DUA PULUH EMPAT

15K 1.5K 166
                                    

"Hewan apa yang bisa ikut lomba, bro?"

Raffi yang lagi makan keripik kentang di depan kelas, mengernyit bingung pada Richard yang berdiri di sampingnya sambilan bermain gitar asal-asalan.

"Lo nanya gue, Chard?"

"Ya iya lah, kan nggak mungkin gue nanya Roy Kyoshi!"

"Jangan bawa-bawa anak indigo lah, emangnya lo kira kita lagi ada di acara Karma?!"

"Makanya jawab sekarang coba pertanyaan gue tadi! Kalo lo bener, berarti otak lo keren!" Tukas Richard mengebu-ngebu sambilan mencomot keripik kentangnya Raffi.

Matanya Raffi berputar-putar, ia bingung. "Emm.. Hewan apa ya, emm anjing?" Ia menatap lekat Richard.

Namun Richard menggeleng keras sebagai pertanda kalau jawabannya salah.

"Kucing?"

Richard menggeleng lagi.

"Semut manjat dinding?" Tebak Raffi lagi dengan ngaur. Dan ia mulai emosi karena lagi-lagi Richard menggelengkan kepalanya kayak kepala boneka mainan. Pagi-pagi gini baru datang sekolah, udah buat Raffi bete aja.

Richard udah kikikan melihat Raffi yang mulai perlahan emosi terdengar dari gusaran napasnya yang memburu.

"Kasih tau lah, ah nyerah gue nggak kuat!"

"Nggak kuat widihh.. Iya lah lo nggak kuat, kan lo bukan Dilan yang bisa nahan-nahan rindu hahaha!" Ledek Richard ketawa terbahak-bahak.

Hingga membuat Raffi ingin rasanya menonjok mulut sialan temannya satu itu.

"Bangsat lo!" Maki Raffi kesal. "Cepetan kasih tau lah, tadi jawabannya apa sih? Kepo gue!" Desaknya kemudian.

Richard meredakan tawanya, lalu berdeham kecil. "Jawabannya adalah domba lari hahaha!"

Raffi langsung terpelongok tolol. "Hah? Domba lari?"

"Ya iya lah peak, hewan yang bisa ikut lomba ya domba lari hahaha!"

Sedetik kemudian barulah Raffi sadar akan pelesetan yang di buat oleh Richard. "Itu lomba lari ogebbbbb!" Emosi cowok itu meletus, ia menoyor kepalanya Richard.

Namun, yang di tokok malah diam aja. Sehingga membuat Raffi mengernyit keheranan. Kok tumben banget Richard nggak balas toyor kepalanya dan malah diam kayak patung gitu.

"Eh lo kok diem sih? Ngeliatin apaan lo?" Raffi colek lengannya Richard. Tapi cowok itu malah menyeru heboh. "Ada yang bening tuh woi, lo liat sono Raf!"

Ada seorang cewek yang rambut panjangnya tergerai sedang berjalan malu-malu menyusuri koridor sekolah. Gayanya yang feminim dengan bando pink di kepalanya hingga membuat dia di perhatikan banyak siswa-siswi.

"Tuh siapa ya bening uihh! Kayaknya baru pertama kali nampak ye, nyet!" Raffi turut ikutan heboh.

"Kayaknya murid baru deh!" Sahut Richard. Mereka berdua menatap penuh lekat pada cewek gaya feminim itu.

Erlisa hari ini sebagai murid baru di SMA Bina Bangsa ini, tapi ia tak merasa semangat lagi. Padahal kemarin-kemarin sewaktu papanya menyuruhnya untuk sekolah di sini, ia sangat senang dan antusias.

Tapi semuanya telah sirna, sekarang ingin rasanya Erlisa nggak mau sekolah di sini. Tapi dia nggak bisa apa-apa, karena nasi udah terlanjur jadi bubur. Kalau dia bilang sama papa nggak mau sekolah di sini, papa pasti bakalan marah.

Erlisa merasa sedih dan takut nggak sanggup kalau dia akan bertemu dengan Rino dan Airysh. Dua orang itu kan pacaran. Hatinya pasti terasa sakit lagi melihat Rino bersama Airysh.

Bendahara VS Sweet Gamer (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang