Zelo...
"Noona, saatnya kau minum obat" Chan membawa kantung obat dan menghampiri Jenny yang sedang bersandar di pundakku, Jenny memang tak ingin jauh jauh dariku semenjak kami bertemu kembali.
"Obat?" Aku mengernyit bingung.
Jenny hanya tersenyum padaku, dia mengambil obat yang diberikan Chan lalu meminumnya.
"Kau... Sakit?" Tanyaku penasaran.
"Kau menggigit tangan Noona hingga lumpuh, kau tak ingat hah?" Ketus Chan menjawab pertanyaanku.
"Akh!" Jenny menginjak kaki Chan.
Aku memang penasaran sejak awal Jenny beraktivitas hanya dengan menghunakan sebelah tangannya saja.
Aku menunduk merasa bersalah.
"Heyy... Tak usah dipikirkan. Yang aku lakukan padamu lebih menyiksa bukan? Aku membuatmu tak bisa merasakan apapun..." Jenny balik menatapku sendu.
Chan yang mendengar perkataan Jenny terkejut, sepertinya dia baru tau itu.
"Aku sedang membangun sebuah lab di gudang halaman belakang, aku bisa membuat eksperimen untuk menyembuhkan tanganku, dan juga menyembuhkanmu" ucapnya.
"Apa kau yakin aku bisa sembuh?" Tanyaku ragu.
"Aku akan berusaha, lagi pula tanganku-"
"Aku bisa menyembuhkan tanganmu" ucapku memotong perkataan Jenny.
"A-apa?" Jenny terlihat bingung.
"Tanganmu lumpuh karena gigitanku bukan? Maka aku bisa mengembalikannya." Aku pun menggenggam tangan Jenny yang lumpuh, kucari bekas gigitanku dulu. Aku pun menariknafas, memusatkan energi penyembuh ke ruas-ruas gigiku. Lalu ku gigit tangan Jenny tepat di bekas gigitanku dulu. Kugigit pelan tanpa menimbulkan luka, hanya menempelkan gigiku ke daerah yang menjadi pusat kelumpuhannya.
Kutatap wajah Jenny yang menahan sakit karena syaraf-syarafnya yang mulai tersusun kembali. Chan yang panik karena Jenny kesakitan malah mengunci leherku dengan lengannya, mencoba menghentikanku.
Untung saja aku sudah selesai jadi aku bisa melepaskan gigitanku, jujur saja Chan benar-benar mencekikku hingga aku akhirnya lemas.
"Chan bodoh lepaskan dia!" Panik Jenny setelah melewati rasa sakitnya.
"Noona dia menyakitimu!" Chan tak mau kalah dan masih mengunci leherku.
"Kubilang lepaskan Chanwoo!" Setelah Jenny berteriak kencang barulah Chan melepaskan kunciannya.
"Uhuk uhuk uhk...." Aku terbatuk-batuk, karena kehabisan oksigen.
"Ya ampun Zelo sayang.., kau ini kenapa Chan?!"
"Aku panik karena kau kesakitan!"
"Dia menyembuhkan tanganku, dan kau malah ingin membunuh dia yang baru sadar dari koma?!" Marah Jenny.
"Aku panik Noona!"
"Hiss sudahlah, pergi lah ke kamarmu" Jenny mengakhiri.
Uhuk..uhuk...huk..
Aku terus terbatuk karena kehabisan nafas.
"Ada apa ini? Kenapa kalian berisik sekali?" Azora datang menghampiri kami.
"Bukan apa-apa, maaf aku mengganggu waktu tidur siang Arata"
"Itu bukan masalah, Zelo... Kenapa dia?".
"Ah... Ini karena adikku salah paham, dia menyangka Zelo menyakitiku jadi dia mencekiknya". Jelas Jenny sambil mencoba membuka collarku.
Jenny mengelus leherku yang memerah dengan lembut.
Azora pun pergi meninggalkan kami.
Skip..
Arata..
Setelah Tuan kembali aku mendudukan diriku di sofa, sebelumnya aku tertidur saat menonton film bersama tuan Azora dan akhirnya bangun karena mendengar keributan di ruang baca.
"Apa terjadi sesuatu?" Tanyaku pada tuan.
"Hanya masalah kecil, dan bukan urusan kita" jelasnya singkat.
"Apa kau ingin kembali tidur?" Tanya nya.
Aku menggelengkan kepalaku karena aku sudah tidak merasakan kantuk.
"Apa kau ingin makan siang sekarang? Atau kau ingin makanan yang lain?" Tanyanya berturut-turut, sambil mengelus kepalaku.
"Hemmm... Aku ingin... Strawberry cake!"
"Pilihan bagus, ayo kita ke luar. Di daerah sini ada cafe yang menyediakan berbagai macam cake yang lezat" Tuan memangkuku.
"T-tunggu... Apa kita hanya pergi berdua? Ayo ajak Zelo senpai dan no..." Aku tak melanjutkan kalimatku karena melihat ekspresi Tuan yang tak bersahabat.
"Akan lebih baik jika kita berdua saja. Kau tau aku masih membencinya bukan?" Ucap Tuan Azora dingin. Aku menunduk merasa menyesal telah melakukan kesalahan.
"M-maaf.." ucapku takut.
"Sudahlah, aku akan melupakan ucapanmu itu. Aku tak akan menghukummu, tapi jika kau berusaha untuk membuatku memaafkan Jenny.., bersiap lah untuk menerima hukuman mu Arata" ancam tuan yang membuatku semakin takut.
"A-aku t-tidak akan me-melakukannya" tentu saja aku tak akan melakukannya, aku tak ingin di hukum.
Tbc...
Sorry masih dikit....
Jangan lupa voment🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Pet (First Version)
RandomAkihiko arata, itulah nama pemberian kedua orangtuaku yang telah tiada saat umurku 8thn, mereka meninggal karena pembunuhan oleh sekelompok preman yang ingin merampok mereka saat pulang kerja, di perjalanan pulang melewati kawasan yang sepi penduduk...