37.KEJUT

22 7 0
                                    

"Kau!!!!!" teriak Miju pada orang yang tak lain adalah..

"Kak Jessy!!!!" Lena ikut terkejut dengan kedatangan Jessy yang tiba-tiba itu.

"Ini aku. Aku sudah kembali lagi untuk keadilan bagi semuanya." kata Jessy dengan raut wajah serius dan tatapan tajam.

"Mau apa kau kesini??!!!!!!! Bukankah kau sangat ingin lepas dariku??!!!" tanya Miju dengan agak gugup.

"Hoodie ini..." Jessy menyentuh hoodie yang dipakainya. "Dulu.... Hoodie inilah yang menutup keadilan... Menutup identitasku yang sebenarnya.......... Tapi sekarang..... Orang yang menggunakan hoodie inilah yang akan jadi pengungkap yang sebenarnya!!!!!!!!!"

"Jangan ngelantur!!!!! Apa kau ingin menukar keadilan dengan nyawa adikmu??!!!" Miju berteriak pada Jessy. Sedangkan Lena dan Yura hanya diam memperhatikan Jessy dan Miju bertengkar.

"Ya... Dulu aku sangat ketakutan dengan ancaman omong kosongmu. Itu karena dulu tidak ada yang melindungi kami. Tapi sekarang.. Ada seseorang yang benar-benar tulus membantuku. Meskipun aku telah menyakiti hatinya. Dia tetap membantuku. Membantu menemukan jalan lurus. Dia adalah...... Adik kelas yang sangat aku sayangi... Dia Lena!!" Jessy menunjuk ke arah Lena yang kebingungan.

"Pfft.... Hahahahahaha!!!!!!!! Benar-benar menggelikan. Kau-.."

"Nyonya Miju!!" Jessy memotong perkataan Miju.

"Lena,Yura.... Akan aku katakan kebenaran yang sebenarnya pada kalian." Jessy melirik ke arah Lena yang diam mematung dan Yura yang terus menyeka air matanya.

"Kebenaran apa maksudmu?" tanya Yura.

"Kebenaran...... Sebenarnya cerita nyonya Miju hanyalah karangan supaya kalian terpecah!!. Sebenarnya............. Pembunuh orang tua kalian adalah dia sendiri!!!!!" Jessy menunjuk ke arah Miju.

Deg.

Yura dan Lena mendadak terdiam.

"Tidak. Mama dan papa........" Yura meremas rambutnya. Air matanya jatuh semakin banyak. Ia tidak bisa menahannya lagi.

"A apa?" Lena pun juga terdiam. Namun ia tidak menangis. Jantungnya terpacu sangat cepat. Pikirannya seakan berhenti bekerja.

Bluk.

Yura pun pingsan. Dia terlalu lemah untuk menerima semua kenyataan pahit ini. Sedangkan Lena masih terdiam.

"Yura!" Miju berusaha membangunkan Yura yang tergeletak di tanah.

"Akuilah semua nyonya Miju!!! Sebelum aku yang mengungkapkannya!" ancam Jessy.

"T tapi kenapa..... K kenapa nyonya Miju membunuh orang tuaku dan orang tua cece Yura?" tanya Lena gemetar.

Miju hanya memandang Lena sejenak. Lalu memalingkan mukanya ke Yura. Jessy yang melihat itu,memiliki inisiatif memberitahu.

"Akan aku katakan Lena. Percuma kau menanyai penjahat busuk ini. Sampai mati pun dia tidak akan mengaku padamu."

Lena pun menatap Jessy dan mencoba siap mendengar semuanya.

"Dulu nyonya Miju pernah bercerita kalau...-"

Dor!!.

Suara tembakan yang sangat keras.

---

"Suara apa itu???!" Daniel dan Aldi terkejut.

"Terdengar seperti tembakan." kata Aldi penuh selidik.

"Apa ada sesuatu di sekolah ini???" tanya Daniel.

"Ntahlah. Tapi yang pasti semua murid menyadarinya. Termasuk para guru. Mereka pasti mencoba menyelidikinya." kata Aldi sambil melihat ke luar jendela.

HEART STRING [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang