"Arata..., Bisa kau bangunkan Zelo di kamarku?" Jenny meminta.
"Tentu.." Jawab Arata dengan senang hati.
Azora datang menghampiri Jenny yang masih sibuk memasak.
"Chan.., tolong kau siapkan meja makan dan taruh semua makanan ini di sana" suruh Jenny mengabaikan kehadiran Azora.
Saat Jenny berjalan melewati Azora untuk mengambil lap, Azora menggenggam pangan Jenny.
"Bisa kita bicara?" Pinta Azora.
"Tentu.." Jenny tersenyum ramah.
"Setelah makan malam tentunya...hihi" lanjutnya disertai tawa kecil di akhirnya, lalu meninggalkan Azora.
______________________________________
Arata..
Aku mengetuk pintu kamar senpai
Tok tok tok
"Senpai, ini aku Arata. Waktunya makan malam"
Tak ada jawaban, aku pun memutuskan untuk masuk.
Kulihat senpai diam d pojok ruangan pinggir kasur dengan tangan yang terluka dan terdapat jarum infusan disana.
Aku pun mendekatinya, seluruh tubuhnya bergetar."Se-senpai?" Aku mencoba memanggilnya.
Tapi dia samasekali tak menjawab. Aku yang takut Senpai kenapa-napa langsung pergi memberitau Nona.
Azora..
'kenapa Arata lama sekali' batinku.
Makan malam sudah siap di meja makan kami pun sunah siap menyantap makanan, hanya saja kami menunggu Arata dan Zelo untuk mulai makan bersama, namin entah apa yang membuat Arata begitu lama.
Setauku Zelo tak pernah sulit untuk dibangunkan.Kulihat Arata berlari dengan paniknya menuju meja makan.
"NONA! se-senpai..."
Jenny yang tau maksud Arata pun langsung pergi ke kamarnya disusul Chan.
Aku yang kebingungan memandang Arata meminta penjelasan.
"Sebaiknya Tuan juga ikut melihatnya" Arata menuntunku.
Setelah masuk ke kamar Jenny, kulihat Jenny mencoba menenangkan Zelo dengan mengusap kepalanya dengan lembut.
"Apa sesakit itu?" Jenny bertanya perlahan pada Zelo. Namun kulihat Zelo enggan menjawabnya, tubuhnya bergetar dengan mata dan mulut tertutup rapat juga nafas yang tak teratur.
Chan menghampiri mereka dengan kotak p3k. Sepertinya untuk tangan Zelo yang bercucuran darah akibat jarum infus yang sepertinya ditarik atau dilepas dengan paksa.
Jenny menggenggam tangan Zelo yang terluka lalu diobati oleh Chan.
"Apa kau terkejut dengan rasa sakitnya hingga menyakiti tanganmu? Sudah kubilang rasanya akan sakit saat obatnya bereaksi, seharusnya kau tak sepanik ini.." Jenny masih berusaha berbincang dengan Zelo.Jenny mencium Zelo berkali-kali mencoba menenangkanya, dan sertinya itu berhasil. Zelo membuka matanya dan nafarnya kembali normal meskit tubuhnya masih sedikit bergetar.
Setelah melihat Zelo membaik aku kembali ke ruang makan.
Author..
Makan malam berlangsung dengan sunyi karena di meja makan hanya ada Arata, Azora, dan Chan. Jenny makan malam di kamar karna harus menyuapi Zelo.
"Chan... Aku ingin bertanya... Apa boleh?" Arata memberanikan diri memulai pembicaraan.
Chan yang menunduk fokus pada makanannya pun beralih memandang Arata, lalu mengangguk memperbolehkan Arata bertanya. Sejujurnya Chan cukup terkejut karena ini pertama kalinya Arata bicara padanya setelah kejadian itu.
"Apa kau tau apa yang terjadi dengan Zelo senpai?"
"Aku blum yakin penyebabnya, yang aku tau noona sedang berusaha menyembuhkan Zelo, tapi karena lab yang ia buak belum selesai jadi dia meracik obat yang bisa membuat Zelo dapat merespon rasa walau untuk sementara dan bukan juga untuk menyembuhkan" jelas Chan panjang.
"Tapi.. untuk reaksi seperti tadi aku tak tau jelasnya kenapa, sebaiknya kau tanya pada noona" lanjutnya.
Azora hanya diam mendengar obrolan Arata dan Chan tak berniat ikut dalam pembicaraan skalipun...
------------------–—————--------------——---
Selesai makan malam, Azora mendatangi jenny yang sibuk mencuci piring bekas makan malamnya bersama Zelo.
"Jenny-"
"Tunggu Azora, aku harus cepat kembali ke kamar. Zelo masih membutuhkanku" Jenny memotong ucapan Azora dan langsung pergi dengan terburu-buru setelah selesai mencuci piring.
Azora memutuskan untuk mengikuti Jenny untuk memastikan Jenny tak menghindar darinya.
Dan ternyata benar, Azora melihat Jenny sedang memasang selang infus darah pada Zelo, dilihatnya Zelo yang telanjang dada masih sedikit gemetar dengan keringat dingin yang terus bercucuran.
"Tidur lah, mungkin rasa sakitnya sebentar lagi hilang. Aku akan mengurangi dosis obatnya nanti agar jangka waktunya tak selama ini" ucap Jenny yang di akhiri dengan mengecup bibir Zelo.
Azora memutuskan masuk ke kamar Jenny untuk melihat keadaan Zelo lebih jelas. Jenny tau Azora masuk ke kamarnya tapi dia menghiraukannya dan lanjut mengurus Zelo, dia mengambil handuk basah lalu mengelap tubuh Zelo yang basah oleh keringat.
"Aku akan menunggumu di ruang baca, kumohon datang lah jika kau sudah selesai mengurus Zelo" pinta Azora pada Jenny.
"Aku akan datang setelah Zelo tidur dan.... kau juga Arata" Jenny memergoki Arata yang ternyata mengintip.
Azora yang baru sadar ternyata Arata mengikutinya pun menghampiri Arata lalu memeluknya, "hah... Aku sempat melupakanmu sesaat, maaf" sesalnya.
Jenny tertawa kecil "sepenting itukah kau ingin bicara denganku hingga kau melupakan Arata? Hihi" ledeknya.
Tbc...
Jangal lupa voment🥰
Sorry ya lama gk up, jadwal aku lg full banget😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Pet (First Version)
RandomAkihiko arata, itulah nama pemberian kedua orangtuaku yang telah tiada saat umurku 8thn, mereka meninggal karena pembunuhan oleh sekelompok preman yang ingin merampok mereka saat pulang kerja, di perjalanan pulang melewati kawasan yang sepi penduduk...