37

817 57 3
                                    

Azora...

Tak terasa pagi datang dengan cepat. Semalam aku tertidur saat menemani Arata, niatku gagal lagi untuk meminta penjelasan jenny.

Jam sudah menunjukkan pukul 6.12 pagi, Arata masih tertidur pulas. Dan aku memutuskan untuk bicara dengan Jenny sekarang.

Aku beranjak keluar kamar, aku mencari Jenny ke taman belakang. Sudah kuduga dia disana, di gudang lama yang akan ia jadikan lab nya. Bisa kulihat disana juga ada Zelo yang duduk di kursi roda, mereka berdua masuk bersama. Aku ikut masuk tanpa berniat untuk sembunyi sembunyi.

Author..

Jenny memalingkan wajahnya melihat Azora yang mengikutinya masuk ke dalam lab barunya. "Kau bangun pagi sekali untuk bicara denganku?" Tanya Jenny dengan di angguki Azora.

"Ternyata kau bisa bertingkah semanis ini hihihi" Jenny terkikik.

"Ok, kalau begitu sekalian saja kau bantu aku memasukkan Zelo ke tabung yang di sana" Jenny menunjuk sebuah tabung yang berdiri tegak di tengah ruangan.

Jenny mulai membantu Zelo untuk melepas bajunya dan mulai memasang rantai yang akan  membelenggu tangan kaki dan tangan Zelo, tak lupa juga ia memasangkan selang oksigen dan memasang beberapa infusan di tubuh Zelo, dan tak lupa memasang pendeteksi detak jantung.

Azora mengikuti intruksi yg diberi tahukan Jenny, sampai akhirnya Zelo telah selesai di masukkan ke dalam tabung.

"Apa kau yakin ini tak membahayakan Zelo?"

"Tentu ini membahayakannya, bahkan ia akan kehilangan beberapa kekuatan yang dimilikinya"

"Apa! Lalu kenapa kau lakukan ini?!"

"Tenanglah dulu..., Aku membicarakan ini cukup lama dengannya, dan kenapa kau baru marah sekarang, bukankah dengan aku merantai Zelo bisa membuatmu curiga" Azora  terdiam mendengar ucapan Jenny, pikirannya sedang kacau saat ini, karena terus memikirkan masalah pernikahan mereka.

"Hah... Aku yakin beberapa sarafnya akan terganggu, kemungkinan besar dia akan kehilangan 2 sampai 3 kekuatan yang dia miliki dan dia akan sering lepas kendali karena dibawah alam sadar, sehingga membuatnya bermimpi tentang masa lalunya" jelas Jenny.

"Kau tau itu berbahaya, lalu kenapa kau masih melakukan ini?!" Azora geram tak habis pikir dengan apa yang Jenny lakukan.

"Apa kau tau selama ini mental Zelo telah terluka?! Kau lihat ini? Aku menemukan banyak bekas luka sayatan di tubuhnya, dia melakukannya dengan harapan bisa merasakan sesuatu meski itu rasa sakit!" Jenny menunjuk ke arah bekas luka Zelo yang tampak masih baru di pinggang dan lengannya.

"Dan yang membuatku lebih tertekan adalah akulah yang menyebabkannya seperti itu" nada Jenny memelan, airmatanya mulai mengalir.

Azora terdiam, dia bingung harus apa.

"Maaf" Azora meminta maaf.

"Untuk apa? Kau memang pantas membentak ku" Jenny mengusap air matanya. Dia menghampiri beberapa tombol yang ada di pinggir tabung, lalu menekan beberapa tombol yang membuat tabung itu menyala dan mulai terisi air.

 Dia menghampiri beberapa tombol yang ada di pinggir tabung, lalu menekan beberapa tombol yang membuat tabung itu menyala dan mulai terisi air

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Zelo mulai bereaksi, terliat jelas dia dapat merasakan sakit di sekujur tubuhnya.

"Kita basi hentikan ini jika kau tau kuat!" Jenny berteriak sambil mengetuk tabung Zelo.

Zelo membuka matanya, menatap Jenny dengan tatapan yang mengatakan bahwa ia benar-benar bisa mengatasi ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zelo membuka matanya, menatap Jenny dengan tatapan yang mengatakan bahwa ia benar-benar bisa mengatasi ini. Jenny pun akhirnya percaya.

Azora melihat jam di tangannya, ia baru ingat harus mengurus Arata dan mengantarkannya sekolah. Jenny yang menyadarinya pun mendekati Azora.

"Aku akan menyuruh Chan untuk mengurus Arata, aku tau butlermu belum selesai dengan tugasnya. Kita bisa mengobrol dengan tenang sekarang".

Tbc...

Jgn lupa vot/komen

😶

Pet (First Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang