EPILOG

12.2K 1.1K 109
                                    

ADA yang sering mengatakan bahwa jika memang kamu mencintai seseorang, maka kamu harus berjuang dan mengejarnya mati-matian agar bisa mendapatkannya.

Ternyata perkataan itu benar adanya, seperti yang dilakukan oleh Rino sekarang. Sisa waktu yang dia punya hanyalah dua puluh menit, dan dia mati-matian memacu kecepatan motornya untuk bisa secepatnya sampai di bandara.

Dulu sewaktu Rino menonton film-film romantis tentang si cewek yang mau berangkat pergi, si cowok mengejar dan menahannya di bandara. Dan selalu adegan tersebut menjadi adegan ending yang paling menegangkan dan menyedihkan.

Semua yang menonton film-film itu pastinya akan sampai bisa menjerit-jerit nggak karuan, karena takutnya pasangan dalam film tersebut tak dapat bertemu muka.

Dan setiap kali Rino menonton film seperti itu, biasanya dia akan ketawa ngakak dan menganggap hal tersebut sangatlah dramatis dan lebay.

Karena menurutnya, kalau memang sudah mau pergi berangkat ya biarkan saja. Nanti kan kita bisa menyusulnya, kenapa harus drama banget pakai lari-lari di sepanjang koridor bandara dan langsung memeluk si cewek sambil menangis sedih. Atau kalau si ceweknya sudah naik pesawat dan sudah berangkat, si cowok akan sangat sedih dan terpukul. Menurut Rino itu adalah hal yang sangat berlebihan.

Tapi kini, Rino merasa seperti ada di posisi si cowok dalam film-film romantis tersebut. Saat Patrick mengatakan bahwa Airysh akan pergi ke Palembang dan pesawatnya akan terbang pukul lima sore, jantungnya Rino seakan mau terjatuh ke bawah dan berhenti berdetak.

Rasanya seperti setengah jiwanya pergi, dan dia murka pada dirinya sendiri. Kenapa bisa sampai dia tidak tahu bahwa Airysh akan pergi? Dan kenapa cewek itu jahat sekali tidak mengatakan padanya?

Dan ketika sampai di bandara, Rino memarkirkan sepeda motornya dengan sembarangan dan tidak rapi. Dia tidak perduli lagi dengan posisi motornya yang serong miring ke kanan, mau jatuh sekalipun motornya dia juga tidak perduli lagi.

Karena sekarang yang ada dalam pikirannya adalah Airysh, Airysh, dan Airysh. Dia mau bertemu dengan Airysh dan memohon pada cewek itu agar jangan pergi meninggalkannya.

Rino bahkan sampai lupa membuka helm-nya, tapi cowok itu juga sudah tidak perduli lagi dengan penampilan dan orang-orang sekitar dalam bandara yang memperhatikannya.

Rino dengan panik menatap arloji berwarna hitam yang terlingkar pada pergelangan tangan kirinya. Kedua tungkai kakinya seketika bergetaran dan melemas.

Arlojinya menunjukkan pukul lima sore lewat dua puluh enam menit.

Itu artinya dia sudah terlambat dua puluh enam menit, sedangkan pesawatnya terbang pukul lima sore.

Namun, Rino tidak mau menyerah begitu saja dan tetap berusaha berpikir positif dan tetap optimis.

Rino berjalan linglung sampai-sampai bersenggolan dengan orang-orang yang sedang berlalu-lalang. Bahkan sampai ada yang mengumpat dan marah padanya, tapi Rino tidak menghiraukan karena matanya sibuk menatap layar informasi penerbangan yang terletak di atas.

Begitu banyak destinasi jadwal penerbangan dari berbagai nama pesawat, dan Rino bingung pesawat apa yang dinaiki Airysh.

Cowok itu berlari menuju ke tempat informasi penerbangan yang ada di sudut ujung bandara, dia bertanya dengan suara bergemetaran.

Bendahara VS Sweet Gamer (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang