TIGA PULUH SATU

11.5K 1.4K 86
                                    

Selamat membaca. Maaf ya baru bisa update tengah malam gini, soalnya semalam nggak sempat update.

Jangan lupa vote dan komentarnya ya, terima kasih :)

➖➖➖

"Nih Ma aku bawain bubur di makan ya.." Rino menyuruh mamanya untuk makan, ia menyodorkan semangkuk bubur yang telah ia pindahkan dari wadah rantang.

Cowok itu kembali lagi ke rumah sakit untuk memastikan mama, ya walaupun mama sudah diperbolehkan dokter untuk pulang besok, tapi tetap saja Rino yang pantau dan yang akan jaga malam nantinya.

Karena papanya tidak bisa, biasalah sibuk sama pekerjaan. Papanya yang berprofesi sebagai pengusaha bisnis karet dan properti memang selalu disibukkan dengan berbagai kegiatan.

Rino kadang-kadang kesal sih, cuman dia belajar untuk ngertiin papanya. Karena dia bisa hidup enak dan selalu difasilitasi lengkap seperti wifi unlimited di rumah yang bisa buat dia tiap hari main game dan streaming nonton youtuber-youtuber para gamer.

Itu semua karena papa yang cari nafkah dari pagi hingga kadang-kadang harus lembur sampai malam.

"Kamu tuh harus tau bersyukur, coba kalo papa nggak banting tulang kita mau makan apa? Makan batu kerikil?"

Itulah yang sering di bilang oleh mama sewaktu Rino masih SMP yang ngomel-ngomel papa lama pulang ke rumah.

Dan perlahan Rino bertambah umur, ia pun pelan-pelan mengerti tentang kerasnya hidup ini.

Papa harus kerja keras banting-banting tulang untuk bisa membuat keluarga kecilnya bisa hidup berkecukupan dan bahagia.

Tapi ya gitu, ada satu sikap papa yakni terlalu otoriter dalam keluarga. Papanya terlalu dominan, selalu mau untuk anggota keluarganya mendengarkan setiap apa yang ia katakan.

Namun, dengan kejadian pertengkaran kecil mama dan papa atas pembatalan perjodohannya Rino dan Erlisa, cowok itu berharap papanya semoga bisa sedikit berubah.

Firda yang lagi nonton TV pun berpaling menatap anak lelakinya itu. "Wuihh kamu masakin mama bubur?" Beliau terkekeh.

Rino langsung menatap malas mamanya. "Mama nggak usah ngejek aku deh ya, nih bubur aku beli.."

"Ya iya, kalo kamu bisa masak pasti Jakarta akan masuk line today.."

"Apa sih Line today? Maksudnya?" Rino spontan kebingungan dengan yang dibicarakan mamanya.

Apa hubungannya dengan Rino yang nggak bisa masak bubur dengan Jakarta masuk berita Line Today?

Sungguh otaknya Rino buntu untuk memikirkan hubungannya.

Firda ketawa geli. "Karena kebanjiran."

Langsung aja Rino bete dan mendengkus sebal melihat mamanya yang masih aja mengoloknya.

"Jadi maksud mama kalo aku bisa masak bubur, Jakarta bakalan kebanjiran gitu iihh mamaaaaaa!" Protes Rino jengkel.

Tawa Firda memecah, dan menatap makin geli pada anak satu-satunya itu yang lagi sebel.

"Uda lah jangan ketawa terus Ma, di makan buburnya selagi masih anget!" Perintah Rino pada mamanya.

Dan Firda pun menghela napas sambil berdeham kecil karena kerongkongannya terasa sedikit gatal karena ketawa. "Iya iya.."

Rino mengembangkan senyumnya melihat mama makan buburnya.

Masak air, biar matang.
Jangankan masak bubur, hidupin cetekan kompor gas aja gue kagak berani. Ck!

Bendahara VS Sweet Gamer (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang