3.HOKY

89 17 3
                                    

Jam terakhir telah selesai, murid-murid mulai pulang dari sekolah.
Saat itu Miya, Lena, dan Sri pulang bersama sama.

"Hello friend!." ternyata Jessy yang dari tadi ngikuti dari belakang. Ia terlihat di temani seorang gadis yang bermuka oriental dan sangat tinggi.

"Ehh kak Jessy, pulang bareng yuk!." ajak Sri semangat.

"Kak Jessy dia siapa? Kenalin ke kita dong. Temen kakak ya?." tanya Lena yang terus memandang gadis itu.

"Ohh dia ini teman sekelasku namanya Yura Lee dari Korea Selatan."

"Senang bertemu kalian. Saya harap saya dapat berteman dengan kalian semua." kata Yura sambil membungkukkan badan.

"Wah sopan banget kak Yura" kata Sri semangat.

"Ini sih bukan sopan lagi tapi terlampau sopan" kata Lena agak pelan.

"Oh iya namaku..." belum selesai Lena bicara, Yura langsung memotong pembicaraan.

"Tidak usah di beri tau. Aku sudah tau dari Jessy kok."

Saat mereka sedang ngobrol, tiba-tiba ada motor berhenti di depan mereka.

"Ahh... Aku pergi dulu ya." tanpa basa basi Yura pergi dengan pacarnya.

"Itu...." tanya Miya penasaran.

"Ohh... Itu pacarnya Yura salah satu cogans dikantin waktu itu. Namanya Daniel. Daniel si kobaran api. Si ketua OSIS." sesaat setelah mendengar julukannya Daniel mereka tertawa.

"Hahaha si kobaran api??? Yang benar saja. Nggak ada nama lain apa.?" Lena tertawa terbahak-bahak sambil memukul-mukul bahu Miya.

"Mungkin yang buat namanya kurang piknik kali." sambung Sri.

"Kenapa namanya si kobaran api?" tanya Miya.

"Ya dia dijuluki gitu soalnya rambutnya merah semu jingga, trus dia juga punya sifat pemarah, ya gitu deh." kata Jessy.

"Ohh..... Ehh tunggu dulu btw kok banyak banget cowok yang rambutnya diwarnai?? Nggak kena razia kah?." tanya Lena.

"Iya ya aku baru nyadar pas kamu tadi bilang gitu. Kak Jessy kok bisa gitu sih?." tanya Sri penasaran.

Jessy memandang mereka bertiga sejenak.

"Jadi gini ceritanya... Dulu saat itu sekolah ini terkenal ketat dan disiplin tinggi sekali..... Darena itu banyak murid-murid disini yang dituntut untuk berprestasi, nah saat angkatanku masih kelas 10 kami bekerja keras mati-matian supaya bisa dapat penghargaan di akademik atau di non akademik soalnya kalau tidak berprestasi kami tidak segan segan dikeluarkan dari sekolah ini dan tidak akan di terima di sekolah lain. Lalu mereka berempat menemukan sebuah doktrin dan pada akhirnya mereka terdoktrin untuk menyebarkannya dan terjadi demo besar murid-murid Smarthing yang menuntut pihak sekolah untuk menghapus segala peraturan yang ada di sekolah. Pihak sekolah terdesak dan melakukan penghapusan peraturan ketat itu karena kalau sampai media luar tau mereka akan meliput kerusuhan di Smarthing dan itu akan mencoret nama baik sekolah yang sudah terkenal sampai ke negara asing. Jadi, kalian sudah tau kan kenapa banyak banget kebebasan di sini. Bersyukurlah kalian bocah baru yang tidak merasakan era busuk kami."

Suasana hening, hanya terdengar suara angin semilir menyapu wajah....

(Kak Jessy sepertinya teringat dengan masa lalu nya.....) Kata Miya dalam hati.

"Yah..... Seperti yang kakak bilang,kami sangat bersyukur dan terima kasih sudah mau menjadi teman kami dan terima kasih juga karena mau membagi kisahnya dengan kami yang hanya murid amatir." Sri memecah keheningan.

"Kok aku jadi ngantuk ya denger ceritanya kak Jessy." kata Lena sembari menguap.

"Ok aku duluan ya kita pisah disini. See you...." kata Jessy sambil berlalu.

