya menyala, tampaknya berbagai notif menyembur di kotak notifikasi layar ponselnya.

Ia membaca satu-satu. Kebanyakan dari Sandra, tiga panggilan tak terjawab dari ayahnya, puluhan notif dari berbagai sosial media yang ia miliki dan satu pesan dari Bagas yang mengatakan kalau lintasan telah pindah lokasi karena tercium kecurigaan polisi, dan kehadirannya ditunggu disana oleh Zidni.

WHO CARES? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang