EMPAT PULUH LIMA

10.3K 1.1K 95
                                    

AROMA dari apple pie yang menggiurkan sepertinya tidak berhasil membuat Rino selera. Cowok itu malah hanya diam dan sesekali tersenyum pada Erlisa yang lagi menyiapkan dua gelas es cincau.

Hari ini adalah malam tahun baru, dan Rino seperti hari-hari yang lalu menemani Erlisa. Menemani dan mendengarkan celoteh cewek itu tentang betapa senangnya dirinya karena tak dipaksa oleh papanya lagi untuk masuk STAN. Cewek itu sekarang lebih ceria dan girang, barang-barang make up-nya sudah kembali lagi.

Dan cewek itu sekarang berlatih dan berusaha untuk menjadi beauty bloger yang handal dan profesional. Melakukan hal yang disukai memanglah begitu membahagiakan hati. Erlisa merasa sangat bahagia sekarang, seakan dia mendapatkan kehidupan yang baru. Namun hari demi hari dengan Rino yang selalu ada untuknya sekarang, tetap saja dia merasa ada yang kurang.

Memang Rino bersamanya, ada di sampingnya sekarang tapi jiwa cowok itu seperti melayang di tempat lain. Pikirannya Rino seakan sibuk memikirkan yang lain. Erlisa merasa kehadirannya Rino padanya itu seperti terpaksa.

Cowok itu lebih sering diam dan tak banyak bicara, bahkan kadang-kadang terlihat linglung.

"Nggak di makan pie-nya, No?" Tanya Erlisa menghampiri Rino di meja yang seperti bar terletak tepat di depan dapur.

Rino yang duduk melamun di kursi tinggi mengerjap dan tersenyum kikuk pada Erlisa sambilan menatap apple pie yang ada di depannya, masih belum tersentuh dan dicicipi sedikitpun oleh Rino.

"Ya, nih gue mau makan.." Ucap Rino kaku, menggigit ujung apple pie tersebut.

"Nih minumnya No.." Erlisa memberikan segelas es cincau buatannya sendiri pada Rino.

Rino hanya tersenyum kikuk, sambil dengan perlahan-lahan memakan apple pie-nya.

"Malam ini kamu nggak kumpul bareng sama teman-teman kamu?" Erlisa bertanya lagi tanpa menatap Rino, akan tetapi tatapannya lurus pada apple pie-nya yang belum dimakannya itu.

Rino menghela napas. "Nggak kayaknya."

"Kenapa?"

"Gue kayaknya di rumah aja, mau coba mainin game-game baru." Jawab Rino dengan suara pelan, seakan tak tertarik berbicara dengan Erlisa.

Tangannya Erlisa gemetaran, namun cewek itu memaksakan seulas senyuman di bibirnya. "Ohh.."

Rino meneguk sedikit es cincaunya, lalu melihat sebentar Erlisa yang menatapnya. "Kenapa emangnya? Lo mau gue temenin lo malem nih ya? Nyokap bokap lo jadi buat acara barbeque?"

Pada saat Erlisa hendak ngomong, ponselnya Rino bergetar menandakan sederetan pesan masuk membuat Erlisa tak jadi berbicara.

Rino yang terperanjat segera menatap ponselnya yang menyala, menandakan ada notifikasi masuk dari pesan aplikasi line. Cowok itu pun mengambil ponsel pintarnya tersebut, lalu keningnya berkerut samar membaca sederetan pesan masuk itu.

Patrick Wilson

Kak Rino.

Bisa ketemu sekarang nggak?

Bendahara VS Sweet Gamer (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang