#68.(26).S2

27 4 0
                                    

Hari yang dinantikan telah tiba. Lena yang sudah bersiap-siap kemudian menatap dirinya sendiri di depan cermin besar di kamarnya. Dia lalu memeluk tubuhnya sendiri.

(Tidak kusangka... Apakah ini mimpi? Gaun ini... Sangat nyaman. Mama papa... Lena akan menikah.)

Lena menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskan pelan.

Cklek.

"Lena, ayo turun. Sudah mau mulai nih." Yura menggandeng tangan Lena.

"T tunggu kak. A aku-..." Lena menghentikan langkahnya.

"Ada apa lagi?" tanya Yura.

"A aku... Rasanya masih agak ragu."

"Hm?" Yura menaikkan sebelah alisnya. Dia kemudian memegang pipi Lena dan menatapnya tajam.

"Kalau ragu batalin aja ya. Mumpung belum pemberkatan." Yura menyunggingkan senyum miring dan wajah kelam.

"Ah, jangan!!!! A aku tidak mau!!! Sudah sampai sini juga..." Lena memegang tangan Yura dan mereka berjalan menuju ke halaman depan. Memang saat itu pernikahan mereka di selenggarakan di halaman rumah Yura yang lama. Rumah keluarga Yoon yang luasnya setara dengan luas istana negara (Lena pernah bilang saat dia berkunjung di rumah Yura :v) dengan penjagaan ketat oleh seluruh anak buah Tenma yang sebagian datang dari Jepang.

Saat mereka sampai di halaman rumah, Lena terpana dengan pemandangan yang super mewah dan elegan. Saat itu juga seluruh mata memandang ke arah Lena dan Yura. Seketika itu juga Lena diam mematung karena canggung. Dia belum pernah diperhatikan sampai seperti itu. Untunglah yang datang hanya keluarganya Levi, teman-teman nya dan keluarganya Yura (Yura dan keluarganya Daniel).

"Ayo. Akan kuantar kamu ke altar." Yura tersenyum simpul.

Lena hanya mengangguk. Saat akan ke altar, dia melihat pendeta dan seorang pria yang hanya menampakkan punggungnya. Dia adalah Levi yang sejak tadi tidak melihat Lena sedikitpun.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Lena dan Levi duduk di meja kecil di sudut altar. Suasana terlihat sangat ramai dari yang sebelum mereka menikah. Lena memperhatikan sekelilingnya. Yura yang sedang duduk bersama orang tuanya Daniel dan ngobrol-ngobrol. Sri dan Ferry yang terus tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Seo dan Vie karena membuat Daniel kewalahan. Ayah dan ibu Levi... Sekarang sudah menjadi milik Lena juga... Mereka sedang sibuk sendiri. Tenma yang sedang makan-makan, sedangkan Anya yang sedang mencoba menelpon.

"Akhirnya... Pemandangan yang kuinginkan bersamamu terwujud". Lena membuyarkan pandangannya. Dia menatap Levi dan tersenyum.

"Yah.... Aku senang sekali dengan semua ini.... Tapi sayang sekali..." Lena mendadak menjadi murung. Levi yang melihat itu merasa bingung dan memegang kedua tangan Lena.

"Tapi apa Lena?" tanya Levi.

"Haah.... Sayang sekali Miya dan Kak Aldi nggak ada di sini. Padahal Miya itu sahabat sangat sangat sejatiku." kata Lena. Levi menahan tawanya dan mencubit pipi Lena.

"Hahahaha jadi cuma itu alasan kenapa kamu murung dari tadi. Nggak banget ih" Levi akhirnya tertawa melihat Lena yang semakin kesal.

"Kau ini!! Dia kan juga adikmu! Dia sekarang juga adikku! Masa kamu nggak peduli sama sekali sama dia? Emang kamu puas kalau momen ini dihadiri orang-orang yang nggak lengkap? Apalagi dia keluarga." kata Lena.

HEART STRING [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang