Arata..
Ini hari pertamaku kembali ke sekolah, aku sungguh merindukan Hogora.
Aku mulai berjalan menyusuri lorong menuju kelasku, tapi yang aku bingungkan adalah semua orang menatapku sampai akhirnya aku bertemu ketua kelasku di depan kelas. Dia menatapku aku pun menghampirinya, "pagi ketua kelas" sapa ku.
"ah.. Ya pagi.." balasnya.
"apa kau tau kenapa semua orang menatapku?" tanyaku padanya.
"ehhh, kau tau. Kau menghilang tanpa kabar lama sekali, dan kini kau kembali dengan tampilan yang berbeda".
"apanya yang beda?" tanyaku bingung.
"emm, terakhir kali aku melihatmu kau tak setinggi ini dan kau terlihat sangat imut, dan sekarang kau lebih maskulin, dan masih banyak yang berubah darimu. Sudah ya aku ada urusan" jelasnya lalu pergi.
Aku yang masih keheranan memilih tidak terlalu memperdulikannya dan masuk ke kelas.
"Arataaaa...."
Hogora berteriak sambil memelukku."kemana saja kau! Aku kesepian" rengeknya.
"ahahaha maaf ceritanya terlalu rumit untuk dijelaskan"
"kau ini.., tunggu, sejak kapan kau setinggi ini, dan apa ini kau punya tindikan? Dan lihat rambutmu panjang. Oh... Kemana Arata sahabatku yang imut dan manis" Hogora tampak kecewa.
"ayo lah.. Penampilanku memang berubah, tapi aku tetap sahabatmu seperti biasanya"
"hah... Ya..ya..ya.. Tapi kenapa kau di tindik? Sejak kapan?" herannya.
"emm mingkin sudah 2 minggu? Entahlah aku lupa, yang pasti terlalu rumit untuk ku ceritakan disini"
"klo begitu aku akan main ke rumahmu, kau berhutang cerita padaku"
"kenapa di rumahku?" kagetku, aku tak ingin merepotkan tuan Azora.
"kau bilang terlalu rumit untuk di ceritakan di sekolah. Dan jika aku mengajakmu ke rumahku, aku tidak yakin tuanmu akan mengizinkan" jelasnya.
"memang kau yakin tuanku mengizinkanmu main ke rumahnya?"
"setidaknya aku tidak membawa mu keluar rumah kan? Bisa saja dia berfikir begitu" finalnya yang membuatku menyerah berdebat dengannya.
Sebenarnya aku malas untuk menceritakannya, itu mengigatkanku pada saat saat yang tak ingin ku ingat. Saat dimana pertama kalinya nona Jenny marah padaku, dia menghukumku dengan sadisnya. Cambuk yang digunakannya untuk menyiksa Zelo senpai, sudah pernah aku rasakan sebelumnya, anehnya dia selalu tak ingat sudah melakukan itu padaku. Dan tindikan ini juga ulahnya yang protektif, dia memasang anting yang terdapat cip pelacak didalamnya. Karena terlanjur ada lubang tindikan d telingaku, tuan Azora membelikanku anting yang menurutku sangat keren.
"aku akan menceritakannya, tapi ada beberapa yang tak bisa ku katakan padamu" aku menunduk, mencoba menenangkan hatiku.
Karena kelas masih sedikit sepi dan tidak ada yang memperhatikan kami, jadi aku menceritakan beberapa kejadian yang menimpaku. Aku tidak mau Hogora main ke rumah tuan Azora, aku tak mau tuan merasa terganggu.
Selesai bercerita, aku tertawa terbahak melihat ekspresi Hogora yang menurutku sangat konyol, mulutnya terbuka mengaga, mata sipitnya yang berusaha melotot dan alis yang terangkat.
"Bisa kau hentikan ekspresi itu? Aku mulai takut melihat matamu yang mungkin akan keluar, hhahah"
Dia pun berhenti melakukan ekspresi aneh itu dan mulai tersadar kembali saat sensei memasuki kelas dan akan memulai pelajaran.
Istirahat...
"huahhh... Aku mengantuk" Hogora pun memutuskan untuk tidur, menyandarkan kepalanya di meja.
"Hei... Jangan tidur, ayo kita makan siang ke kantin" Ajakku membangunkannya.
"Kau pergilah tanpaku, aku mengantuk. Semalam aku tidak bisa tidur karena di rumah sangat berisik" keluhnya.
"Berisik?" tanyaku bingung.
"ya.. Ayah dan ibu akan bercerai, jadi mereka meributkan hak asuh, mereka sama-sama ingin membawaku bersama mereka" jawabnya dengan mata yang masih terpejam.
"orang tuamu akan berpisah dan kau sepertinya tak ingin perduli?"
"aku hanya berusaha untuk tidak ikut campur dengan permasalahan mereka, toh aku selalu sendiri sebelumnya" jawabnya lagi dengan nada yang semakin pelan, tanda dia mulai tertidur.
Aku yang tak ingin mengganggu tidur Hogora pun pergi meninggalkannya.
Saat menuju kantin seorang perempuan menghampiriku, dia tersenyum manis.
"emm, Hai.. Boleh aku berkenalan denganmu? Aku menyukaimu" ucapnya yang membuat aku terkejut.
Tbc...
Maaf ya klo pendek..
Yo vote&comment..😂
Aku tuh suka liat yg komen, dan itu ngaruh banget sm mood aku buat nerusin cerita ini.
Tp d liat dr jumlah yg baca, vote dan komen tuh agak gimana.. Gitu..Ujung2nya aku jd suka nunda buat up karena yg komen jauh lebih sedikit dr yg baca dan itu bikin mood aku down.
Tp aku ttp bakal lanjut, tp mungkin d saat aku lg mood aja.
Maaf atas ketidak nyamanannya😥
KAMU SEDANG MEMBACA
Pet (First Version)
RandomAkihiko arata, itulah nama pemberian kedua orangtuaku yang telah tiada saat umurku 8thn, mereka meninggal karena pembunuhan oleh sekelompok preman yang ingin merampok mereka saat pulang kerja, di perjalanan pulang melewati kawasan yang sepi penduduk...