09

3.9K 285 12
                                    

Author..

"Arata, aku akan pergi sebentar. Kau tunggu di sini saja, ya?" Ucap Azora sambil menyuapi Arata makan siang dipangkuannya.

"Apa tuan akan mengurungku di kandang itu seharian?" Tanya Arata.

Azora tidak menjawabnya. Arata tertunduk. Dia sangat benci dikunci di kandangnya dan sendirian.

"Tenang lah aku hanya pergi sebentar, lagi pula tinggal 6 hari lagi. Dan aku sudah menyiapkan darahku dalam kantung infus, kau bisa meminumnya sambil menungguku". Ujar Azora.

Arata hanya menganggukkan kepalanya. Dan menyenderkan kepalanya di bahu Azora.

"Sepertinya kau sudah mengantuk" Azora pun menuntun Arata kekamar dan masuk kedalam kandangnya.

"Apa kau mau meminum darahnya sekarang?" Tanya Azora setelah mengunci Arata di kandangnya dengan sidik jari.

"Ya, kurasa aku mau sekarang" jawab Arata.

Azora mengambil kantung infus di dalam kulkas kecil, menggantungkannya di atas kandang Arata.

"Kau bisa meminumnya lewat selang infus ini" Ucap Azora sambil memberikan selang infus pada Arata.
Arata langsung menerimanya dan mulai meminumnya sambil terlelap.

Azora..

"Aku pergi dulu" ucapku sambil mengelus kepala Arata yang mulai terlelap, lewat sela jeruji kandangnya.

Ini kedua kalinya aku menyerahkan darahku tanpa digigit Arata. Ini adalah usul Joe. Dia pikir jika aku memberikan darahku saat Arata tidak mengamuk, Arata akan lebih terkendali dari sebelumnya. Dan itu memang berhasil. Arata hanya berubah fisik saat kambuh, tidak ada teriakan dan amukan yang berlebih, hanya geraman Arata yang mencoba mengendalikan diri.

______________________________________

Author..

Azora dan Joe sudah sampai di kediaman seorang kakek yang di temui Joe kemarin. Namun, pemandangan yang Azora dan Joe kini lihat adalah sebuah suasana duka. Tidak banyak orang disana, tapi semuanya memakai pakaian serba hitam.

Disana terdapat karangan bunga duka cita yang tertera nama AKIHIKO YUUMA.

Azora pun memutuskan untuk masuk kedalam bersama Joe.

"Permisi apa terjadi sesuatu dengan kakek itu?" tanya Joe pada salah seorang pria dewasa yang menerima tamu. Terlihat matanya yang memancarkan keserihan.

"Oh, kau yang kemarin kan?" Tanya orang itu yang terliha, yang di angguki Joe.

"Saya tetangga terdekat kakek ini. Saya selalu mengirim makanan untuk beliau. Namun, kemarin malam saat aku ingin memberikan makan malam untuknya. Kulihat beliau terbaring di lantai sudah tidak bernyawa..." Jelasnya memberi jeda.

"Memang saat aku bertemu dengannya pertama kali, belau memang sering sakit dan bertambah parah seiring berjalannya waktu. Kurasa beliau sudah tidak kuat menahan sakitnya untuk menemukan cicitnya" jelas pria itu lagi.

"Sebenarnya kedatangan kami kesini untuk mempertemukan beliau dengan cicitnya." Ujar Joe.

Pria itu sedikit tertegun. Lalu dia mengambil sepasang katana yang di letakan di bawah foto sang kakek.

 Lalu dia mengambil sepasang katana yang di letakan di bawah foto sang kakek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Akihiko Yuuma)

"Apa kalian benar-benar tahu dimana cicit beliau?" Tanya pria itu memastikan.

"Ya, saya kembali kemari untuk mengantar tuan saya yang ingin bertemu dengan beliau untuk menanyakan beberapa hal. Dan mempertemukan beliau dengan cicitnya yang saat ini sedang sakit" jelas Joe.

"Kalau begitu. Ini, tolong berikan pada cicit kakek itu. Kakek Akihiko memintaku menyerahkan ini pada cicit beliau jika aku menemukannya." Pria itu memberikan Katana yang tadi dia ambil kepada Azora.

Tbc..

================================

Sorry pendek...

Lg berusaha nyusun cerita, jd klo panjang mungkin upnya agak lama.

Pet (First Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang