11

3.5K 301 7
                                    

Arata..

Ku buka mataku perlahan, masih jam 6 pagi. 'Tunggu, kenapa aku tidak di dalam kandang?' Aku melihat sekelilingku, ternyata aku tidur di kasur tuan, lebih tepatnya di sampingnya.

Kulihat dia mengerjapkan matanya dan membuka matanya perlahan. "Kau bangun?, bagaimana perasaanmu?" Tanya tuanku.
"Lebih baik, tapi... wujudku masih seperti kemarin" jawabku.

"Itu bukan masalah. Ayo cuci muka, kita harus sarapan. Kau juga belum berkenalan dengan ayahku" dia menggendongku ke kamar mandi.

Setelah keluar dari kamar mandi aku melihat sepasang katana di meja dekat kandangku. "Tuan.. katana siapa ini?" Tanyaku.

Tuan mendekatiku "itu milikmu Arata.." ucapnya memberi jeda, "itu dari kakek buyutmu. Kemarin, aku mendatangi rumahnya untuk memastikan dia keluargamu. Tapi.. dia sudah meninggal dunia" lanjutnya menjelaskan.

"Kenapa tuan yakin beliau keluargaku?" Tanyaku.

"Joe bertemu dengannya 2 hari yang lalu, dan dia bercerita bahwa dia adalah keturunan terakhir kaum werewolf putih. Selama 100 tahun dia kehilangan anak dan cucunya. Dan 15 tahun yang lalu dia menemukan cucunya yang sudah tidak bernyawa, memeluk sebuah keranjang kosong yang menyisakan sebuah foto bayi dengan alamat panti asuhan di belakang foto itu. Dan itu adalah kau, Arata" jelasnya panjang lebar.

"Dan sekarang, kaulah keturunan terakhir dari werewolf putih" lanjutnya.

Ku pegang katana itu dengan erat, kurasakan ada kekuatan yang masuk kedalam diriku. Ku pejamkan mataku, merasakan aliran aneh yang merambat tanganku.

Aku tersenyum, dan membuka kembali mataku. "Terima kasih, tuan sudah mau repot-repot mencari tahu keluargaku" ucapku yang mulai menatapnya.

Tuan terlihat tersenyum, tapi ekspresinya berubah seketika saat melihat mataku. "Arata, matamu berubah" ucapnya sedikit panik.

Tuan Azora menariku ke luar kamar, dia membawaku ke ruang makan. Di sana sudah ada 2 orang yang aku tidak kenali. "Ayah, mata Arata berubah!. Apa itu normal?" Tanya tuanku pada lelaki usia lanjut yang terlihat berwibawa dan tegas.

'Jadi beliau ayah tuanku?' Batinku.
Yang satunya terlihat memakai alung yang sama denganku 'dan itu pasti petnya'

Ayah tuan terlihat terkejut dengan aksi tuanku, beliaupun mendekatiku. Aku langsung membungkuk memberi hormat. "Ah~ dia terlihat baik-baik saja. Kurasa itu bagian dari proses, lihatlah bahkan dia memberi hormat. Itu artinya dia dalam keadaan sadar. Shin kemarilah, kau belum berkenalan dengannya kan?" Ucapnya. Aku cukup terkejut, tampilan ayah tuanku tidak sebanding dengan perilakunya, terbukti dari elusannya di kepalaku, sangat lembut sekali.

Seseorang yang di panggil shin pun mendekatiku, dia terlihat terkejut saat melihat katana yang ku pegang. Lalu dia melihat mataku, lalu dengan cepat dia berlutut dihadapanku. Aku bingung dengan perlakuannya.

"L_lord... sa_salam dariku, kaum anjing hutan untukmu" ucapnya.

Tbc..
______________________________________

Sorry lama up + pendek.

Ada 2 hal yg bikin aku gk bisa up:

1. Mudik→ gk bisa & gk punya waktu sendirian buat bikin cerita, di rumah di suruh2 terus, & gk ada tempat yg sepi+aman buat bikin cerita.

2. Sakit→ sebelum pulang mudik sampe sekarang jg masih sakit, jd gk bisa fokus bikin cerita.
Sekarang udh mulai sembuh, jd aku usahain buat up.

Sekali lagi mohon maaf ya...
:)

Pet (First Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang