DUA PULUH DELAPAN

10.1K 1.3K 80
                                    

SELURUH tubuhnya Airysh basah kuyup, dan cewek itu sendirian menunggu di depan pintu kamarnya mama Rino di rawat. Kini cewek itu tengah duduk di kursi panjang besi yang dingin.

Begitu sampai di rumah sakit tadi, Airysh nggak berani masuk ke dalam kamar karena sepertinya ada suatu masalah antara papa dan mamanya Rino.

Rino langsung di tarik ke dalam kamar, dan Airysh nggak berani ikut campur. Padahal sebenarnya dia merasa penasaran banget dan kepengen tau sebenarnya apa yang terjadi.

Cuman ya Airysh tau diri kok, dia itu orang luar. Nggak baik kalau harus kepo sama urusan keluarga orang lain.

Dan Airysh merasa khawatir dengan Tante Firda dan bingung banget kenapa bisa sakit tiba-tiba. Padahal kemarin waktu Airysh ke rumahnya Rino, wanita itu terlihat fit dan baik-baik aja.

Cewek itu merasa semakin kedinginan, ia mengusap-ngusap kedua lengannya berusaha untuk mendapatkan kehangatan. Namun hasilnya nihil, rasanya seperti rasa dingin itu telah masuk dan menjalari ke seluruh tubuh dan saraf-sarafnya.

➖➖➖

"Papa sekarang sadar kan kalau Airysh itu bukan cewek nggak bener yang kayak papa pikirin. Tadi Airysh ajak aku berbagi ke panti asuhan. Dan papa lihat sekarang, gara-gara papa yang selalu mau dituruti mama jadi drop kayak gini!" Hardik Rino marah pada papanya.

Dimas menghela napas gusar dan menatap anak lelaki satu-satunya itu serta Firda yang terbaring lemas di ranjang rumah sakit dengan penuh penyesalan.

Karena terlalu memaksakan apa yang ia inginkan dan keras kepalanya dia, jadinya ia menyebabkan kekacauan seperti ini dalam keluarga kecilnya.

Sebenarnya udah dari semalam Dimas dan Firda berantem, di mana Dimas bersikeras mau menjodohkan Rino dengan anaknya Hansel. Supaya bisnis mereka berjalan lancar, sedangkan Firda menentangnya dengan alasan bahwa Rino udah besar dan udah punya pacar pilihannya sendiri.

Firda sampai kurang tidur dan tadi mereka berantem lagi, akibatnya tekanan darahnya Firda menurun dan akibatnya wanita itu sampai lemas dan hampir pingsan.

Dimas pun segera membawanya ke rumah sakit terdekat, dan dokter mengatakan Firda tidak boleh begitu stres dan kurang tidur.

Selama ini Firda memang sering kurang tidur karena suka memikirkan Dimas yang terlalu dominan dalam segala hal.

Dimas memang selalu mau keinginannya yang diikuti dari dulu untuk urusan apapun itu. Dia jarang mau mendengarkan saran dan masukan dari Firda.

Firda sebagai seorang istri merasa kesal dan stres soal tersebut. Ia merasa begitu tersiksa.

"Udahlah No, j-jangan r-ribut s-sama papamu lagihh.. M-mama n-nggak pa-pa." Ucap Firda mengelus punggung tangannya Rino yang dingin. "K-kamu p-pasti k-kehujanan tadi, p-pulang sana g-ganti bajumu. Ini urusan o-orang tua."

Rino berpaling pada Firda dan menatap nanar mamanya itu. Rasanya sedih sekali melihat mamanya terbaring lemah seperti ini. Dan ini semua terjadi karena dirinya.

Rino yang udah menyuruh mamanya untuk membujuk papanya batalin perjodohan konyol, padahal sebenarnya dia udah tau kalau papanya itu sangat keras kepala dan selalu mau menang sendiri.

"Papa minta maaf No dan sama kamu Firda aku minta maaf juga." Ucap Dimas tiba-tiba sehingga membuat anak dan ibu tersebut langsung menatapnya serius.

Bendahara VS Sweet Gamer (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang