Aku menjelaskan semuanya pada hogora, dan aku bilang sejak awal aku memang tidak berniat untuk menyembunyikan identitasku sebagai seorang pet."Kenapa kau baru bilang sekarang?"_ tanyanya.
"Kau kan baru tanya sekarang"_jawabku polos.
"Hahhhh, ya sudah. Aku tak perduli kau pet atau manusia biasa, tapi apa teman kelas kita bisa dipercaya? Maksudku mereka akan membullymu"
"Biarkan saja, lagi pula aku punya pemilikku. Tuanku akan marah pada orang yang menggangguku"
"Apa kau sudah dilatih sebagai pet atau sudah mengalami perubahan?"
"Aku tak tau yang kau maksud"
"Apasaja yang sudah di lakukan tuanmu padamu? Dan bagaimana dia bisa bertemu denganmu?" tanyanya bersemangat tanpa ku tau apa maksudnya.
"Ya...., dia menemukanku saat aku kelaparan dan tak punya rumah. Saat aku setuju untuk menjadi petnya, dia selalu memandikanku dan aku tidak boleh menolak, dia memakaikan aku baju pilihannya, memasukan aku ke sekolah ini, dan harus berangkat dan pulang bersama." Jelasku panjang lebar.
"Hanya itu, dia tidak menyentuhmu secara intim selain memandikanmu?"_tanyanya lagi penuh selidik.
"Mungkin.... menciumku?" Pikirku
"Yang lebih intim!"
"Kurasa hanya itu"
"Yaaaaah kau tak asik"
Aku hanya mengedikkan bahuku 'memangnya apa yang dia harapkan' batinku.
Tak lama bell pun berbunyi.
Selama belajar aku merasa risih, karena semua orang kecuali guru menatapku, mereka berbisik satusama lain dan membuatku sangat tak nyaman.
Begitu pula saat jam istirahat, bahkan lebih parah. Semua orang yang makan di kantin menatapku. Hari ini memang saatnya memakai seragam tanpa dasi, jadi tentu saja mereka menyadari collar yang aku pakai.
Hogora berusaha membuatku nyaman dengan menghiraukan mereka dan mendengarkan musik, yah dan itu memang lumayan membantu.
"Hey kau peliharaan, berani sekali kau datang ke sekolah elit seperti ini. Dan kenapa kau duduk di kursi dan tidak merangkak?. Hahahahah" seorang senior tingkat 2 menghampiriku dan mencoba mempermalukan aku di depan teman-temannya.
Aku menghiraukannya, dan memutuskan untuk tetap menunggu hogora yang sedang mengambil makanan.
"Hey aku bicara padamu, berani sekali kau mendiamkan ku!" Dia menarik kerahku agar aku berdiri.
Aku berusaha tenang, ada sedikit dorongan untuk menghajarnya. Entah dorongan itu datang dari mana, tapi aku melawan dorongan itu untuk tetap tenang. Aku adalah atlet karate di smp, jadi aku selalu memegang teguh sumpah karate.
Tak lama kakak senior itu memukulku dengan keras di wajah hingga sudut bibirku mengeluarkan darah.
"Kau membuatku muak entah kenapa, tapi aku jadi semakin senang mengerjaimu, hahahahha" tawanya dengan teman temannya.
"Apa salahku padamu?" Tanyaku dengan ekspresi datar, dan dengan mudah melepaskan pegangannya di kerahku.
"Wahhhh, kau kuat juga. Kau memang tak punya salah padaku, tapi.... kami ingin bermain-main denganmu" dia menyuruh dua temannya untuk membawaku ke gudang olahraga, dan 4 orang sisanya membereskan gudang dan berjaga di pintu dalam dan luar gudang.
Mereka melemparku ke matras. Kakak senior yang tadi memukulku mendekatiku, mencengkram rahangku dan kembali memukulku.
"Kau pet yang sangat manis..., tapi kau kuat juga ya" dia menendang perutku dan menyuruh 3 temannya untuk ikut menyiksaku.
Rasanya sakit sekali, aku sama sekali tak bisa melawan. Kakak senior yang pertama, kutau dia adalah ketua gank sekolah yang paling kaya dan berkuasa karena ayahnya wakil kepala sekolah, tapi aku baru tau dia juga sekejam ini.
Dia menghampiriku yang sudah lemas dan hampir pingsan.
"Bagaimana anak manis apa kau menikmatinya, oh ya..., kau belumku lecehkan ya? Haha, bukankah seorang pet menyukai sentuhan intim?hahah" gelak tawa memenuhi gudang itu.
Kakak senior itu membuka kancingku dengan paksa hingga semua kancingnya terlepas, dia mengusap perutku yang penuh lebam naik ke dada.
"Ohhh collar yang bagus, sepertinya pemilikmu sangat kaya ya, hahah" dia mencoba menyentuh collarku. Lalu akupun ingat kata-kata tuanku 'jangan sampai seorangpun yang berani menyentuh collar ini'.
Akupun dengan segera menahan tangannya yang hampir saja menyentuh collarku, akupun dibutakan oleh amarah dan menghabisi mereka, memang tak separah mereka menyiksaku sampai ada bekasnya, aku hanya membuat mereka pingsan tanpa menyiksa mereka.
Aku berjalan dengan pincang menuju kelasku sepertinya semua siswa sudah pulang, aku sudah tidak kuat lagi rasanya ingin pingsan. Saat aku membuka pintu kelas kulihat disana ada hogora dia berdteriak, tapi aku tak bisa mendengarnya dan pandangaku mulai menggelap dan.... aku pingsan.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pet (First Version)
RandomAkihiko arata, itulah nama pemberian kedua orangtuaku yang telah tiada saat umurku 8thn, mereka meninggal karena pembunuhan oleh sekelompok preman yang ingin merampok mereka saat pulang kerja, di perjalanan pulang melewati kawasan yang sepi penduduk...