#56.(14).S2

23 5 2
                                    

"K-kau...."

"H hai. Bagaimana kabarmu?" tanya nya agak gugup.

"L Lena..... Kau menghubungiku?..
Bagaimana bisa?" tanya Levi yang juga ikut gagap karena saking senangnya bertemu dengan wanita yang di sukainya itu.

"Aku-...." Lena melihat dari balik layar ponselnya, Levi yang tersenyum sumringah dan matanya meneteskan air mata membuat wajah tampan nya semakin hangat untuk di lihat.

"K kak Levi... Kau menangis?" setelah mendengar pertanyaan Lena, Levi langsung memalingkan mukannya ke arah lain dan memejamkan mata agak lama. Lalu, dia pun kembali menatap layar ponselnya.

"Ah, aku lupa. Bagaimana kau bisa menghubungiku?" tanya Levi dengan mata masih berlinang sedikit air mata namun Lena tetap mengabaikannya.

"Aku... Dibelikan ponsel oleh pemimpin asrama rehab. Dia sangat baik lho.. Aku juga senang sekali kalau ternyata kak Yura memberiku beberapa alamat email. Termasuk email mu." kata Lena dengan senyum mengembang di wajahnya.

Levi mengerutkan dahinya.

"Cewek apa cowok?" tanya Levi datar.

"Cowok." perkataan Lena berhasil membuat Levi kembali badmood dan memanyunkan bibirnya.

"Kau senang?" tanya Levi dengan suara datar.

"Iya." seakan seperti orang bego dan polos, dengan santainya dia berkata seperti itu di depan lelaki yang pernah menyatakan perasaan padanya. Sedangkan Levi memutar bola matanya malas.

"Kenapa kau menghubungiku? Kenapa bukan Miya, Sri atau barang kali Aldi? Kenapa harus aku?" tanya Levi dengan sorot mata tajam di depan layar ponselnya.

Lena yang tadinya senyum-senyum berubah menjadi bingung dan sedikit berpikir.

"Ahaha... Benar juga. Kenapa aku nggak ngehubungi Miya dulu ya. Kenapa aku malah menghubungimu kak?" tanya Lena dengan tampang bego.

"Baka!! Kenapa kamu malah balik tanya ke aku???!!!!" niat ingin tau tujuan Lena, Levi malah terpancing emosi karena menghadapi gadis bodoh di depannya.

"Uaahhh.... Udah lama nggak liat kak Levi marah. Jadi, dia masih belum berubah ya..." kata Lena sedikit mengejek.

"Haah..... Anggap saja aku tidak mendengar ejekanmu itu. Ngomong-ngomong, kamu naik kelas 2 kan? Jangan bilang kagak naik."

"Ya iyalah... Aku kan bisa mengerjakan semua soal ujian.... Satunya ngawur sih.... Hehehe..." Lena menggaruk-garuk kepalanya.

"Udah kuduga sih... Emmm.... Lena." suasana kembali serius.

"Ada apa?" tanya Lena.

"Kau tadi belum menjawab pertanyaanku" kata Levi dengan gugup.

"Pertanyaan?"

"I iya. Soal kenapa kau menghubungiku, bukan yang lainnya."

Lena terdiam sebentar. Dia menatap wajah Levi dari balik layar ponselnya. Lena menggigit bibir bawahnya dan wajahnya sedikit merona merah.

"A aku..... Ntah kenapa a aku ini....... Kangen sama kak Levi..." mendengar perkataan Lena, Levi diam mematung.

"K kau... Kangen? Padaku?-...." Levi menangis dan kali ini Levi menangis di depan Lena. Dia tersenyum.

"K kak Levi... Kenapa kau menangis?" Lena sedikit panik karena baru pertama kalinya Lena melihat Levi menangis di depannya.

"Bagaimana bisa? Bagaimana bisa kau merindukanku?" tanya Levi.

Lena diam sebentar dan dia mulai membuang muka nya ke arah lain.

"A aku tidak tau.... Aku juga bingung... Kenapa kali ini.... Rasanya bukan orang lain yang ku rindukan tapi kakak. A aku merasa agak berbeda dengan perasaan ini..." Lena menyentuh dadanya dan merasakan detak jantung yang kian cepat berpacu.

HEART STRING [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang