#46.(4).S2

18 8 1
                                    

"Aku tau kalau kau selalu bilang seperti itu,kak Aldi!. Sudahlah. Jangan peduli padaku lagi. Aku sudah tidak tahan lagi." Lena memalingkan mukanya ke arah jendela luar ruangannya.

Aldi mendekat ke arah Lena dan menaruh boneka panda di sampingnya lalu pergi dengan mengucapkan salam perpisahan.

"Kalau itu bisa membuatmu bahagia... Maka baiklah. Aku hanya ingin kau tau.... Daripada menerimaku sebagai pendampingmu tapi hatimu selalu resah, akan lebih baik kalau aku bisa melihatmu bahagia. Tersenyum ceria walau bersama orang lain." Aldi pergi.

Lena tetap tak bergeming. Dia pun kembali menangis. Namun tak ada suara isak tangis. Karena saat itu bukan hanya raganya yang menangis. Namun jiwanya juga.

Dia mengalihkan pandangannya ke boneka panda yang bersandar di sampingnya. Lena mengambil boneka itu dan memeluknya.

"Hiks.. Maafkan aku kak Aldi... Hiks.. Maaf... Maaf... Aku yang salah. Hiks.... Aku tidak bermaksud menyakiti hatimu... Hanya saja, aku ingin kau tidak terkena hal mengerikan selama bersamaku. Hiks.... Dan lagi,sepertinya hati ini sudah menemukan tempatnya.. Tempat yang sangat nyaman dan aman. Ya... Seperti itulah rasanya sekarang."

Ternyata diam-diam Aldi menguping di balik pintu ruangan Lena. Dia amat sangat kecewa dengan perkataan Lena. Namun, rasa kecewanya masih kalah jauh dengan rasa sayangnya pada Lena.

"Aku juga minta maaf Lena. Aku tidak bermaksud membuatmu terbebani untuk saat ini. Karena itulah... Aku lebih bahagia kalau kau bahagia. Ya. Itulah yang dari dulu kurasakan. Berarti... Dari dulu, sejak kita bertemu... Aku sebenarnya tidak mencintaimu. Aku... Hanya merasa sayang dan ingin melindungimu selalu. Itu artinya... Rasa sayang seakan-akan kita bersaudara. Bukan rasa sayang sebagai kekasih." Aldi menggumam pelan.

Sesekali matanya ingin sekali mengeluarkan air mata yang sudah dia tahan sejak Lena mengutarakan perasaan yang sebenarnya. Lalu Aldi pergi berlalu dengan hati yang hancur.

---

Siang hari di kafe Hagipherione....

"Teman-teman ku yang terhormat, marilah kita support Yura supaya-.."

"Wait!!! Kak Daniel, kita ini lagi hangout, bukannya mau rapat pleno" Sri menepuk jidatnya.

"Hm... Ini nih.. Kalo kebanyakan nugas lapangan. Arwah organisasi masih kebawa ampe sini." Kata Ferry agak boring.

"Kenapa Hm?. Kok kalian sewot banget?" jawab Daniel di sertai tatapan tajam dan mengancam.

Melihat reaksi Daniel seperti itu, Sri dan Ferry cuma bungkam dan tidak berani buka mulut lagi.

"Daniel, kamu jangan bikin mereka takut. Udah ya." kata Yura sambil mengelus elus lengan Daniel.

"Haah. Iya Yura."

(Weehhh.... Kalo sama pacarnya kalah. Wkwkwk) Batin Sri dan Ferry bersamaan.

---

Aldi melajukan mobilnya dengan sangat cepat. Dia berusaha menenangkan pikiran yang semakin campur aduk. Dia masih merasa pernyataan Lena di rumah sakit tadi terus muncul di kepalanya.

"Arrgghhh..." Aldi meremas rambut kepalanya dengan kasar.

"Semakin pusing saja kalau di pikirkan...... Haah.. Aku benar-benar penasaran, siapa sih orang yang sudah berhasil mencuri hati Lena....... Orang itu........ Kuharap dia orang yang baik." Aldi terus berpositif thinking dan mulai merelakan one sided love nya.

HEART STRING [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang