24.KEYAKINAN

27 10 0
                                    

Levi dan Miya sampai di sebuah mansion besar bernuansa oriental.

"Ini rumahku. Oh iya nanti kalau ketemu sama papa aku jangan grogi ya. Bersikaplah setenang mungkin."

"I iya."

Levi dan Miya memasuki mansion itu. Saat berada di dalam,Miya melihat beberapa wanita yang memakai baju maid.

"Mereka itu-..."

"Ya. Mereka para pelayan rumahku."

(Rumah sebesar ini... Ada banyak pelayan... Apa ini kerajaan?.)

Miya terpana dengan semua yang ada di dalam sana.

"Ayo. Papa ku ada di ruangannya."

Levi menggandeng tangan Miya. Miya cuma menunduk dan wajahnya memerah. Dia tetap bersikap tenang walaupun jantungnya berdetak kencang.

Mereka pun sampai di sebuah ruangan dengan banyak pajangan senjata pedang samurai. Dan beberapa patung yang menghias tiap sudut ruangan.

Disana ada seseorang yang memakai baju khas Jepang,duduk menghadap jendela sambil minum secangkir kecil teh.

"Papa... Aku membawa seseorang yang waktu itu ku ceritakan."

"Dare desu?( siapa itu?)" papa nya Levi menbalikkan badannya dan menatap Miya.

"Papa,dia Miya Sumire. Dia adalah 'pacar' ku."

"Oh.... Hm.. Sejauh ini dia memenuhi kriteria ku... (Sumire? Sepertinya aku pernah dengar nama itu.) katakan nama klanmu!."

Sebenarnya Miya grogi karena papanya Levi terlihat menyeramkan. Namun seperti kata Levi tadi,dia akan terus bersikap tenang dan santai.

"Sumimasen.(maafkan aku) Saya tidak bisa mengatakannya karena saya sudah janji pada ibu saya untuk menyembunyikan nama klan saya."

"Hah... Sayang sekali... Padahal itu-..."

"Maaf saya menyela,tapi beliau sudah berpesan boleh memberitahu nama klan kalau urusannya penting. Jadi,saya akan mengatakannya. Klan saya adalah Yui."

Deg.

(Yui... A apa? Pantas saja dia mirip dengannya,namanya juga... Berarti dia adalah ***** ********{sensor^^})

Seketika tangan Tenma gemetar,wajahnya keringat dingin.

"Levi! Cepat pergi dari sini! Aku tidak sudi melihatnya!." Tenma memegangi kepalanya.

"Papa apa-apaan sih???!!!. Papa kenapa????!!! Kalo nggak suka bilang aja!."

"Levi!!!! Jangan membantah!!!"

Bentakan Tenma yang terakhir membuat Levi menyerah dan membawa Miya pergi.

Sementara itu Tenma masih terlihat panik.

(Ti tidak mungkin!! Tidak mungkin dia masih hidup!. Apa benar dia itu...)
Batin Tenma seketika terguncang.

---

"Maaf Miya. Sepertinya rencana kita tadi tidak berhasil. Apa lebih baik aku pasrah saja ya." raut wajah Levi mulai menampakkan raut wajah putus asa.

"H ha?. Levi-san jangan berkata begitu! Wajar saja kalau ada penolakan. Jangan putus asa. Masih ada banyak cara untuk meyakinkan papa Levi-san. A aku akan terus mendukung! Jangan khawatir!." Miya terlihat semangat dan setengah malu-malu.

"Terima kasih ya Miya-chan."

"Iya. Sama-sama Levi-san."

HEART STRING [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang