Arata pov.
Kubuka mataku dengan perlahan, semua badanku tak bisa digerakkan. Sepertinya aku ada di rumah sakit, tangan kanan dan kaki kiriku di gips, sepertinya patah. Ditangan kiriku terpasang selang infus. Ruangan ini lebih mirip hotel dibanding RS, aku yakin ini ruang VVIP.
Tak lama pintu terbuka dan ternyata itu tuanku sendiri, "Arata kau sudah bangun? apa kau merasa kesakitan? Aku langsung panik saat temanmu menggendongmu sampai gerbang saat aku menunggumu" ucapnya yang terlihat begitu khawatir padaku. Dia mengelus pipiku dan mencium keningku.
"Aku tak bisa bergerak, semuanya sakit sekali" aku meringis saat berusaha bergerak membenarkan posisiku.
Ku lihat kak Azora menekan tombol untuk memanggil dokter dan perawat. Beberapa saat kemudian dokter dan beberapa perawat masuk ke ruanganku.
"Dia baik-baik saja, luka beratnya membutuhkan waktu 3 bulan pemulihan, dan seluruh badannya akan sulit di gerakkan dan sakit jika di paksa. Sulit dipercaya dia tidak mengalami trauma yang berat, tapi ada kemungkinan kejadian itu bisa membuatnya mimpi buruk dan mengalami serangan panik. Saya sudah menyiapkan resep obatnya. Dia bisa pulang 3 hari lagi, tapi untuk lebih baiknya dia tidak boleh melakukan aktivitas berat dan bepergian selama 1 bulan" jelas dokter panjang lebar.
"Bagaimana dengan serangan panik yang mungkin terjadi?" Tanya Azora
"Kau cukup tenangkan dia, biasanya yang sedang terkena serangan panik dia akan sulit bernafas. Buatlah dia tenang dan bernafas dengan perlahan, sebaiknya kau tidak meninggalkannya sendiri setelah terkena serangan panik dan berikan dia perhatian yang lebih" jelas dokter.
______________________________________
3 hari kemudian
Author..
Arata sudah di perbolehkan pulang, tidak seperti dokter bilang, dia tidak mengalami serangan panik atau mungkin belum. Proses penyembuhannya pun jauh lebih cepat, tp tangan dan kakinya masih belum sembuh.
"Azora apa kau sudah mengurus anak-anak yang membully Arata?" tanya jenny. Sejak kasus pembullyan Arata, jenny lah yang paling perhatian pada Arata, dia selalu ada di samping Arata saat Azora sibuk mengurus masalah pembullyan di sekolah Arata.
"Semua anak yg terlibat sudah aku keluarkan, dan wakil kepala sekolah sudah aku pecat dan memblack listnya dari semua perusahaan yang berhubungan dengan ayahku" jelas Azora.
Sesampainya di rumah, jenny meminta Azora untuk mengijinkannya menginap dan mengurus Arata. Azora sedikit curiga, 'kenapa jenny sangat perhatian pada Arata, bahkan dia selalu di dekat Arata dan mengurusnya' batin Azora.
"Jenny, apa kamu tidak ada kerjaan lain? Bukankah kamu punya perusahaan yang harus kamu urus? Ini sudah 5 hari kamu tidak pulang kerumah" tanya Azora menyelidik.
"Sudah aku bilang, aku sangat khawatir pada Arata. Aku menyayanginya seperti petku sendiri. Untuk masalah pekerjaanku, aku sudah menyerahkannya pada ayahku, karena itu bukan tanggung jawabku" jelas jenny berusaha meyakinkan Azora.
"Jenny, kau tidak perlu mengkhawatirkan Arata seolah-olah dia adalah petmu. Aku adalah pemiliknya, kau kira aku tidak bisa mengurusnya?! Dia adalah tanggung jawabku" Azora menimpali.
"Kalian berdua sudahlah, jangan bertengkar" mika melerai mereka berdua. "Mico, kau temani Arata di kamarnya ya" suruh mika yang langsung di patuhi mico.
"Azora.., aku akan membuat pengakuan padamu. Aku memang menyukai petmu, dia adalah targetku sebelum kau menemukannya. Aku sangat menginginkannya, bahkan melebihi rasa keinginanku memiliki perusahaan ayahku yang notabennya perusahaan terbesar ke 4 di jepang" jelas Jenny mengakuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pet (First Version)
LosoweAkihiko arata, itulah nama pemberian kedua orangtuaku yang telah tiada saat umurku 8thn, mereka meninggal karena pembunuhan oleh sekelompok preman yang ingin merampok mereka saat pulang kerja, di perjalanan pulang melewati kawasan yang sepi penduduk...