DUA BELAS

28.3K 2.2K 279
                                    

ENAKNYA kalau udah jadi anak kelas dua belas itu adalah bisa lebih bebas dalam kelas, sewaktu pelajaran dari guru wali kelas sendiri.

Ya, karena yang namanya kelas tamatan itu bakalan selalu sibuk. Banyak hal yang harus disiapkan. Khususnya pengurus kelas beserta wali kelas itu sendiri.

Dan karena acara field trip untuk ke puncak pada akhir tahun sudah tinggal tiga bulan lagi, makanya sekarang kelasnya Airysh pada sibuk membahas tentang acara perpisahan tersebut sewaktu pelajaran biologi. Dan sebenarnya hal ini udah pernah dibahas waktu rapat kelas beberapa minggu yang lalu. Tapi tetap aja Bu Silvia ingin memastikan.

Awalnya sih emang bahas tentang acara perpisahan, Bu Silvia minta tolong kepada anak-anak kelasnya itu agar benar-benar mempersipkan dengan matang persembahan untuk acara api unggun nanti.

Dan kelas Airysh akhirnya menyepakati membuat sebuah drama komedi musikal untuk persembahan acara api unggun tersebut.

Setelah semuanya sudah selesai dibahas, Bu Silvia pun menyudahi sesi diskusi itu. Dan ketika guru wali kelas mereka tersebut ingin melanjutkan pelajaran, segera saja murid-murid pada melarang dan bersorak heboh.

"Udah bu, jangan belajar lagi! Tanggung tinggal 10 menit bel!"

"Entar nanggung pelajarannya, juga ibu yang capek sendiri karena menerangkan nggak sampai tuntas!"

"Udah bu, besok aja! Ibu duduk aja, hemat spidol bu!"

Bu Silvia pun berjengit dan berkacak pinggang. Memanglah, anak zaman sekarang pintar banget berkata-kata. Ada aja alasannya kalau udah mau mulai pelajaran.

"Sudah sudah diam! Ada aja alasan kalian ya! Kalau tidak belajar, kalian pada mau ngapain? Jualan cireng?" Tanya Bu Silvia dengan wajah garangnya.

Namun anak-anak jadi pada ketawa terbahak-bahak karena perkataannya Bu Silvia tersebut.

Lucu aja gitu. Masa di kelas bisa jualan cireng? Nggak nyambung gitu deh. Emangnya di kelas boleh bawa masuk gerobak?

Ya, walaupun Bu Silvia itu terkenal galak tapi ibu guru satu itu sering sekali melemparkan beberapa jokes saat mengajar di kelas. Dan jokes-jokes yang memang cenderung terdengar nyaring itu malah terdengar lucu di telinga anak-anak.

Lucu aja gitu rasanya, guru galak ngelawak di kelas saat jam mengajar.

Bu Silvia memukul papan tulis dengan kuat sebanyak dua kali sehingga membuat semuanya jadi terdiam.

"Sudah, sudah jangan ketawa seperti orang kampungan begitu! Ya sudah kalau kalian tidak mau belajar, tapi dengan satu syarat jangan ribut! Jaga ketertiban, kalau kedengaran sedikit suara saja, ibu akan memberi hukuman buat hapalin nama-nama latin hewan!" Ancam Bu Silvia.

Spontan keadaan kelas berubah menjadi hening dan sunyi senyap kayak kuburan gitu. Ya, semuanya takut dong kalau yang udah namanya disuruh hapalin nama-nama latin.

Kalo kata Rino tuh ya, boro-boro hapalin nama-nama latin hewan. Makan apa dan tidur jam berapa semalam aja dia udah lupa. Apalagi nama-nama latin hewan, bisa korslet otaknya kalau hapalin itu semua.

Dan tiba-tiba saja pintu kelas XII IPA 4 ada yang mengetuk, dan masuklah seorang cewek dengan seragam yang kelonggaran dan rambutnya yang diikat satu ke belakang lengkap dengan kaca mata bergagang hitam.

Dari gayanya sih, nampak banget dia adalah adik kelas yang culun.

Bu Silvia yang lagi keasyikan mengkoreksi ulangan harian anak kelas sebelas pun tak sadar akan sapaan siswi culun tersebut.

"Permisi Bu.." Panggil siswi culun itu dari depan pintu yang terbuka setengah dengan wajah malu-malu.

Masih tidak ada tanggapan dan jawaban.

Bendahara VS Sweet Gamer (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang