#65.(23).S2

22 4 1
                                    

Mereka pergi kembali ke kafe. Tentu saja untuk meluruskan kesalahpahaman yang sudah terjadi di antara mereka.

Lena pun menjelaskan semuanya panjang lebar, sementara Levi duduk santai sambil minum pesanan nya tadi.

Dari manager hingga temannya Riris hanya manggut-manggut mengerti.

"Baiklah. Sekarang sudah tidak ada salah paham kan? Nah Lena ayo kita pergi." Levi menggandeng tangan Lena.

"Pergi apa? Aku kan harus kerja dulu." Lena menepis tangan Levi dengan lembut.

"Kerja? Kamu kerja?" tanya Levi memastikan.

"Iya. Kenapa emang?"

Levi menepuk jidatnya sendiri. Dia kira Lena sedang kuliah atau sedang iseng membantu si pemilik kafe.

"Mulai sekarang kamu keluar dari sini. Ya pak manajer." kata Levi dengan senyum simpul.

"Apa?!! Mana bisa git-.." sebelum Lena menyelesaikan perkataannya, tangan nya sudah ditarik dan Levi membawa Lena pergi (lagi)

---

Levi membawa Lena ke mobilnya dan menyuruh Lena masuk. Mereka pergi.

"Kenapa kau bilang kalau aku keluar dari kafe itu?" tanya Lena dengan geram.

"Bukan apa-apa kok. Aku hanya merasa pekerjaan itu tidak cocok padamu."

"Tidak cocok?!? Baru muncul setelah sekian tahun malah bikin orang kehilangan pekerjaannya?!" Lena menaikkan nada suaranya.

"Tentu saja. Karena...... Kamu itu lebih cocok jadi ibu rumah tangga untukku."

Deg.

(A apa? Dia bilang apa? Apa benar dia...) tubuh Lena terasa sulit digerakkan. Karena pernyataan mengejutkan dari Levi. Apa dia harus senang? Apa harus sedih?

"I ibu... Rumah tangga???" tanya Lena gugup.

"Iya. Langsung saja. Aku kesini untuk melamarmu. Aku ingin menikahimu. Apa aku terlalu berlebihan?" tanya Levi.

"M menikah?.... Pfft.... A aku..... Aku.." nafas Lena berhembus tak beraturan. Dia mencoba untuk menormalkannya lagi dengan menarik nafas panjang dan menghembuskannya secara perlahan.

"Bagaimana menurutmu Lena?" tanya Levi.

Lena tak langsung menjawab. Dia merunduk dan meremas bajunya sendiri. Akhirnya Lena bersikap lebih tenang dan mengembangkan senyum simpul.

"Tidak."

Deg.

Seakan dunia jadi gelap seketika. Jantung Levi berpacu lebih cepat. Seakan ribuan pisau menancap di seluruh tubuhnya. Air mata nya keluar karena tak sanggup menunggu lagi. Berarti benar. Apa yang selama ini Levi lakukan hanyalah kesia-siaan. Ternyata jawabannya masih sama dan sudah jelas sekali kalau gadis itu menolak.

"Maaf. Aku tidak bisa." Lena menggenggam kedua tangan Levi. Levi hanya diam karena semua tenaganya tak sanggup menepis tangan gadis pujaannya itu. Seberapa pun dia mencoba, marah dan kecewa... Tetap saja cintanya lebih besar dari kemarahannya.

"Aku tidak bisa. Aku tidak bisa menolakmu." Lena mengusap pipi Levi hingga membuat Levi terkejut bukan main.


"APA?!?!?!?!!?!!?!!!?!??!!?!!!" Levi menatap Lena lebih dalam. Dan Lena tersenyum.

"Aku tidak bisa menolak kak Levi." katanya lagi.

Mereka saling terdiam. Levi semakin deras meneteskan air mata. Dia pun memeluk Lena dengan erat. Kali ini lebih erat. Lena menghembuskan nafas lega dan juga turut menangis. Terharu, bahagia itulah yang ia rasakan.

HEART STRING [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang