Jenny
Sudah masuk bulan ke 5 aku mengurung diriku di kamar, hanya keluar jika Chan membawaku ke halaman belakang di malam hari untuk melihat bintang. Kami sekarang tinggal di rumah utama, aku sangat terpukul karena kehilangan Arata. Tak seperti sebelumnya yang selalu punya rencana, sekarang aku sudah tidak tau harus bagaimana lagi. Aku sudah sangat menyayangi Arata, dan aku selalu teringat saat-saat aku menyiksanya sebagai hukuman, aku menyesal melakukannya.
Wajahnya yang terlihat ketakutan melihatku, selalu menjadi mimpi buruk di setiap mimpiku. Aku menerima kabar dari anak buahku tentang keadaannya, dia terlihat sangat baik, aku hanya menugaskan anak buahku untuk memotret Arata sesekali saat aku sudah tak tahan ingin melihatnya, itu kulakukan agar Azora tak curiga. Aku semakin tertekan saat aku melihat wajahnya di foto yang membuatku tak bisa mengelus kepalanya dan memeluknya lagi.
Belum lagi tangan kiriku yang lumpuh semakin memperburuk keadaan, aku bahkan mengira akan benar-benah kehilangan tanganku, Zelo berhasil menggigit tanganku hingga beberapa saraf terputus beruntung tanganku tak perlu di amputasi yang akan membuatku terlihat cacat dengan jelas, tanganku masih bisa merasakan sesuatu tapi tak bisa bergerak.
Mengingat Zelo, aku menyesal telah membuangnya, beberapa jam setelah anak buahku membuang Zelo, seseorang membawa Zelo pergi, anak buahku bilang mereka tidak menemukannya saat mereka kembali dan tidak ada jejak karena tertutup salju. Entah kenapa kini aku pun menginginkannya, dan mengingat itu perasaan menyesal pun bertambah.
Seandainya aku memungut Zelo, mengobatinya, mengurusnya, seandainya aku mengatakan yang sebenarnya dan tidak bersandiwara dengan menyiksanya mungkin aku tidak merasa lebih kehilangan dan sangat bersalah seperti ini. 'apa dia masih hidup?' pikirku.
"noona kenapa kau melamun lagi..?" Chan datang membawakanku makan malam.
"ap- apa dia masih hidup?" tanyaku mengalihkan perhatianku dari jendela gelap yang menampakkan bulan sabit untuk menatap Chan.
"hem? Siapa maksud noona?" tanyanya yang tidak mengerti siapa yang aku maksud.
"Zelo..." lirihku menunduk lesu.
"apa noona ingin tau? Kalau begitu aku akan mencarikan infonya untuk noona" Chan menyimpan makananku di atas meja kecil dipangkuanku yang sebelumnya dia pasangkan. Dia pun berjalan menuju meja dimana aku meletakkan Laptopku. Dia mengambilnya dan duduk disampingku.
Chan mulai sibuk mencari-cari sesuatu di laptop, aku memperhatikannya sambil memakan makan malamku.
"ahh ternyata dia masih menggunakan data yang lama, oh! Dia menyimpan beberapa foto baru..." Chan pun menemukan profil ilegal nya Zelo yang lama, dan ternyata dia masih memakainya.
"dia melakukan transaksi gelap, itu berarti dia menjalankan bisnis mafia yang dulu dia tinggalkan" Chan memberi tau ku.
"hemm kau akan suka ini noona, dia berfoto dengan Arata memakai seragam sekolah yang sama, apa kini noona ingin mendapatkan Zelo?" Chan memperlihatkan gambar Zelo bersama Arata, seketika aku tersenyum, tak terasa mataku mengeluarkan air mata.
"aku masih menginginkan Arata, tapi... Aku juga menginginkan Zelo... Hiks... Aku sangat menyesal menolak permintaan oppa dulu, aku.. Hiks aku bahkan bersandiwara di depan Zelo dengan menyiksanya... Aku membohongi perasaanku sendiri hikss. Maafkan aku Yongnam oppa hiks hiks.." tangisku seketika pecah, Chan yang melihat tangisanku, berusaha untuk menenangkanku.
"aku menyesal... Hiks... Aku menyesal telah menyakiti Arata... Aku menyesal membuatnya takut padaku.. Hiks... Dan aku juga menyesal membuat Zelo mengamuk, membuangnya, dan membuatnya hampir mati... Hiks..hiks..hiks, aku menyesal tak memenuhi keinginan terakhir Yongnam oppa untuk mengurus Zelo dulu, maaf oppa maaf hiks.." aku terus mengocehkan kemarahanku pada diriku sendiri, terus meminta maaf agar sampai ke surga sana.
Chan memelukku dan mengelus punggungku hp, nyaman hingga aku pun mulai tenang.
"aku sangat terkejut saat noona mengaku membunuh Yongnam hyung, padahal ayahnya sendiri yang membunuhnya, kenapa noona lakukan itu?"
"ak-aku tak ingin Azora membongkar rahasiaku pada Zelo, aku bingung harus bagaimana saat itu. Dan aku semakin panik saat Zelo mengamuk, aku menguatkan mentalku untuk menembaknya.. Hikss aku menyakitinya hiks dia bisa saja terbunuh..." aku mulai menangis kembali.
"lalu kenapa noona membuangnya"
"Agar dia bisa bertemu kembaran Yongnam oppa, aku tau Yongguk oppa yang memungut Zelo saat aku membuangnya. I-ini sudah terencana, A-Azora merencanakan ini semua" aku baru menyadarinya, Azora terlalu banyak mengetahui hubunganku dengan keluarga Bang termasuk Zelo. 'dia merencanakan ini semua' batinku.
"sudahlah jangan memangis, Ayo kita cari cara agar noona bisa mendapat keduanya tanpa merasa takut akan kehilangan lagi" Chan membereskan bekas makanku dia memberiku obat penenang yang selama 3 bulan terakhir ini aku minum, dia menuntunku untuk berbaring lalu menyelimutiku, mengucapkan selamat malam lalu pergi.
Zelo...
Entah kenapa sejak kejadian di rumah Jenny aku merasa ada yang salah, tapi aku masih belum yakin apa yang salah. Banyak yang tak ku ingat saat kejadian itu karena aku diluar kendali.
Yang terakhir ku ingat adalah dimana Jenny mengaku dia yang membunuh tuan Yongnam, setelah mendengar pengakuan itu aku yang sudah sulit menahan kesadaranku langsung merasakan sakit di kepalaku dan pandanganku perlahan menggelap dan aku tak ingat lagi, aku bahkan tak sempat membaca pikiran Jenny apa yang dikatakannya itu benar atau hanya kebohongan. Seandainya aku bisa menahan diri lebih lama mungkin perasaan yang membingungkan ini tak akan ada.
Aku juga masih ingat saat dia mencambukku dan terus menyiksaku, aku melihat pupil matanya sedikit bergetar terliha ada keraguan.
"Zelo kau melamun?"
"ah hyung kapan kau datang?"
"aku baru saja menyelesaikan pertemuan bisnisku di cafe seberang, aku kesini untuk melihatmu" hyung mendekatiku mencium pipiku singkat.
"apa yang mengganggu pikiran kucing manisku ini hemm?"
"aku akan bilang saat kita dirumah, aku banyak pesanan mistery box di darkweb ku saat ini" aku kembali mengalihkan perhatianku pada komputerku yang memperlihatkan foto barang yang akan dimasukkan ke dalam mistery box yang ku jual.
"hemm ok, bagaimana sekolahmu hari ini?"
"ya.. Seperti biasa aku membuat seluruh guru kebingungan dengan hasil ulangan rutin setiap bulan. Dan yaa.. Lagi-lagi mereka menyuruhku untuk tak perlu datang ke sekolah untuk belajar, mereka hanya menyuruhku untuk sekolah di bulan depan. Untung saja aku sudah menyingkirkan Hana jadi Arata akan aman" laporku pada hyung.
Dia terkekeh "seharusnya kau tak mengerjakan ulangan itu dengan serius agar kau bisa menikmati masa sekolahmu" nasihatnya, sama seperti sebelum-sebelumnya.
"aku kan sudah bilang, aku tak menyukainya, aku tak suka dikeramaian dalam waktu sesering itu. Lagipula tugasku menjauhkan Hana dari Arata sudah selesai"
"kau kirim anak itu kemana?"
"Hana? Aku mengirim dia sekeluarga ke Paris, aku tak tega untuk memindahkannya ke tempat yang terpencil"
Yongguk hyung hanya mengangguk, pergi berbaring di sofa lalu memejamkan matanya.
"aku akan beristirahat selama 1 atau 2 bulan, kita akan habiskan waktu bersama. Aku menyerahkan pekerjaanku pada Shin untuk 1 bulan kedepan" ucapnya masih tetap menutup matanya.
"aku juga ingin meluruskan permasalahan yang pastinya juga berhubungan dengan apa yang kau lamunkan tadi" jelasnya lg. Aku mengernyit, dan baru teringat bahwa pikiran Yongguk hyung dan aku terhubung.
Aku pun hanya mengengguk meresponnya.
Tbc...
Jangan lupa vot and coment😘
See you😙
KAMU SEDANG MEMBACA
Pet (First Version)
RandomAkihiko arata, itulah nama pemberian kedua orangtuaku yang telah tiada saat umurku 8thn, mereka meninggal karena pembunuhan oleh sekelompok preman yang ingin merampok mereka saat pulang kerja, di perjalanan pulang melewati kawasan yang sepi penduduk...