#55.(13).S2

30 7 1
                                    

Aku bukan hanya menjadikanmu sebagai tempat persinggahan saja, namun sebagai tempat untuk hatiku pulang.
.
.
.

🌹

.
.
.

"Kamu..... Suka pada Lena?" tanya Anya dengan keseriusan. Sedangkan Levi hanya manggut-manggut.

Anya mengubah posisi duduknya menghadap Levi dan memegang kedua pundaknya.

"Levi........"

"A ada apa ma?"

"Mama..... Dukung kamu!!!" dengan semangat yang membara dan berkobar-kobar, Anya mengatakan hal itu.

"A Apa???????????????????" wajah Levi berubah kebingungan. Namun dia sangat sangat senang karena mama nya merestuinya. Dan kalau mamanya sudah setuju, maka papa nya pasti setuju.

"Iya! Mama sangat setuju kalau kamu sama Lena... Em... Nikah sekalian." wajah Anya merona.

"Eeeehhhh.... M mama ini... Tapi-...." padahal tadinya Levi agak tersipu, tapi dia teringat akan satu hal.

"Tapi apa Levi" tanya Anya.

"Itu...... Lena..... Tidak mau....." kata Levi murung.

"Hah?! Tidak mau?! Kenapa?!" tanya Anya.

"Katanya dia..... Hatinya belum siap. Tapi aku melihat dia seperti tidak pasti dengan keputusannya. Seperti.... Sedang kebingungan." Levi mencengkram bantal sofa di sampingnya.

Anya yang melihat itu merasa iba. Dia mengalihkan pandangannya pada foto di nakas sampingnya.

"Tapi Levi.... Mama sangat ingin kamu bersama Lena. Karena... Kamu ini anak mama. Jadi mama bisa mengawasi Lena juga melalui dirimu. Bagaimana keadaannya, dan baru-baru ini dia bertemu dengan saudarinya. Dulu Nuriman tidak bercerita apapun pada mama soal masa lalunya. Lagipula sekarang dia di timpa masalah yang mengerikan. Lena itu................ Sudah kehilangan cinta di hatinya. Itu karena kematian orang yang dia sayang dengan tragis." Anya meneteskan air mata.

"Mama...." Levi menghapus air mata di pipi Anya.

"Karena itu.. Mama berharap padamu Levi... Hidupkan lagi cahaya cinta di hati Lena dengan mencintainya dengan tulus dan bersungguh-sungguh" kata Anya.

"Mama.... Aku sudah putus asa dengannya." Levi menunduk.

Raut wajah Anya berubah menjadi menahan amarah.

"Levi... Kamu bilang putus asa?" Anya menampakkan wajah horor.

Levi menatap mamanya dan kemudian pergi menuju lantai atas dan masuk ke dalam kamar. Anya berteriak memanggilnya. Namun tak digubris.

"Levi itu... Tampang kayak berandalan tapi hatinya kayak tuan putri... Haah..." Anya memijit kepalanya yang pening.

---

"Kurang dua hari lagi Levi!!" kata Tenma di telpon.

Iya pa. Levi tau!!!.

"Segeralah persiapkan baju-baju dan perlengkapanmu yang lain." kata Tenma.

Baiklah pa. Aku tutup dulu. Konbanwa.

Tut.

Tenma mematikan kembali ponselnya dan meminum kembali teh hijau nya. Di tengah tengah itu, Miya datang.

HEART STRING [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang