SELAMA perjalanan, dalam mobilnya Erlisa tidak ada yang bersuara. Pak supir fokus mengemudi sedangkan Erlisa masih pingsan dalam pangkuannya Airysh.
Airysh menatap penuh khawatir Erlisa yang pingsan itu dan ketika ia menggenggam tangannya cewek itu, Airysh terperanjat karena terasa kasar permukaan kulitnya.
Airysh pun seketika menatap lekat tangan kirinya Erlisa tersebut, terdapat tiga goresan kecil di daerah tempat nadinya. Dan tidak sampai di situ, ada bekas luka kecil juga di telapak tangannya.
Spontan Airysh turut menganga lebar, otaknya berpikir keras. Ada apa dengan Erlisa? Kenapa ada bekas luka seperti sayatan pisau di tangannya?
Apa ada yang menyakitinya? Atau...
Atau dia sendiri yang melakukannya? Tapi masa sih? Masa Erlisa tega melukai dan menyakiti dirinya sendiri? Airysh aja nggak pernah berani, bahkan kalau udah lihat pisau di dekatnya, dia selalu berhati-hati.
Beberapa waktu yang lalu Airysh melihat Erlisa menangis di toilet dan sekarang cewek itu pingsan dengan lemas dan dengan kondisi ada bekas-bekas luka kecil di tangannya.
Ini artinya ada yang tidak beres dengan Erlisa, Airysh yakin cewek satu ini pasti ada masalah.
Tapi apa masalahnya? Apa Erlisa kena bully? Atau apa? Airysh benar-benar khawatir dan ingin tahu. Erlisa itu orang baik, dan Airysh udah anggap dia sebagai teman.
Dengan pikiran yang masih bingung, Airysh sedikit tersentak saat telah sampai di depan rumahnya Erlisa yang terlihat besar dan bergaya minimalis. Pagar yang menjulang tinggi berwarna putih kilat dibuka oleh penjaga satpam dan mobil masuk ke perkarangan halaman yang ada sebuah air mancur mini.
Airysh berdecak kagum melihat rumah yang begitu arsitektur itu. Dalam sekejap, Airysh bisa menyimpulkan bahwa keluarganya Erlisa adalah orang yang lebih berada.
"Dek, ayo turun tolong bantuin saya ya bopong Non Erlisa ke kamarnya.." Pak supir yang berkata membuyarkan lamunan semunya Airysh.
Cewek itu tersadar dan mengerjap cepat, "ah iya pak.." Jawabnya, pikirannya kembali terfokus pada Erlisa yang masih pingsan dan terlihat lemas.
Kemudian, Airysh dan bapak paruh baya tersebut membopong Erlisa lagi bawa masuk ke dalam rumah besarnya itu dan ke dalam kamar.
Kamar Erlisa terletak di sudut ujung ruangan, dekat dengan ruang makan. Tapi karena dibatasi oleh sebuah lemari pajangan besar, jadinya ruang makan itu tertutupi.
Airysh sempat melirik sekilas ke meja makan yang begitu panjang dan kursi-kursinya yang berwarna hitam dengan dihiasi berlian-berlian kecil yang bersinar. Jadinya meja makan tersebut tampak begitu mewah.
Tapi tetap saja bukan itu yang penting sekarang, yang menjadi prioritasnya sekarang adalah keselamatannya Erlisa dan membaringkan cewek itu di dalam kamarnya agar dia bisa istirahat dengan aman.
Pintu kayu kamar berwarna merah tua itu akhirnya di buka oleh seorang wanita paruh baya yang memakai seragam putih hitam, Airysh langsung berpikir wanita itu adalah pembantu rumah tangga di rumah ini, terlihat dari seragamnya yang seperti seragam-seragam pembantu di film-film.
Saat wanita itu membuka pintu dengan tergopoh-gopoh tanpa banyak bertanya, Airysh dan Pak supir pun masuk ke dalam kamar dan membaringkan Erlisa dengan ekstra hati-hati di atas kasurnya.
"Makasih ya dek sudah mau membantu, maaf ngerepotin.." Ucap Pak Supir pada Airysh yang menatap ke sekeliling kamar Erlisa yang berwarna pink, melihat kamarnya cewek itu dapat langsung diketahui adalah cewek yang begitu feminim.
"Iya pak, nggak pa-pa kok, lagian saya kan temennya Erlisa.." Jawab Airysh sopan sambil tersenyum tipis dan pandangannya jatuh pada meja riasnya Erlisa yang begitu imut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bendahara VS Sweet Gamer (Completed)
Humor[Completed] [Sequel Ketua Kelas VS Perusuh Kelas] Siap-siap gemas dengan Rino gamer manis yang setiap hari bikin Airysh yang merupakan bendahara kelasnya jengah. Kerjaannya Rino itu hanyalah main game dan sangat susah sekali membayar uang kas. Dan s...