"Aku juga ya... Dah.... Kak Jessy tungguin..." kata Sri sambil lari menuju Jessy.

"Hati-hati di jalan ya..." Lena melambaikan tanda perpisahan.

Kini tinggal dua sahabat sejati itu dijalan dan atmosfir yang sama.
Baru saja mereka berjalan beberapa langkah mereka, Levi menghampiri mereka.

"Hai para newbie..." sapanya.

"Hah akhirnya datang juga udik satu ini..... Jadi gimana?." tanya Lena.

"Ayo ikut aku. Naiklah." kata Levi sambil mengisyaratkan untuk naik ke motornya.

"Ehh maksudnya..."

"Iya ke motor gantengku..."

"Tapi.... Tunggu temanku..." belum selesai Lena bicara Miya menyerobotnya.

"Nggak papa kok kamu duluan aja aku sendirian aja nggak papa kok." Miya tersenyum.

"Tuh temanmu aja bilang gitu ayo." Levi menarik tangan Lena.

"Ya udah deh hati-hati di jalan." Lena mengucap salam ke Miya. Miya kembali tersenyum.

Di perjalanan Lena merasa tidak enak dalam hati ia berkata (Miya....aku mengerti perasaanmu... Kau terlalu membohongi diri... Aku tahu sebenarnya kamu suka pada si udik ini. Tapi aku janji akan berusaha sekeras mungkin untuk membantumu meraih kebahagian itu).

Motor Levi berhenti di sebuah kafe.

"Lha kok di kafe? Mau ngapain?"

"Eh.. Pake tanya. Ntar juga tau. Ayo." Levi menarik tangan Lena.

Saat sampai mereka langsung duduk ditempat yang sudah di pesan dan memesan makanan.

"Tunggu maksudmu ganti rugi itu ini ya?."

"Iya. Sekarang pesanlah apa yang kau mau, sebanyak yang kau mau."

"Wah benarkah??? Terima kasih..."

"Hei ngomong-ngomong kita belum kenalan. Aku Levi Kaisar Invidia, lha kamu?"

"Oh aku Lena Aoi, senang kenalan denganmu. Dan tadinya aku pikir kamu itu cowok brengsek soalnya rambutmu panjang nutupin mata terus dicat putih pula, mukamu juga keliatan gahar dan nyeremin gitu ehh taunya baik banget."

"Lena, kau jangan menilai orang dari tampilan luarnya tapi lihat juga dalamnya."

"Iya aku tau kok."

"Ehmm habis di traktir bilang apa?"

"Hah terima kasih kak Levi..." Lena agak tidak ikhlas soal bagian berterimakasihnya.

Makanan yang di pesan Lena datang dan ternyata banyak sekali yang dia pesan.

"Kamu... Yakin bisa habisin semua?"

"Ya iyalah." kata Lena sambil makan.

(Hehehe... Baru kali ini aku kena hoki double.... Pertama aku diterima di sekolah elite, kedua aku bisa makan enak sebanyak ini.... Ohh... Senangnya hatiku) Lena terlihat ceria.
(Kayaknya nih cewek rakus tingkat dewa..... Lalu.... Dia pesan banyak amat.. Abis dah duit buat beli gitar terbaru) batin Levi menangis.

Setelah selesai makan mereka beranjak pulang.

"Rumahmu mana?." tanya Levi.

"Kamu tau perumahan Permai kan? Disana rumahku, rumah gaya Minahasa."

"Yayaya aku tau ayo cepat udah maghrib nih."

(Weww triple hoki.... Hari yang benar-benar indah...) Lena senyum penuh kemenangan.

Sementara Levi merenung penyesalan yang ada dalam hatinya karena sudah mentraktir orang yang salah.

-------------------------------------------------------

#HAI KETEMU LAGI SAMA AUTHOR GAJE..
#KALAU ADA TYPO ATAU BANYAK YANG NGGAK NYAMBUNG AUTHOR MINTA MAAF SEBESAR-BESARNYA.
#MOHON BERBESAR HATI MEMBERI SUARA,KOMENTAR DAN (KALAU MAU) DIBAGIKAN.
#SALAM HANGAT DARI VASSA LOVE;-)

#TUNGGU DI EPISODE SELANJUTNYA YA:-D

#terbit tiap 3 hari sekali.

HEART STRING [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang