#60.(18).S2

14 5 0
                                    

"Huh... Menyebalkan." Levi memandangi Matsu yang berlari menjauh sambil menangis ria.

Dia pun memandang ke arah langit dan menghembuskan nafas kasar.

"Sudah beberapa tahun ya.... Apa perasaannya masih tetap sama seperti dulu? Apa jangan-jangan dia mulai membuka hatinya untukku?" Levi pun pergi dari apartemen nya dan pergi ke kampus.

---

Keesokan harinya, Levi didatangi oleh temannya yang bernama Sora. Dia sebenarnya berasal dari Korea Selatan, namun karena tuntutan orang tuanya dia akhirnya kuliah di Osaka. Dan kebetulan juga teman sekelas Levi.

"Bro, bangun. Elo kagak masuk ya?" tanya Sora yang sudah berada di kamar Levi beberapa menit yang lalu.

"Males bro. Elo aja yang masuk. Lagian gue lagi nggak enak badan." kata Levi tanpa menoleh ke arah Sora sedikitpun.

"Pffttt.... Kagak enak badan? Hahaha... Baru tau gue kalo elo bisa ngomong gitu juga." kata Sora.

"Masalahnya.... Bukan itu kok...." kata Levi canggung-cunggung.

"Kenapa? Nenek elo ngasih makanan basi lagi ke elo ya?" kata Sora dengan nada mengejek.

"Haah.... Nggak kok. Nggak usah dipikirin lagi. Gua masuk deh. Tungguin gue ya. Di luar tapi." kata Levi sambil bangun dari tempat tidur dan mendorong Sora keluar kamarnya.

"Hahaha.. Santai aja bro. Gua nggak minat liat elo." kata Sora sambil tertawa gila.

Selang kemudian, mereka berangkat ke kampus dengan boncengan naik sepeda onthel seperti dua orang jones :v ( di Jepang kebanyakan orang jalan kaki atau naik sepeda).

---

Di Indonesia sesudah ujian tengah semester genap.....

"Miya, kamu yakin akan keputusan mu ini?" tanya Anya sambil mengusap kepala Miya dengan lembut.

"Iya ma. Mulai sekarang aku mau belajar mandiri seperti Levi-neechan."

Anya melihat putrinya yang terlihat lemah itu. Dia tidak tega membiarkan gadis kecilnya itu mengambil keputusan besar tanpa pikir panjang.

"Mama. Kau percaya kan padaku? Aku akan baik-baik saja." Miya mengusap air mata yang jatuh dari pipi Anya beberapa menit sebelumnya.

"Baiklah. Mama percaya. Tapi kamu janji jangan menyesal atas apa yang sudah kamu putuskan. Mama sudah peringatkan kamu." kata Anya.

"Iya ma."

"Jadi princess kita pergi, kupikir kemarin dia cuma bercanda atau mencari job di dekat sini?!" tiba-tiba ada suara yang datang di tengah mereka. Yaitu adalah Tenma yang berdiri melipat kedua tangan didada.

"Sudahlah. Miya sudah janji kalau dia akan baik-baik saja." kata Anya.

"Ini bukan masalah janji, tapi apa yang terjadi kedepannya. Kalau cuma janji mudah diucapkan di mulut, tapi berat pada tindakan."

"Hah. Tolong ijinkan aku pa."

Miya menatap papanya dengan puppy eyes hingga membuat Tenma luluh.

HEART STRING [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang