DUA PULUH LIMA

14.9K 1.4K 113
                                    

KENINGNYA Firda bergelombang ketika hidungnya mengendus-ngendus, tercium aroma parfum lelaki yang begitu memabukkan dari arah kamarnya Rino.

Tumben bener kamar anak lelakinya bau aroma parfum, Firda pun masuk ke kamarnya Rino yang pintunya tak tertutup rapat.

Tampak Rino di depan kaca petak sedang yang tertempel di dinding--dekat dengan lemari kayunya lagi sibuk merapikan rambutnya dengan minyak rambut.

"Mau ke mana, No? Kok udah keren gitu setelannya, kayak mau ke pesta kondangan aja kamu!" Firda, mamanya itu kebingungan.

Rino spontan berbalik dan menatap sekilas ke mamanya, lalu kembali lagi memperhatikan pantulan dirinya dari kaca. "Aku ada janji sama Airysh hari ini, Ma." Ia tersenyum-senyum kecil.

Sebenarnya Rino mau ke rumahnya Airysh nganterin dua puluh bungkus nasi padang, untuk memenuhi janjinya sama cewek itu karena udah mau minta maaf sama Kelvin. Dan dengan begitu, komunitas game yang Rino buat bisa berjalan dengan lancar. Kelvin nggak hasut teman-temannya lagi, jadinya sekarang member game yang dia buat makin bertambah.

Dan Airysh udah memberitahu pada Rino bahwa sebenarnya dua puluh bungkus nasi padang itu yang ia minta untuk di bagi-bagikan pada anak-anak panti asuhan. Jadinya, hari ini Rino mau ikut Airysh ke panti asuhan.

"Mau ke mana, No? Jalan ya?" Tanya Firda lagi.

"Iya."

"Loh kok tumben jalannya hari jumat? Kok nggak mau malem minggu aja nanti?" Heran Firda.

"Ya, kan nggak pa-pa. Emangnya ada aturannya kalo jalan cuman boleh malem minggu aja gitu, Ma?" Tanya balik Rino terkekeh singkat.

Firda berdecak kecil sambil memegang pelan keningnya. "Nggak juga sih No, ya udah kamu jangan kemalaman ya pulangnya."

"Siap, Ma. Paling lambat jam tujuh malem aku sampe rumah sehabis anter Airysh pulang." Ujar Rino santai, lalu sebelah alisnya terangkat melihat mamanya yang terus memegang keningnya.

"Mama kenapa, kepalanya pusing? Mama sakit?" Wajahnya Rino berubah khawatir.

"Mama nggak pa-pa, cuman pusing sedikit aja gara-gara parfum kamu yang bikin mabuk banget! Kamu semprot banyak banget ya?" Tanya Firda kemudian sambil menoyor kecil kepalanya Rino.

Matanya Rino terbelalak dan ia gelagapan, tiba-tiba aja merasa salah tingkah. "Emm.. Tadi keterusan Ma semprotnya sampe tujuh kali kalo nggak salah." Rino cengar-cengir sambil mencium kemejanya sendiri. "Emm Ma, parfumnya bau banget ya kayak aroma parfum bapak-bapak yang habis shalat jumat?"

Firda menggeleng cepat. "Nggak kok, cuman kecium banget aromanya, tapi nggak sampe sebau parfum bapak-bapak lah No."

Akhirnya Rino pun tersenyum lega. Bisa gawat kalau parfumnya bau, takutnya Airysh pingsan pula nanti.

"Berangkat sana gih, Airysh pasti udah nunggu kam--"

Rino segera menyela omongan mamanya begitu saja. "Emm Ma.." Panggilnya sehingga membuat Firda menyipitkan matanya sedikit.

"Kenapa, No?"

Rino memutar kedua bola matanya sekali dan ia tampak ragu dengan mulut terbuka. Tapi ia kemudian berkata, "emmm mama udah coba bujuk papa belum buat batalin perjodohan konyol aku sama Erlisa tuh?" Tanyanya pelan dengan raut wajah yang begitu penasaran.

Firda tak langsung menjawab dan malah menghela napas berulang kali, sambilan berdecak-decak kecil sendiri.

"Ma, kenapa?"

Firda tampak gelisah. "Emm.. Mama udah coba bujuk papa, tapi dia nggak mau. Dia bersikeras pengen banget jadi besannya Om Hansel."

Sepersekian detik wajahnya Rino langsung berubah kusut. "Yahh papa kok gitu sih nggak asik banget!" Gerutnya sebal.

Bendahara VS Sweet Gamer (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang