#61.(19).S2

15 5 0
                                    

"B benarkah ini?...." tanya Lena kepada Gabriel.

"Iya itu benar." katanya.

Lena memejamkan mata dan berdoa pada Tuhan karena dalam surat itu ia telah sah dibebaskan. Karena mengingat hukumannya hanya berlangsung 3 tahun, tepat saat dia akan lulus dari Smarthing.

Yura yang melihat dari samping melipat tangannya di dada dan tersenyum. Dia pun berdiri.

"Baiklah. Kapan Lena bisa pergi dari sini?" tanya Yura.

"Mulai besok juga bisa. Tapi pertama siapkan dulu semuanya sebelum kalian pergi." kata Gabriel.

"Tentu. Lena..." Yura mendekat ke arah Lena dan memeluknya. Saat itu Gabriel hanya diam karena tidak ingin mengganggu kebahagiaan mereka.

"Baiklah. Sebaiknya Lena segera bersiap-siap pergi dari sini. Supaya dia bisa melihat apa yang dirindukannya selama ini." kata Gabriel sambil membukakan pintu ruangannya untuk mereka berdua.

"Ahahaha... Iya tuan Gaby yang baik." Lena berlari pergi sambil tertawa.

"Hey!! Apa apaan panggilan tadi?!!!?😬" Gabriel mulai marah dan Yura hanya tertawa kecil melihat tingkah kepala asrama itu.

---

"Mama!!!!! Papa!!!!!!" Miya berteriak-teriak sambil berlari menuju ruang tamu  yang disana ada Anya dan Tenma yang sedang menonton telenovela Marimar :v.

"Ada apa? Kenapa teriak-teriak?" tanya Anya yang panik.

"Ada apa Miya?" tanya Tenma dengan se cool mungkin, karena tau ada beberapa anak buahnya yang ngintip gara-gara teriakan Miya.

"Mama papa tau nggak??? Ihihihi...." Miya cengengesan seperti orgil dijalan.

"Ayo katakan ada apa ini????" kata mereka berdua dengan bersamaan.

"Ini..... LENA BESOK PULANGGG!!!!!!!!!!" Teriakan Miya semakin kencang hingga seisi rumah Anya terdengar. Dan semua anak buah Tenma yang menjaga rumah itu pun berkumpul di ruang tamu. Ada yang lewat jendela, ada yang lewat atas membongkar plafon, ada yang lewat pintu, dan ada juga yang tiba-tiba turun dari tangga dengan salto.

Semua anak buahnya berkumpul di satu titik, yaitu ruang tamu. Mereka lengkap membawa pistol dan pedang samurai bersiap menyergap.

"Adakah serangan Tenma-sama?!!" tanya salah seorang penjaganya dengan lantang.

Karena melihat kejadian itu Tenma, Anya, dan Miya memasang ekspresi datar.

"Apa yang kalian lakukan?...." tanya Tenma dengan datar.

"Lah... Bukankah tadi ada teriakan? Pasti ada musuh ya kan tuan?" tanya seorang anak buah nya dengan konyol.

"................... Bukan kok. Itu cuma teriakan tuan putri. Bukan siapa-siapa. Tak ada musuh.........." kata Tenma semakin datar.

"NANI?!!!!!!!!" Semua anak buah Tenma berteriak karena merasa melakukan hal yang sia-sia.

"Ahahaha... Daijobu desu. Setidaknya kalian selalu siap siaga di setiap keadaan. Sugoi!!!!. Sebagai imbalannya, gaji kalian kunaikkan."

"Yosh!!! Arigatou Tenma-sama!!!" akhirnya mereka semua bubar dengan wajah senang.

"Lalu... Siapa tadi yang kau maksud?" tanya Tenma

HEART STRING [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang