13

3.4K 232 6
                                    


"Arata, kau tidak tidur? Apa ada yang kau pikirkan?" Azora bangun dari tidurnya dan menghampiri arata yang duduk di depan jendela.

"Tuan. Tuan bilang Joe bertemu kakek buyutku, dan beliau bercerita tentang cucunya yang meninggal 15 tahun yang lalu sambil memeluk keranjang dan ada alamat panti asuhanku dulu, bkan?" Tanya Arata.

"Iya, memangnya ada apa?" Azora memeluk Arata agar tak kedinginan.

"Tapi, orang tuaku meninggal saat aku umur 8 tahun dan mereka meninggal sebagai korban perampokan bersenjata. Dan.. setelah itu baru lah aku di titipkan di panti oleh pengasuhku" Arata menunduk sedih, mengingat kejadian itu.

"Iya, aku tahu. Itulah sebabnya aku menyuruh Joe untuk menyelidiki lebih lanjut mengenai latar belakang keluargamu yang sebenarnya" Azora beralih menatap keluar jendela, menatap hujan yang tak begitu deras diluar sana.

"Kau tahu? Kemarin Joe bertemu dengan kepala pengurus panti asuhanmu dulu"

"B-benar kah. Apa dia baik-baik saja?"

"Ya, dia terlihat sangat baik. Dia bekerja sebagai pengelola toko bunga di osaka" Azora memberikan sebuah foto seorang wanita paruhbaya yang sedang menata bunga.

"Joe bertanya banyak hal padanya, terutama tentang kau. Beliau menceritakannya dari awal dia bertemu denganmu. Dia bilang, kau dititipkan di panti saat masih bayi. Ayahmu mengalami sakit keras dan takk memiliki biaya untuk membesarkanmu, sedangkan ibumu meninggal saat melahirkanmu" Azora memberu jeda, dilihatnya Arata yang meneteskan air mata saat mendengar penjelasannya.

"Saat usiamu genap 4 bulan, sepasang suami istri mengadopsimu. Mereka sudah 3 tahun bersama, tapi mereka tidak memiliki keturunan, lebih tepatnya mereka tidak bisa memilikinya karena sebuah kecelakaan yang membuat sang istri mandul. Mereka sangat bersyukur atas kehadiranmu yang memberi warna dalam rumah tangga mereka. Mereka juga tidak mengganti nama aslimu, sebagai penghormatan kepada orangtua kandungmu. Mereka adalah orangtua yang merawatmu Arata" jelas Azora panjang lebar.

Arata menangis dalam diam, Azora mengeratkan pelukannya untuk menenangkannya.

Arata merasa sangat merindukan orangtua angkatnya, karena banyak hal yang belum dia lakukan bersama mereka. Dia juga ingin mengetahui wajah kedua orangtua kandungnya, yang sayangnya dia tidak akan pernah tau seperti apa mereka.

Azora membaca pesan dari ayahnya. Lalu dia membawa Arata ke kasurnya tanpa melepas pelukannya. Dia mencium kening Arata dan bibirnya yang pucat.
"Tidurlah, besok kau harus ke sekolah sangat pagi. Aku harus menemui rapat di perusahaan ayah. Dia tidak bisa menghadirinya, karena harus membawa shin ke RS" seketika Arata terkejut mendengarnya.

"Apa yang terjadi?" Tanyanya begitu khawatir.

"Sepertinya ayah menghukumnya terlalu keras. Sudahlah dia pasti baik-baik saja"

Skip~
______________________________________

06.55

Pagi ini Arata sampai di sekolah lebih awal karena keperluan Azora.

Kelas-kelas masih sangat sepi. Teman-temannya pun belum berdatangan, termasuk teman baiknya Hogora.
Merasa bingung dengan apa yang harus dia lakukan, Arata lebih memilih untuk tidur di kelasnya karena kondisinya yang lemah, membuatnya sering mengantuk.

Jenny
(Bahasa korea)
(Bahasa jepang)

"Nona kita sudah sampai di sekolah yang anda maksud"

"Turun dan bawa dia, Chan" perintahku.

"Apa perlu aku menggunakan obat bius, nona?" Tanyanya.

"Gunakan sedikit saja, aku yakin dia sedang tidur di kelasnya. Karena kondisinya yang melemah" ucapku.

"Baik nona"

Setelah sekian lama aku menahan diri, akhirnya aku bisa merebut apa yang memang seharusnya milikku.

Aku pulang ke korea untuk mengurus perusahaan ayahku, sekaligus berusaha membuat izin Azora atas kepemilikan Arata dicabut dan membuat izin kepemilikan Arata yang baru atas nama diriku. Dan akhirnya jirih payahku membuahkan hasil yang memuaskan, izin Azora telah dicabut karena dianggap mengabaikan keadaan petnya.

Aku sengaja menyerahkan foto Arata yang baru-baru ini terlihat sangat tidak baik, sebagai bukti pada pihak berwajib. Sebenarnya banyak majikan yang memperlakukan pet dengan tindak kekerasan, namun jika tidak ada yang melapor dan meminta peralihan kepemilikan pada pelapor, maka hal seperti itu akan tetap dibiarkan dan dianggap sebagai hal biasa untuk menghukum pet yang bersikap buruk.

Aku juga menyuruh salah satu bawahanku untuk memantau keadaan Arata tanpa dicurigai Azora.
Setelah izinku keluar, aku kembali ke Tokyo untuk membawa Arata ke negaraku. Aku juga sudah menelfon pihak sekolah Arata, tapi sepertinya Azora belum mengetahuinya.

Yang aku tahu, perusahaan milik ayah Azora mengalami penurunan saham di beberapa perusahaan cabang. Pasti itu yang membuat Azora sangat sibuk dan lebih mementingkan dokumen perusahaannya, dan menunda penerimaan dokumen yang tidak berkaitan dengan perusahaannya.

Tak lama pintu mobilku terbuka, Chan meletakkan Arata yang sedang tidur disampingku. Wajahnya tampak semakin pucat dibanding sebelumnya.

"Apa nona ingin mampir ke suatu tempat?"

"Tidak, langsung ke bandara saja. Kita pulang ke korea" jawabku sambilterus membelai wajah Arata yang ada di pangkuanku. 'Maaf membuatmu lama menunggu dan membiarkanmu tersiksa dengan kondisimu sekarang' batinku lalu mengecup dahi Arata dengan sepenuh hati.

Tbc...

Pet (First Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang