Arata...
Saat ini aku merasa sedih, karena saat ini juga aku harus berpisah dengan Zelo senpai. Nona Jenny sudah memustuskan untuk pergi dari rumah utama keluarga Mamoru dan akan tinggal bersama Dokter Park , ya mereka ternyata teman semasa kecil.
Bukan hanya mereka yang akan pergi, aku dan tuan Azora juga memutuskan untuk pulang ke rumah kami sebelumnya.Aku pun masih belum bisa menguasai kekuatanku sendiri, Zelo senpai hanya memberi saran untuk latihanku, dia bilang kuncinya tetap ada pada katana pemberian kakek buyutku.
______________________________________
Sesampainya kami di rumah yang lama, Tuan mengajakku untuk mandi bersama. Seketika wajahku memerah, ini pertama kalinya tuan mengajakku mandi bersama setelah sekian lama.
Sebelum aku menjawab tuan memangkuku masuk kedalam kamar mandi lantai bawah yang lebih luas dibandingkan dengan yang ada di kamar tuan.
Tuan mengisi penuh bathtub dengan air hangat, lalu ia menghampiriku, membukakan bajuku dan akhirnya membuka collarku dan juga cockring yang mulai terbiasa selalu kupakai.
Lalu ia pun mulai melucuti pakaiannya hingga akhirnya kami sama-sama telanjang, wajahku memerah melihat bentuk tubuh tuan yang selama ini tak pernah kuperhatikan.
Tuan menarikku masuk kedalam tempat shower untuk membersihkan tubuh kami sebelum berendam, tuan menggosok tubuhku dengan sangat lembut seolah takut kulitku lecet.
Selesai itu tuan membawaku ke sudut kamar mandi, dimana itu adalah tempat biasa ia melakukan enema padaku, ya... Dia akan membersihkan bagian dalam lubangku, ini adalah bagian yang paling ku benci.
"Bagian ini juga harus bersih" ia mengelus daerah lubangku, menarik wajahku agar melihat ke arahnya, menciumku bersamaan dengan masuknya sebuah selang kedalam anusku.
"Ermhh" erangku tertahan, tuan mengelus dan mengocok pelan penisku untuk mengalihkan rasa aneh dari masuknya air kedalam lubangku, sampai dirasa cukup tuan menarik selang itu dan sedikit menekan perutku agar air yang sudah masuk kembali keluar.
Tuan melakukannya hingga lubangku benar benar bersih. Karena proses enema yang melelahkan membuat tubuhku menjadi lemas, tuan mengangkatku lalu kami masuk kedalam bathtub bersama, dia memangkuku, bisa kurasakan kejantanan Tuan Azora yang sudah menegang dibawah pantatku.
Aku pun memandanginya, dia tersenyum. Memelukku dari belakang sambil memainkan nipleku. Tuan membalikkan wajahku agar dia bisa menciumku, tangan kanannya turun mulai mengocok pelan penisku lagi, dan tangan kirinya mengarahkan kejantanannya untuk masuk ke lubangku lalu kembali memainkan nipleku. Ia melakukan semua itu tanpa melepaskan ciuman kami.
"Ehmmmmm" desahku saat miliknya telah masuk semua.
Ia mulai menggerakkannya perlahan tapi pasti.
"Emm... Euhhh... Emhhh emmmm" desahku tertahan mengikuti irama genjotannya.
Semakin lama tuan mempercepat temponya hingga membuatku mendesah dengan keras.
"Akh... Akh ah ah ah ha hahhha.... Tu..tuan... Akh"
"Kau menyukainya? Ahhh... Hah... Aku terlalu lama tak memanjakanmu...Ah" ucap tuan Azora sesekali ikut mendesah.
"Hahhh... Tu tuan.... Ak ah ahah... Ak..aku ccc..cuumm...cum ahhh"
Tuan semakin gencar menggerakkan pinggulnya juga tangannya yang semakin cepat mengocok penisku.
"Tu..tuannnn.... Akhhh... ARKHHH" akhirnya akupun cum, tuan berhenti bergerak agar aku dapat menikmati pelepasanku.
Tuan mengangkatku tanpa melepaskan tautan kami, kami pindah ke wastafel lalu melanjutkan herakannya.
"Lihatlah dirimu Arata, tubuhmu sedikit menyusut karna aku memanjakanmu, erghh ahhh... Tubuhmu akan berubah menjadi seorang dominan jika tak dimanjakan, sungguh berbahaya bukan? Ah..ah...ah... Mengingat kau adalah seorang Lord dalam kaummu"
Tuan takhentinya menggerakkan pinggulnya dengan pelan, seolah menikmati setiap detik dalam pergerakannya."Ah...angg...ang.. ahhh.. tuan ce..cepat lahh... Ah.." pintaku, karna milikku sudah kembali tegang.
Tuan pun bergerak dengan cepat, tak lupa tangannya memainkan penis dan nipleku. Kurasakan milik tuan membesar tanda akan keluar, begitu pula denganku. Bahkan aku sudah tak kuat.
"T-tuan c-cum.." ucapku.
Saat aku akan keluar, tuan Azora dengan cepat mencengkram kuat dan menutup lubang penisku.
"ARGHHHH...AHHH LEPAS...SA..SAKIT " teriakku.
"Tunggu lah sebentar, kita keluar bersama,, enghhh" tuan pun mempercepat dan memperdalam tusukannya.
Tak lamkemudian dia pun menekan penisnya sedalam mungkin padaku lalu melepaskan genggamannya yanh menahanku untuk cum.
"Unghhh!!!" Kami pun cum bersamaan.
"Hah... Kau harus enema lagi"
"Ouhhh jangan lagi!"
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pet (First Version)
RandomAkihiko arata, itulah nama pemberian kedua orangtuaku yang telah tiada saat umurku 8thn, mereka meninggal karena pembunuhan oleh sekelompok preman yang ingin merampok mereka saat pulang kerja, di perjalanan pulang melewati kawasan yang sepi penduduk...