17. Si keras kepala

130 12 0
                                    

Rasanya lagu Bad Reputation ngena aja gt:'
Dengerin ya, setel! lagu pacar me🙆
.
.

"Anak-anak hari ini kita ulangan"

Sontak, satu kelas Audrey saat itu juga menendengak, melihat ke arah pak Diman yang sudah duduk di kursinya dengan cuek merapikan berkas-berkasnya.

"Tapi pak. Kok dadakan sih?" Alif berteriak, melepas earphone nya memperhatikan pak Diman di depan.

"Pak—wah gila si"

Pak Diman yang mendengar mengangkat wajahnya, merenyitkan kening.

"Masalah?"
"Sudah. Keluarkan kertas selembar" serunya kemudian membuat Audrey terpengarah dengan mulut terbuka.

"Pak—"

"Sekali berbicara potong nilai lima poin"

"Mati aja gue." Dumalnya kesal dan dengan kasar mengeluarkan kertas selembar, menulis nama beserta kelas dan tanggal hari ini dengan asal.

Kemudian, tak lama pak Diman membagikan kertas soal perlembar pada setiap anak, memperhatikan dengan tatapan tajam satu-satu sembari mewanti-wanti akan yang kepergok menyontek.

Pak Diman sekarang berlenggang kearah barisan Audrey, ketika sampai dimeja nya, pak Diman memperhatikan cewek itu dengan tatapan curiga, melirik kolong meja Alif yang terdapat kabel earphone sedang menggantung dan membuat ia mengambil langkahnya.

"Bangun kamu." Pak Diman menyentil pundak Audrey, membuat Audrey mendengak dan terkejut bertatap muka langsung dengan pak Diman. "Saya pak?" tanya Audrey menunjuk dirinya sendiri.

"Yaiyalah siapa lagi. Bangun!" katanya dingin. Ini, perbedaan mencolok antara pak Dimansyuri dan pak Anwar Taufiq yang mampu Audrey hapal dengan cepat. Jika pak Anwar masih ada kesan santai walaupun sama menyebalkannya, berbeda dengan pak Diman yang memang sebelas dua belas memiliki badan bulat itu sangat berbeda dengan rekannya, pak Anwar.

Pak Diman lebih galak, ucapannya tajam, anti tolerin perilaku siswa yang sudah melanggar aturan dan suka gak kira-kira ngasih tugas.

Untungnya Audrey pernah bersyukur, sewaktu ia bertengkar dengan Disty waktu lalu, pak Anwar yang mengadili masalahnya, bukan pak Diman. Walaupun ia juga ingin merasakan sensasinya memiliki masalah dengan pak Diman. Kelihatannya seru.

Audrey dengan tak suka kemudian bangun, keluar dari mejanya dan memperhatikan gerak-gerik pak Diman yang sedang menggeledah kolong mejanya.

Mampus. Hp gue. Mata Audrey mengerjap kaget kala pak Diman meraup kabel earphone milik Alif, bergantian menggeledah kolongnya dan tiba-tiba gerakan tangan guru itu berhenti ketika seperti mendapatkan harta karun.

"Beraninya kamu mau ulangan taru hape di kolong"

"What?!" Rasanya Audrey ingin sekali menggaruk kepala plontos bapak tua didepannya ini. Salahnya dimana? toh ada pikiran nyontek darisana pun tidak. Ia lebih baik bertanya langsung pada Sela yang kebetulan pintar.

Audrey terpengarah, ketika guru itu sudah berjalan ke tempatnya sembari membawa ponsel miliknya dan earphone milik Alif. "Pak hape saya!"

"Beda urusan. Sana kerjakan saja ulangan mu!" Audrey meneguk air liurnya, terduduk di kursinya sambil kepalanya menoleh ke arah Alif geram. "Tot. Hape gue keambil gara-gara lo njing" katanya dengan nada pelan dan gigi berkelemetuk.

Alif melotot, tak terima disalahkan oleh teman sebangkunya. "Ye ko lo nyalahin gue si ah" jawabnya kesal sambil mengepalkan tangan kearah Audrey.

"Audrey! Alif! kalau kalian tidak serius mengerjakan, kalian bisa keluar sekarang!"

WHO CARES? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang