25.KEBAHAGIAAN

24 9 0
                                    

Esok harinya setelah acara Miya rusak...

"Miya,kamu kok senyum-senyum aja dari tadi." tanya Lena sambil menyeruput jus strawberi di kantin.

"Hm.. Kamu mau tau ya?."Miya masih senyum-senyum gaje.

"Oh sekarang main rahasiaan ya?.. Sekarang aku tau."

"E ehh Lena, a aku nggak bermaksud gitu kok. Aku cuma bercanda."

"Hahaha.... Aku juga cuma canda."

"Jadi,kemarin biarpun acaranya gagal tapi aku masih seneng banget."

"Oh ya? Kenapa?."

"Mm... Aku.... Senang..... Karena.... Levi-san menyentuh bibirku kemarin.."

"What??? Yang benar?? Woaa... Kemajuan pesat!!. Selamat.... Ntar aku di traktir roti lapis coklat ya." Lena mengedipkan satu matanya.

"A apa? Kamu pasti lagi cari-cari kesempatan kan?. Tapi.. Ya... Aku akan belikan kamu roti lapis coklat spesial buat sahabatku yang selalu menolongku."

"Kyaaaaa!!.. Terima kasih Miyaaa!!." Lena memeluk Miya dengan erat di kantin dan dilihat oleh banyak murid disana.

"Eh.. Lena,lebih baik nggak usah heboh-heboh.. Ingat,ini lagi dikantin."

"Hahaha... Maaf aku jadi kelepasan." Lena menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

---

Pulang sekolah,seperti biasa Lena dan Miya pulang bersama. Namun ada yang kurang. Mereka adalah Jessy dan Sri. Semenjak kejadian terungkapnya kedok aslinya,Jessy sudah tidak sekolah di Smarthing. Dia pindah ke Surabaya dan sekolah di sana. Sedangkan Sri...

"Hey... Lena,Miya... Aku duluan ya." teriak Sri dengan suara camprengnya.

"Sampai jumpa..." Ferry melambaikan tangannya dan melajukan motornya,pergi membonceng Sri di belakangnya.

Ya benar. Sejak berpacaran dengan Ferry, Sri jadi jarang berkumpul dengan Lena dan Miya. Tapi Sri masih tetap menyapa bila bertemu dan ikut nimbrug kalo ada waktu.

"Kayaknya Sri bahagia banget ya?." kata Miya dengan mata berbinar.

"Ya iya lah... Dia kan udah ada kak Ferry. Aku selalu liat instagramnya di penuhi foto mereka pas jalan-jalan. Rasanya sih... Aku iri sama mereka."

"Makanya.... Kamu juga harus cari kebahagiaanmu sendiri Lena. Jangan mikirin kebahagian orang lain mulu. Emang kamu betah ngejomblo terus."

"Susah tau cari pacar..."

"Eh bukannya dulu kamu sempat dekat dengan kak Aldi ya?.. Kapan tuh... Oh iya... Waktu kamu bilang kak Aldi anter kamu trus ngajak kamu ke suatu tempat?."

"Oh... Waktu itu ya... (Ah benar juga... Waktu itu kak Aldi menyatakan perasaannya padaku... Sampai dikasih cincin pula...)" Lena menatap cincin yang ada di jari manisnya.

(Perkataan Miya mungkin benar.. Kalau aku iri melihat orang lain bahagia dengan pasangannya,tapi kenapa pas kebahagiaan ada di depanku aku nggak meraihnya?... Kak Aldi yang menyukaiku dengan tulus... Bukankah itu juga kebahagiaan tersendiri bagiku?... Tapi kenapa aku menolaknya waktu itu?... Aku bingung... Sebenarnya... Apa kebahagiaanku yang sesungguhnya?)

Lena terus merenungkan dirinya yang berada dalam ketidakjelasan.

Miya pun sudah mengerti kalau Lena sedang memikirkan perkataannya tadi. Karena itu Miya memilih untuk diam dan tidak mengganggu Lena.

Tanpa sadar mereka sudah berada di depan rumah Lena.

"Miya.. Aku duluan ya... Kamu hati-hati di jalan." Lena cuma tersenyum kecil.

"Lena..."

"Hm?"

"Sekarang.... Apa kau tahu kebahagiaanmu sendiri?. Maaf kalau pertanyaanku lancang."

Lena cuma diam saja. Lalu kemudian dia pun menjawab.

"Miya... Aku tau kok kebahagiaanku itu apa."

"Apa?"

"Mama dan papaku... Sudah meninggal,aku pernah berpikir kalau aku sebatang kara di dunia ini... Tapi... Menurutku kalau kau masih berada di sisiku,dan teman-teman juga... Bagiku itu sudah menjadi kebahagiaan sejatiku."

"Begitu ya... Terima kasih Lena-chan. Kau sudah repot-repot memberitahuku."

"Tidak masalah. Bagiku itu bukan apa-apa."

"Baiklah. Kalau begitu aku pergi dulu ya..."

"Iya... Hati-hati di jalan."

"Iya."

Miya pergi dan Lena masuk kedalam rumahnya.

---

Saat dijalan,Miya bertemu dengan seseorang yang sedang duduk di kedai kopi.

"Dek Miya."

"Eh... Kamu kan.... Kak Aldi?."

"Iya. Kamu mau pulang ya?."

"I iya."

".... Mau aku antar?... Tapi jangan salah paham dulu. Aku cuma kasihan tadi melihatmu jalan kepanasan dan terlihat lelah."

"Mm... Bukankah itu merepotkanmu?"

"Tidak juga kalau soal ngebantu orang. Apalagi itu temanku sendiri."

Aldi membukakan pintu mobilnya untuk Miya.

"T terima kasih... Aldi-san." Miya masuk ke dalam mobilnya Aldi agak canggung-cunggung.

Dalam perjalanan mereka tidak saling bicara. Dan karena situasi itulah Miya jadi canggung untuk memulai pembicaraan. Bahkan dia sulit untuk tolah-toleh karena rasa canggung nya itu.

Setelah beberapa lama,mereka sampai di rumah Miya.

"Em.. Arigato Aldi-san." Miya membungkukkan badannya dengan ragu-ragu.

"Evet."

Aldi pun pergi. Sebenarnya saat Miya tadi berterima kasih,hatinya agak was-was. Entah apa itu suka atau duka.

-------------------------------------------------------

#AWAS ADA TYPO...
#JANGAN LUPA VOTE N COMEN YA...

#terbit tiap 3 hari 2 kali.

HEART STRING [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang