14

3.2K 213 13
                                    

(Bahasa korea)
(Bahasa jepang)

"Nona, jet pribadi anda sedang mengisi bahan bakar. Anda bisa menunggu di ruang vvip sebentar" saran pilot pribadi keluargaku.

"Baiklah. Chan tolong kau lepaskan collar arata, setelah itu hancurkan. Aku tidak mau Azora melacaknya" perintahku.

"Baik"

Skip...
______________________________________

Korea...

Aku telah sampai di rumahku yang terletak di gwanak-gu, seoul. Aku punya banyak rumah, tapi aku menetap disini agar tidak jauh dari kampusku. Aku melanjutkan studyku di Seoul National University.

Sekarang sudah jam 18.05, saatnya untukku menyiapkan makan malam. Aku memang tidak menyewa maid ataupun pelayan seperti di rumah Azora. Bukannya aku tidak mampu, bahkan hartaku lebih banyak dibanding Azora. Aku hanya senang melakukan segalanya sendiri saat di rumah. Kecuali jika aku sibuk di luar, aku akan menyewa seseorang untuk sekedar membereskan rumah.
'Oh~ bahan persediaan sudah habis, Chan lebih suka masakanku dibanding makanan luar. Hmm Aku harus belanja' batinku.

"Chan, aku akan ke luar sebentar untuk membeli bahan-bahan makan malam kita. Kau tunggu Arata disini, untuk jaga-jaga kau ikat saja tangan dan kakinya"

"Biar saya saja yang belanja, nona. Anda bisa beristirahat sebentar. Lagi pula hari menjelang malam, saya khawatir jika ada yang macam-macam pada anda"

"Chanwoo sayang..., kita sudah di rumah sekarang. Kau tak perlu formal padaku ingat? Meskipun kau hanya anak angkat ayah, kau tetap adikku.
Dan kau jangan khawatir, aku bisa menjaga diriku sendiri, kalau kamu yang belanja jurtru akan lebih lama" jawabku yang ku akhiri dengan tawa.

"Ahhh baiklah noona" jawabnya pasrah dan tersenyum membalas tawaku.

Author..

Seperti usul kakaknya. Chan mengikat tangan Arata menjadi satu, dia juga mengikat kaki Arata.
Selesai mengikat Arata Chan memerhatikan wajah Arata yang pucat dengan seksama, mengelus pipi halusnya dan mengarahkan jarinya menyentuh bibir Arata. Chan tersenyum lalu dia pergi dari kamar Jenny.
Chan memutuskan untuk menyiapkan baju tidur untuk Arata nanti, mengingat Arata masih memakai seragam sekolah.

Arata...

"Ugh... kenapa kepalaku sakit. Ah! T-tunggu dimana ini?" Aku begitu terkejut saat menyadari aku ada di tempat yang asing. Dan yang lebih parahnya tangan dan kakiku terikat.

Aku mencoba memanjangkan taringku dan ternyata hanya bisa sedikit saja karena kondisiku yang tak memungkinkan, lalu kugigit tali yang mengikatku.

Aku mencoba memanjangkan taringku dan ternyata hanya bisa sedikit saja karena kondisiku yang tak memungkinkan, lalu kugigit tali yang mengikatku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata tidak berhasil, aku bahkan tidak menggoresnya sedikitpun. 'T-tunggu, kemana collarku!' Aku meraba leherku yang biasanya terdapat collar, kini tak ada. Aku semakin panik 'bagaimana bisa collar itu bisa lepas, setahuku hanya tuan Azora saja yang bisa membukanya karena harus memakai sidik jarinya.

Clek..
Seseorang membuka pintu, aku tak pernah bertemu sebelumnya. 'Apa dia yang menculikku?'. Perawakannya lebih tinggi dibanding tuan Azora.

Clek..
Aku semakin panik saat dia berbalik setelah menutup pintu.
"Oh~ kau sudah bangun rupanya"
Aku mengernyit tak mengerti ucapannya.

"Oh ya maaf, aku lupa kau orang jepang" ucapnya sambil tersenyum. Senyumnya terlihat begitu tulus, sepertinya dia bukan orang jahat.

"Ah! Maaf, aku mengikatmu karena kakakku bilang sebagai antisipasi saja, takutnya kau terlalu panik lalu mengamuk" ucapnya lagi, kali ini dia membuka ikatanku.

"A-aku tak mengerti..." jedaku, kini dia menatapku yang mulai mau bicara.

"Kenapa... aku bisa ada di sini, tak memakai collar, dan kau siapa?" Lanjutku bertanya.

Dia tersenyum sebelum menjawab. "Aku Jung Chanwoo. Kau tak mengenalku, tapi kau mengenal kakaku, namanya Jenny" ucapnya.

Aku terkejut mendengar dia menyebutkan nama Jenny. "N-nona Jenny? T-tapi..." aku tak bisa melanjutkan ucapanku.

"Aku dan dia yang membawamu kemari. Lebih tepatnya... Jenny noona mengambil alih kepemilikan atas dirimu dari Azora" ucapnya yang membuatku sangat terkejut.

Aku memang merindukan nona Jenny, belaiannya, pelukannya, dan tentu saja darahnya. Tapi aku samasekali tidak pernah berfikir untuk meninggalkan tuan Azora.

"Pihak berwajib mencabut hak kepemilikanmu sebagai petnya, karena dianggap melalaikan kewajibannya sebagai majikan. Jenny noona menuntutnya dengan memberikan bukti bahwa dia sering meninggalkanmu sendiri dan dia juga tidak memperhatikanmu dengan baik hingga keadaanmu yang kini sedang memburuk" jelasnya lagi.

Aku hanya bisa menunduk, semua yang dikatakannya memang benar. Tuan Azora terlalu sibuk dengan pekerjaannya, bahkan dia juga mulai jarang masuk kuliah demi mengurus perusahaan ayahnya.

"Sudahlah... mulai sekarang kau tidak akan sendirian lagi" dia mengusap kepalaku, jujur saja rasanya nyaman sekali, aku menyukai perlakuannya.

"Jenny noona sekarang pasti sedang memasak makan malam, kau pakai baju piyama lamaku dulu. Aku belum sempat belanja pakaian untukmu" Dia mulai membuka bajuku, mengganti pakaianku dengan lembut, seakan-akan dia bisa melukaiku jika lengah sedikit.

Dan entah kenapa rasanya aku mulai terbiasa bergantung pada orang lain. Bahkan mungkin aku mulai lupa cara mandi dan memakai baju sendiri.

Orang yang bernama Chanwoo itu menuntunku ke ruang makan. Di sana sudah ada nona Jenny yang baru selesai menyiapkan makan malam.

"Owh! Arata... aku sangat nerindukanmu" ucapnya sambil memelukku. Tapi tak disangka dia menggendongku dan mendudukkan aku di pangkuannya. 'Dia kuat sekali...' batinku.

"Ayo kita makan, aku akan menyuapimu"

"Emmm nona Jenny, aku bisa sendiri" ucapku agak canggung. Tapi nona Jenny menggelengkan kepalanya tanda tak setuju. Aku pun hanya menuruti kemauannya.

Masakannya sangat enak, sepertinya aku lebih suka masakannya dibanding masakan maid di rumah tuan Azora.

Selesai makan nona Jenny mengambil salah satu pisau yang masih bersih lalu dia mengiris lehernya sendiri. Aku sangat terkejut melihatnya dan mulai panik.

"Minumlah Arata, aku tau kau sudah tak tahan" titahnya. Aku menurutinya karena dia memang benar, aku sudah tidak bisa menahannya lagi.

Nona Jenny memelukku yang sedang meminum darahnya, dia menutul matanya, mengusap kepalaku dengan lembut. Aku terlena dengan meminum darahnya, lalu aku menghentikannya, menatap wajah nona Jenny.

"Kenapa berhenti? Aku tahu kau masih membutuhkannya"

"Sepertinya sudah cukup, aku takut nona kehabisan darah"

"Aku punya tubuh yang unik, Arata. Tubuhku tidak pernah kekurangan darah, karena tubuhku selalu menghasilkan darah yang baru dengan cepat setiap ada darah yang keluar" jelasnya, lau menuntunku untuk kembali meminum darahnya.

Sungguh darah ini membuatku seperti melayang, aku mulai ketagihan dengan rasa manis darah nona Jenny.

"Arata, kau sudah menjadi lord bukan?" Tanyanya. Aku berhenti meminum darah dan memandangnya bingung.

"Dari mana nona tau?"

Tbc...
______________________________________

Sorry klo pendek, lg gk fokus gara2 B.A.P datang ke indo (gila... gk nyangka)

Btw itu aku pk nama member iKON soalnya bingung mau d kasih nama apa tokohnya.

Jenny juga itu aku ambil dr nama member Blackpink Jennie, tp aku plesetin hurufnya.

Aku lg usahain update nya gk lama...
Makasih yg udh ngasih semangat :D

Pet (First Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang