LIMA

36K 3.3K 304
                                    

HUJAN turun begitu deras, seakan-akan sangat rindu dengan tumbuhan dan segala yang ada di bumi ini. Dan bulir-bulir dari air hujan tersebut menempel pada jendela-jendela kelasnya Airsyh sekarang pada pelajaran terakhir di hari sabtu ini.

Karena hujan, anak-anak jadinya pada mengantuk semua, dan penjelasan tentang perkembangan tumbuhan vegetatif yang dilanturkan sekarang oleh Bu Silvia terdengar seperti dongeng yang indah.

Sekarang aja Rino dan Richard udah molor alias tidur di pojok kelas. Kedua anak itu nggak peduli tentang penjelasan guru, yang penting kalau ngantuk ya tidur.

Dan tiba-tiba saja jantungnya Airysh serasa mau mencelos ke bawah karena Bu Silvia memanggil namanya tepat setelah selesai menerangkan yang panjang kali lebar itu.

Airysh bukan takut di marahi oleh Bu Silvia, karena memang sedari tadi dia diam aja walaupun sudah sangat malas mendengarkan penjelasan materinya ibu guru tersebut.

Dan sebenarnya Bu Silvia pun tidak memarahinya, akan tetapi ibu guru satu itu menanyakan tentang keuangan kelas.

Ya, uang kas.

Bu Silvia adalah guru biologi dan sekaligus merangkap sebagai wali kelas XII IPA 4.

"Airysh, apa uang kas sudah terbayar semuanya?" Tanya Bu Silvia yang kurus dan tinggi itu.

Airysh menelan ludah sebentar, "ada beberapa yang belum bayar bu." Ujar cewek itu dengan pelan.

Dia takut kalau Bu Silvia akan kecewa padanya dan dia takut keahliannya sebagai bendahara kelas selama tiga tahun berturut-turut di ragukan oleh wali kelasnya ini.

Bu Silvia menatap tajam ke seluruh anak-anak, lalu kembali lagi pada Airysh. "Coba tunjukkan pada ibu buku kas kelas kita." Ucap Bu Selvia dengan pelan akan tetapi dengan tegas.

Wajahnya Airysh seketika saja berubah menjadi pucat dan rasanya kerongkongannya tercekat. Ntah kenapa dia merasa takut. Karena masih banyak yang bolong alias masih ada beberapa yang belum bayar.

Dan yang paling banyak belum bayar adalah Rino. Uang kas yang harus dia bayar itu 300 ribu. Dan yang berada pada tingkat ketiga adalah Richard. Uang kas yang harus dia bayar adalah 200 ribu lagi.

Dan ketika Bu Silvia melihat buku kas kelas mereka, kedua bola matanya sepersekian detik terbelalak lebar seperti mau keluar dari tempatnya.

"Kenapa masih banyak yang belum bayar?!" Hardik Bu Silvia sambil mengedarkan tatapan setajam harimau betina pada seluruh anak muridnya.

Kemudian tatapan matanya berhenti pada barisan ke empat ujung paling belakang.

"RINO DAN RICHARD! KENAPA KALIAN TIDUR-TIDURAN SEPERTI PENGANTIN BARU?!"

Sebenarnya dalam situasi ini menegangkan dan bisa di bilang cukup mengerikan karena Bu Silvia tengah marah di dalam kelas.

Pokoknya kelas bakalan habis kalau sampai wali kelas marah. Akan tetapi, kini semua anak malah mengulum senyum dan menahan tawa mereka.

Mereka sebenarnya merasa lucu. Bu Silvia bisa-bisanya marah sambil ngelantur gitu.

Masa Rino dan Richard di bilang kayak pengantin baru. Kesannya mereka kayak penyuka sama jenis aja gitu.

Dan Rino beserta Richard yang dari tadi sudah tidur di pojok sana seperti bayi polos pun terbangun.

"Jangan kira selama ini ibu tidak tahu kalian tidur di pojok! Udah kalian yang paling banyak nggak bayar uang kas!" Omel Bu Silvia lagi sambil berdesis sinis dan berkacak pinggang.

Rino pun tak bergeming karena dia memang takut dengan guru. Jangankan menjawab, lihat matanya Bu Silvia aja nggak berani.

Sementara itu, Richard yang menjawab. "Nanti akan kami lunasi bu." Jawab cowok itu dengan pelan.

Bendahara VS Sweet Gamer (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang